Kamis, 26 Agustus 2010

Sentuhan Ngentot Pertama

Sentuhan Ngentot Pertama

Kumpulan Cerita Dewasa,Namaku Lia, aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Asalku sendiri dari Bandung dan di Jakarta aku kost di sebuah rumah kost wanita di Jakarta Selatan. Ada sekitar 12 orang kost di tempatku dan sebagian besar masih kuliah seperti aku walaupun ada juga yang sudah bekerja. Aku cukup beruntung karena berasal dari keluarga yang berkecukupan, malah mungkin dapat dibilang cukup berlebihan.

Satu hal yang membedakan aku dengan wanita-wanita normal lainnya adalah sejak kecil aku tidak pernah tertarik pada pria. Sebenarnya banyak pria yang suka denganku sejak aku masih SMU. Teman-temanku juga banyak yang heran mengapa aku belum punya pacar juga, karena menurut mereka aku cantik. Aku selalu bilang kalau belum ada yang kusuka dan aku belum mau cepat-cepat pacaran. Ada juga yang pernah bercanda dan bilang kalau mungkin aku seorang lesbian. Sebenarnya temanku itu betul, tapi aku tidak berani mengakuinya.

Terus terang aku malu sekali bila ada yang tahu kalau aku seorang lesbian. Orangtuaku juga pasti marah besar dan kecewa bila tahu keadaanku yang sebenarnya. Apalagi mereka juga tergolong sangat religius dan aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di Bandung. Baru sejak aku kuliah dan pindah ke Jakarta aku dapat menyalurkan keinginanku yang sudah bertahun-tahun kupendam dan kadang sangat menyiksa itu.

Waktu di SMU aku pernah punya teman dekat wanita. Kami sering pergi berdua dan aku suka sekali sama dia. Tapi sampai hari ini pun perasaan itu tidak pernah kuutarakan kepadanya karena aku tahu dia bukan seorang lesbian sepertiku dan aku tidak mau merusak persahabatanku dengannya.

Pengalaman pertamaku dengan wanita dimulai sekitar satu tahun lalu. Di tempat kostku ada seseorang yang kebetulan juga kuliah di kampus yang sama denganku walaupun dia beda fakultas, sebut saja namanya Tasya. Tasya tidak punya kendaraan, jadi dia sering ikut mobilku ke kampus. Kami juga sering pergi ke mall atau nonton bersama, sehingga dalam waktu yang singkat hubungan kami menjadi cukup dekat.

Tasya anaknya sangat cantik (dia sekali-sekali melakukan pemotretan sebagai model dan pernah menjadi cover girl di salah satu majalah remaja), kulitnya putih mulus dan badannya juga tinggi langsing. Sebenarnya sejak dari awal aku kenal dia aku sudah suka dia, tapi sekali lagi, perasaan itu kusimpan dalam-dalam karena aku tidak tahu apakah dia juga seperti aku atau seperti gadis normal lainnya. Yang kutahu dia belum pernah punya pacar cowok juga.

Di malam hari kami sering main ke kamar masing-masing untuk ngobrol atau nonton film. Kamar Tasya juga ada kamar mandinya dan biasanya dia hanya melilitkan handuk setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian di depanku. Mungkin karena aku wanita juga, jadi dia tidak malu-malu, pikirku. Di kamar biasanya Tasya hanya mengenakan baju kaos longgar tanpa BH atau celana dalam lagi. Aku sering mencuri-curi pandang ke kemaluannya yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang lebat. Hampir seluruh badannya ditumbuhi bulu-bulu halus dan ini menambah keseksian dia.

Setelah beberapa bulan kami dekat, aku masih belum tahu kalau dia juga seorang lesbian sepertiku. Aku baru tahu setelah dia sendiri mengaku kepadaku. Kejadiannya sekitar 7-8 bulan yang lalu. Waktu itu aku sedang baca majalah di kamar dan Tasya main ke kamarku, katanya mau nonton VCD di kamarku. Sambil dia nonton, aku pergi mandi dan waktu aku selesai mandi aku sengaja keluar tanpa mengenakan apa-apa. Hal ini tidak pernah kulakukan sebelumnya karena sebenarnya aku cenderung pemalu dan tidak biasa memamerkan tubuh telanjangku ke orang lain. Aku hanya mau melihat reaksi Tasya saja kalau melihat aku dalam keadaan telanjang.

Begitu aku keluar kamar mandi, dia cukup kaget melihatku. Matanya terus memandangi tubuhku dari atas ke bawah dan dia berkomentar kalau badanku seksi dan dia suka buah dadaku yang menurutnya walaupun tidak begitu besar tapi kelihatan kencang. Tidak tahu kenapa, saat itu aku tidak merasa malu walaupun Tasya terus memandangku, dan malah aku sengaja berlama-lama mengeringkan rambutku sambil menghadap ke arahnya.

Setelah itu aku mengenakan baju tidur putih yang bahannya cukup tipis tanpa mengenakan apa-apa lagi seperti yang biasa dilakukan Tasya. Aku duduk bersila di depannya dan kami mulai mengobrol seperti biasanya. Karena posisi dudukku dan baju tidurku yang cukup pendek, Tasya dapat melihat kemaluanku dengan jelas, dan kuperhatikan dia beberapa kali melihat ke arah situ.

Pembicaraan kami pun berlanjut dan Tasya menanyakan aku apakah aku pernah pacaran dengan wanita, karena dia heran kenapa sampai saat ini aku belum pernah punya pacar cowok. Aku bilang belum dan aku tidak melanjutkan jawabanku lagi. Hal yang sama kutanyakan ke Tasya dan jawabannya sungguh di luar dugaanku. Tasya mengaku kalau sebenarnya dia adalah seorang lesbian dan dia pernah punya pacar wanita sewaktu di SMU. Terus terang, pernyataan itu membuat hatiku berbunga-bunga karena dia adalah wanita pertama yang kusuka dan kebetulan juga seorang lesbian.

Aku beranikan untuk berterus terang ke Tasya kalau aku juga seperti dia dan bahwa sudah lama aku memendam perasaan padanya. Tasya tersenyum dan mengatakan bahwa dia juga punya perasaan yang sama, tapi juga tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepadaku sebelum dia yakin kalau aku juga suka sama dia. Tasya kemudian merebahkan kepalanya di pangkuanku.

Sambil membelai rambutnya, kami terus ngobrol dan menyesalkan kenapa selama ini masing-masing selalu berpura-pura dan tidak berani berterus terang. Aku bilang kalau aku takut dia malah menjauhiku kalau tahu aku seorang lesbian, karena sampai hari itu pun aku juga tidak tahu kalau Tasya seperti aku juga.

Beberapa saat kemudian Tasya mengajakku naik ke ranjang. Kami berciuman lama sekali, dan itulah pengalaman pertamaku berciuman dengan seseorang. Tasya kelihatan sudah cukup ahli dan tangannya mulai turun dan memegang buah dadaku. Aku sudah mulai terangsang dan aku minta dia untuk melepaskan baju tidurku.

Sambil berdiri, Tasya melepaskan baju kaos yang dikenakannya, tetapi masih mengenakan celana dalamnya. Kemudian dia menarik baju tidurku ke atas sehingga aku tidur telentang di hadapannya tanpa mengenakan apa-apa lagi. Tasya kemudian mulai menciumi buah dadaku dan menjilati kedua putingku. Aku sudah sangat terangsang dan kemaluanku mulai basah.

Ciuman Tasya mulai turun dan dia kemudian membuka kedua kakiku lebar-lebar. Rambut kemaluanku disibakkan dan Tasya mulai menjilati klitorisku. Aku terus mengerang sambil memejamkan mata. Hanya dalam selang waktu beberapa menit aku menikmati ciuman pertamaku, sentuhan seorang wanita dan sekarang pertama kalinya juga seseorang menjilati kemaluanku.

Tasya terus memainkan lidahnya di kemaluanku dari atas ke bawah dan beberapa kali menghisap klitorisku seperti menghisap sedotan. Aku orgasme beberapa kali dan sepertinya Tasya tidak memberikan kesempatan kepadaku untuk bernapas dan terus memainkan lidahnya dan menjilatiku dengan semakin bernafsu.

Setelah puas menjilatiku, dia memintaku untuk melakukan hal yang sama kepadanya. Aku mulai dengan menjilati buah dadanya yang lumayan besar dan putingnya yang berwarna merah kecoklatan. Putingnya juga besar dan sepertinya sensitif sekali, karena Tasya langsung mendesah-desah dengan keras begitu aku menjilati putingnya. Tasya memintaku untuk menjilati kemaluannya, tapi aku masih belum puas bermain-main dengan putingnya yang seksi itu.

Jilatanku terus turun sampai ke kemaluannya. Celana dalamnya belum kulepaskan, dan di sebelah kiri kanan celananya terlihat rambut kemaluannya yang lebat. Aku mulai dengan menjilati sebelah kiri dan kanan selangkangannya. Tasya terus mendesah dan membuka kakinya lebih lebar lagi. Dia memintaku untuk melepaskan celananya, dan sambil pantatnya diangkat sedikit, kulepaskan celana dalamnya perlahan-lahan, dan terlihatlah dengan jelas kemaluannya.

Kulanjutkan dengan menjilati kemaluannya, matanya dipejamkan dan kedua tangannya ditaruh di atas kepalaku sambil sedikit menekan-nekan dan mengarahkan jilatanku ke klitorisnya. Ternyata menjilati kemaluan wanita sangat nikmat, lebih dari yang selama ini kubayangkan. Aku membuka bibir kemaluan Tasya dan kujilati bagian dalamnya yang berwarna kemerahan. Tasya sudah sangat basah dan semakin keras mengerang.

Kemudian Tasya memintaku untuk bangun dan melakukan posisi 69 dengan tubuhku berada di atas tubuhnya. Kami saling menjilati kemaluan satu sama lain sampai akhirnya kami beberapa kali orgasme. Setelah lelah, kami berciuman kembali dan tidur berpelukan sepanjang malam. Aku benar-benar menikmati pengalaman pertamaku ini, apalagi dengan orang secantik dan selembut Tasya.

Setelah malam itu, kami sering bercinta. Kadang-kadang aku menginap di kamarnya atau dia di kamarku. Memang kami tidak berani untuk tidur bersama setiap malam untuk menghindari omongan teman-teman kost lainnya.

Percintaan kami berakhir dua bulan yang lalu waktu Tasya beserta keluarganya pindah ke Australia. Aku sangat kehilangan dirinya dan tidak tahu apakah aku akan mendapatkan orang seperti dirinya lagi.

Saat ini aku sangat kesepian dan kadang-kadang timbul keinginan untuk menceritakan keadaanku yang sebenarnya ke orang lain, mungkin saja dengan begini aku akan lebih mudah mendapatkan teman wanita. Tapi sepertinya saat ini aku belum siap dan aku terlalu takut orangtuaku akan kecewa dan marah besar kalau mereka tahu satu-satunya anak wanitanya adalah seorang lesbian.Koleksi Cerita Dewasa Terlengkap

Perjalanan Seks Chintya

Thursday, April 9th, 2009

Kumpulan Cerita Dewasa,Setelah percumbuanku dengan tante Layla dan tante Dewi, aku ingin melakukannya lagi. Aku berharap kedua tante tersebut datang lagi ke rumahku pada saat sepi. Harapanku tinggal harapan sampai pada pertengahan bulan Mei tahun 2000 lalu aku melakukannya lagi, meskipun bukan dengan tante Layla dan tante Dewi. Aku melakukannya lagi dengan temanku sendiri yang bernama Chintya.

Saat itu aku, Chintya dan beberapa teman yang lain mengadakan kegiatan camping di sebuah lereng gunung. Setelah mendirikan tenda, aku dan Chintya mencari air sekalian mandi di sungai yang berada beberapa meter ke bawah dari tempat camping itu. Kami berdua sama-sama memakai celana jeans dan kaos oblong putih sambil berkalungkan handuk.

Aku ingat lagi ketika Chintya terjatuh masuk ke air. Pakaiannya basah sehingga bagian dalam tubuhnya kelihatan. Dia memakai BH hitam. Aku terangsang dengan keadaannya. Aku lalu menolongnya dan pura-pura terjatuh tepat di hadapannya. Dia lalu mencipratkan air ke tubuhku. Kuajak dia mandi sekalian dan diapun mau. Dia lalu naik ke atas batu dan melepas kaos dan celananya. Kemudian dia duduk bersimpuh dan mengambil sabun yang ada di saku celananya. Posisiku waktu itu berada di belakangnya. Aku semakin terangsang melihatnya hanya memakai pakaian dalam sedang menyabuni tubuhnya.

Aku cepat-cepat melepas pakaianku dan kusisakan CD-ku, kuhampiri dia dan dari belakang aku melepas BH-nya. Dia tidak menolak ketika tanganku mengambil sabun dari tangannya. Aku lalu menyabuni kedua payudaranya yang sama besar dengan punyaku dari belakang sambil meremasnya. Dia membalikkan tubuhnya. Aku jadi leluasa menyabuni tubuhnya. Rupanya dia merasa aku tidak adil. Ketika aku meremas payudara kirinya dia mengambil busa sabun yang ada di payudara kanannya kemudian diusapnya kedua payudaraku. Aku memotong sabun itu dan kuberikan potongannya ke Chintya. Sekarang kami saling menyabuni kedua payudara. Kuberanikan diri mencium bibirnya. Dia membalasnya dengan lembut.

Perlahan-lahan sambil kucium, dia kurebahkan di atas batu dan kuratakan sabunnya ke seluruh tubuhnya bagian atas sampai busanya hilang. Demikian juga dengan apa yang dilakukan pada tubuhku. Sekarang tubuh kami berdua sudah kering dari busa dan kutindih dia sehingga kedua payudara kami saling menempel. Kami terguling dan posisi Chintya sekarang di atasku. Dia lalu berdiri dan cepat-cepat aku dari belakang memeluknya. Aku mendesah ketika kedua payudaraku menempel di punggungnya. Tanganku meremas kedua payudaranya dan turun ke bawah masuk ke dalam CD-nya. Tetapi dia kurang suka dengan sikapku ini sehingga dia menarik tanganku kembali dan melepaskan diri dari pelukanku.

Dia kemudian turun ke air dan kuikuti dia. Kuajak dia melanjutkan permainan yang tertunda di dalam air. Dia tidak mau dan mendorongku. Aku tidak memaksanya. Ketika dia mandi aku juga mandi. Sendiri-sendiri. Malamnya, dia tidur berdua setenda denganku. Kebetulan malam itu dinginnya sampai ke tulang. Meskipun kami sudah memakai pakaian hangat plus berselimutan. Ketika itu kami tidur saling berhadapan.

Aku terbangun dan pikiran gilaku muncul lagi. Kusingkirkan selimut. Kemudian perlahan-lahan kuturunkan retsliting jaketnya. Aku kaget dia ternyata hanya memakai BH di dalamnya. Dia rupanya terbangun juga dan tidak menolak ketika kulepas jaketnya. Bahkan dia melepas jaketku sehingga kedua payudaraku yang tadi kututupi jaket sekarang sudah telanjang. Dia melentangkanku dan dihisapnya kedua payudaraku bergantian. Aku merasakan kehangatan. Mulutnya kemudian naik dan mencium bibirku sambil dia melepas BH-nya. Aku lalu meremas kedua payudaranya begitu juga dengannya. Kemudian di tidur di atasku dan berpelukan.

Kami bergulingan ke atas ke bawah sampai kami tidak merasakan kedinginan lagi bahkan berkeringat. Vaginaku mulai basah sehingga ketika dia di bawahku aku lalu duduk dan melepas retsliting celananya. Dia mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh dan langsung dipeluknya sambil dia berkata bahwa dia tidak mau bertindak lebih jauh lagi. Aku memakluminya dan kami akhirnya tidur berpelukan sampai pagi dan tidak merasakan dingin lagi. Keesokan harinya rombongan kami pulang kembali ke kota.

Beberapa hari kemudian, aku yang tidak dapat menahan nafsu untuk bercumbu lagi datang ke tempat kostnya. Kulihat di balik kaos putih tipisnya dia tidak mengenakan BH. Kutanya kenapa dia tidak memakai BH. Dia menjawab bahwa BH-nya basah semua. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku duduk mendekatinya dan kuremas kedua payudaranya. Dia mendesah yang kusambut dengan ciuman di bibirnya. Dia mendorongku dan memintaku untuk tidak kurang ajar. Aku takut dia akan menjerit dan terdengar dari luar kamar kostnya. Tapi dia kelihatanya juga kasihan padaku. Sambil dia melepas kaosnya dia mengijinkanku mencumbunya untuk yang terakhir kalinya.

Dia lalu tidur dan aku mulai melepas seluruh pakaianku. Ketika aku ingin melepas CD, dia melarangnya. Aku turuti larangannya. Kemudian kucium bibirnya sambil kuremas kedua payudaranya. Dia juga meremas kedua payudaraku dan salah satu tangannya kemudian turun ke bawah ke pantatku dan diremasnya pantatku. Aku disuruhnya berdiri dan dia dari belakang memelukku dan tangan kirinya meremas kedua payudaraku bergantian sedangkan tangan kanannya masuk ke CD-ku. Jarinya masuk ke vaginaku yang sudah basah serta mengocok vaginaku perlahan-lahan.

Dia kemudian berlutut di hadapanku dan melepas CD-ku. Dijilatinya vaginaku yang sudah basah. Salah satu tanganku menekan kepalanya dan tanganku yang satunya lagi meremas kedua payudaraku sendiri bergantian. Aku mendesah berkali-kali ketika jarinya mengocok vaginaku sambil dijilatinya cairan yang keluar dari vaginaku. Mulutnya kemudian naik ke atas dan menghisap kedua payudaraku sedangkan kedua tangannya melepas CD-nya sendiri.

Setelah itu mulutnya naik ke atas lagi dan mencium bibirku yang juga kubalas dengan jilatan lidah. Sedangkan kedua vagina kami yang basah saling menempel. Tangannya menekan pantatku sehingga kami berpelukan sambil berciuman, berjilat-jilatan, kedua payudara dan vagina saling menempel ditambah dengan jarinya yang keluar masuk ke pantatku yang kubalas dengan jariku yang juga keluar masuk ke pantatnya. Aku tidak mengira Chintya akan sejauh ini. Aku menikmatinya sampai beberapa menit sampai kami terkulai lemas.

Demikian pengalamanku bercumbu dengan Chintya meskipun kemudian dia tidak mau lagi bercumbu denganku. Dia katanya mau hidup normal dan hanya menganggapku sebagai teman. Cerita Dewasa

Bercinta dengan Perawan

Sunday, April 5th, 2009

Koleksi Cerita Dewasa.Shanti baru saja selesai menyapu lantai. Dan sekarang ia berniat mencuci piring kotor. Ia berjalan masuk kedalam dapur dan mendapati Mbak Tuti sedang membenahi peralatan dapur. Pada jam seperti ini restoran tempat mereka bekerja sudah sepi. Hari ini giliran Shanti yang harus pulang lambat karena ia harus merapikan restoran untuk buka nanti malam. Begitulah keadaan restoran dikota kecil, pagi buka sampai jam 3 sore lalu tutup dan buka kembali jam 7 malam. Shanti tahu ia tak akan sempat pulang karena ia harus bekerja merapihkan tempat itu bersama Tuti.

Shanti adalah seorang gadis yang cantik dan ramah. Usianya sudah 17 tahun dan ia tak dapat lagi meneruskan sekolahnya karena orang tuanya tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat bersih, kulit gadis itu kuning langsat. Mata Shanti bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa lipstik. Shanti mempunyai rambut yang panjang sampai dadanya, berwarna hitam, tubuhnya seperti layaknya gadis kampung seusianya. Buah dada Shanti membusung walaupun tidak dapat dikatakan besar namun Shanti memiliki pantat yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya. Pendek kata Shanti seorang gadis yang sedang tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap pemuda dikampungnya.

Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32 tahun. Ia seorang janda ditinggal cerai suaminya. Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya karena laki-laki itu main gila dengan seorang pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh montok dan bahenol. Semuanya serba bulat dan kencang, wajahnya cukup manis dengan rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat menggoda setiap laki-laki, walaupun hidungnya agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karena ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh tani kalau sedang musim tanam atau panen. Tuti dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes, Jawa Timur.

Dulu uang begitu gampang diperoleh dan laki-laki begitu gampang dipeluknya, sampai akhirnya hukum karma membuat ia menjanda karena sesama teman seprofesinya juga. Banyak orang dikampung yang diam-diam mengetahui sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang mencoba hendak memanfaatkan dia. Tapi selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan sinis terhadap orang-orang yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukan main, sering ia merasa risih dengan miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah dadanya menjadi buah-bibir baginya. Dan sedikit banyak ia juga bangga dengan buah dadanya yang besar dan kenyal itu. Tuti juga memiliki pantat yang besar dan indah, nungging seperti meminta.. Tubuh Tuti sering menjadi mimpi basah para pemuda dikampungnya.

“Shan, kamu sudah punya pacar belum?” Tiba Tuti berjongkok didepan Shanti dan mulai membantu gadis itu mencuci piriong-piring kotor. Shanti terkikik dan menggeleng.
“Belum tuh”
“Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang naksir” kata Tuti sambil memandang Shanti. Shanti tertawa lagi.
“Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu” Jawab Shanti.
“Memang.?? laki-laki itu kalau melihat perempuan pikirannya langsung ingin ngewe” kata Tuti tanpa merasa risih berkata kasar.
“Ah Mbak, jangan suka ngomong gitu ah” timpal Shanti.
“Kan nggak ada yang dengar ini” Jawab Tuti. Mereka terdiam lama.
“Mbak.. ” suara Shanti menggantung. Tuti terus mencuci.
“Mmm?” Jawab wanita itu.
“Ngg..”
“Ngomong aja susah banget sih” Tuti mulai hilang sabar. Shanti menunduk.
“Ngg.. Anu.. Ngewe itu enak nggak sih?” Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu.
“Yaa.. Enaak banget Shan, apalagi kalo yang ngewein kita pinter” jawab Tuti seenaknya.
“Maksud Mbak?” Shanti penasaran.
“Iya pinter.. Bisa macam-macam dan punya tongkol yang keras!” kata Tuti sambil terkikik. Shanti merah padam mendengarnya. Tapi gadis itu makin penasaran.
“Bisa macam-macam apa sih, Mbak?” tanya Shanti.

Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah.. Toh nanti gadis kecil ini harus tahu juga. Dan Shanti sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti tertumbuk pada posisi Shanti yang sedang berjongkok. Tuti melihat gadis itu mengangkang dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna coklat muda.

“Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut tempik kita lohh..” jawab Tuti.

Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang dengan jawabannya dan darahnya mendidih melihat selangkangan Shanti yang bersih serta mulus.

“Idiih.. Jorok ihh.. Kok ada yang mau sih?” Shanti sekarang melotot tak percaya.
“Lho.. Banyak yang doyan ngemut memiaw Shan. Ngemut tongkol juga enak banget kok” jawab Tuti masih terus melihat selangkangan Shanti.
“Astaga.. Masak anunya lelaki diemut?” Shanti merasa aneh dan jantungnya berdebar, ia merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya. Gadis itu tidak mengerti bahwa ia terangsang.
“Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin, apalagi kalo ehm.. Ehmm.. “
“Kalo apa Mbak?” Shanti makin penasaran. Tuti merasa melihat bagian memiaw Shanti yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, tapi Tuti tidak yakin.
“Yaa.. Malu ahh..!” Tuti sengaja membuat Shanti penasaran.
“Ayo doong Mbak” rengek Shanti.

Tuti sekarang yakin bahwa memiaw gadis itu sudah basah sehingga terlihat bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat terangsang melihat pemandangan itu.

“Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita, rasanya panas dan asin, lengket tapi enak banget!” bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti membelalakkan matanya.
“Apa itu pejuh?” tanyanya. Tuti merasa tidak tahan.
“Pejuh itu seperti santan yang sering bikin memiaw kita basah lho” Jawab Tuti. Ia melihat bagian memiaw Shanti makin gelap, wah gadis ini banjir, pikir Tuti.
“Idiihh amit-amit, jorok banget sih”
“Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget sama santan kita, apalagi kalo memiaw kita harum, tidak bau terasi”
“Idiihh Mbak saru ah!”
“Tapi aku yakin memiaw kita pasti wangi, soalnya kita kan minum jamu terus”
“Udah ah, lama-lama jadi saru nih” kata Shanti. Tuti tertawa.
“Kamu udah banjir yaa?” goda Tuti. Shanti memerah, buru-buru ia merapatkan kedua kakinya.
“Ahh.. Mbaakk!!” Tuti tersenyum melihat Shanti melotot.
“Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih” Kata Tuti.

Ia lalu membuka kakinya sehingga Shanti bisa melihat celana dalam putih dengan bercak gelap di tengah, Shanti terbelak melihat bulu-bulu kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari samping celana dalamnya, lebat sekali, pikirnya.

“Ihh.. Mbak jorok nih” desis Shanti. Tuti terkekeh.
“Mau merasakan bagaimana tempik kamu diemut?” bisik Tuti. Shanti berdebar.
“Ngaco ah!”
“Aku mau emutin punya kamu, Shan?” Tuti mendekat. Shanti buru-buru bangun dan mundur ketakutan. Tuti tertawa.
“Kamu akan bisa pingsan merasakannya” bisik Tuti lagi.
“Ogah ah.. Udah deh.. Jangan nakut-nakutin akhh” Shanti mundur mendekati pintu kamar mandi dan Tuti makin maju.
“Nggak apa-apa kok.. Cuman diemut aja kok takut?”
“Masak Mbak yang ngemut?”
“Iya.. Supaya kamu tahu rasanya”
“Malu ahh..”
“Nggak apa-apaa..” Tuti mendekat dan Shanti terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak mandi.

Dan Tuti sudah meraba pahanya. Shanti merinding dan roknya terangkat ke atas, Shanti memejamkan matanya. Tuti sudah berjongkok dan mendekatkan wajahnya ke memiaw Shanti yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau memiaw Shanti, dan Tuti puas sekali dengan harumnya memiaw Shanti. Dulu ia sering melakukan hal-hal seperti ini, malah pernah ia bermain-main bersama 4 pelacur sekaligus untuk memuaskan tamunya.

Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu kuduknya meremang, gadis itu merasa suhu tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti mulai menciumi memiaw Shanti yang masih tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat cairan lendir bening tertarik memanjang menempel pada celana dalam gadis itu ketika ditarik turun. Tuti menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu dan lidahnya merasakan asin yang enak sekali. memiaw Shanti sungguh indah sekali, tidak terlihat bibir kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih halus dan lembut.

Tuti mencium dan mulai melumat memiaw Shanti. Gadis itu mengerang dan menggeliat-liat ketika lidah Tuti menjalar membelai liang memiawnya. Shanti benar-benar shock dengan kenikmatan aneh yang dirasakannya, ada perasaan geli dan jijik, tapi ada perasaan nikmat yang bukan alang kepalang. Gadis itu merasakan keanehan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala lidah Tuti menyapu dinding memiawnya, Shanti menggeliat-liat menahan perasaan nyeri nikmat bagian bawah perutnya.

“Aahh.. Mbak.. Uuuhh.. Ssshh.. Ja.. Jangan mb.. Mbbak! Ji.. Jijikhh.. Aahh”

Tuti tidak memperdulikan rintihan dan erangan Shanti. Lidahnya bergumul dan menembus liang memiaw Shanti dengan lembut, Tuti tahu Shanti masih perawan dan ia tak ingin merusak keperawanan Shanti, lidahnya hanya menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapat merasakan cairan asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya dan Tuti mengendus-endus bau khas memiaw Shanti dengan sangat menikmatinya. Tuti perlahan-lahan menyelipkan jari-jarinya kesela-sela bokong Shanti, dengan lembut dan dibelai-belainya liang anus Shanti, dan Shanti sedikit tersentak tapi kemudian menggelinjang geli, tapi Shanti membiarkan dirinya pasrah terhadap Tuti. Ia percaya sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia benar-benar merasakan kenikmatan yang selama ini belum pernah ia rasakan bahkan dalam mimpipun!

“Enak Shan?” desah Tuti dengan mulut berlumuran lendir Shanti. Shanti memandang ke bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar hebat, ia tak menyadari bahwa itu yang dinamakan klimaks kenikmatan seorang perempuan. Tuti merasakan liang memiawnya berdenyut dan ia meraba serta menusuk-nusukkan jarinya sendiri keliang memiawnya dan merasakan cairan licin membasahi jarinya. Ia merintih dengan wajah tersuruk di selangkangan Shanti, lidahnya kini menjulur dan membelai liang dubur Shanti dan membuat gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana mendapatkan perlakuan yang tidak pernah dibayangkannya. Shanti merasa liang duburnya ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali terselip masuk kedalam dan ia akan terlonjak kaget bercampur geli, tapi lebih banyak merasakan kenikmatannya.Cerita Dewasa

Gina Kekasihku

Friday, March 20th, 2009

Gina memeiliki tubuh yang sangat sexy, meski langsing namun tubuhnya padat berisi dan buah dadanya lumayan besar dengan pinggul yang indah, bongkahan pantatnya terasa pas dilihat, belum lagi caranya berdandan membuatnya terlihat sungguh cantik dan sexy. Seringkali kulihat cowok cowok melotot melihat tubuhnya ketika kami jalan bareng. Aku sering memikirkan bagaimana gina bercinta dengan pacarnya, pasti pacarnya sungguh doyan mencumbui dirinya. Berbeda dengan diriku yang agak gendut, meskipun aku tidak jelek tapi aku sangat tidak pede dan kurang puas dengan bentuk tubuhku.

Aku benar-benar mengagumi teman satu kamarku ini, seringkali aku melihat caranya berdandan, sesekali aku minta sarannya bagaimana agar aku terlihat lebih menarik, dia juga pernah menyarankan agar menggunakan g string agar bongkahan pantatku terlihat lebih sexy, tetapi aku tidak pede seperti dia yang sering menggunakan celana dalam g string. Mungkin karena terlalu sering memikirkan hal itu aku jadi terobsesi dengan diri Gina, padahal dia seorang wanita, tapi entah kenapa rasa penasaranku tidak bisa kuhindari. Dalam hati aku pengen sekali tahu bagaimana rasanya seorang pria yang menyentuh tubuh molek Gina, bagaimana rasanya menyentuh buahdadanya yang montok, menyentuh pantatnya yang bulat, mencium bibirnya, meraba kulitnya yang halus. Aku penasaran apa yang dirasakan pacar gina ketika mencumbu gina.

Pernah suatu malam aku terbangun, kulihat Gina sudah tertidur lelap disebelahku, kebetulan dia mengenakan daster pendek waktu itu dan dasternya tersingkap keatas sampai celana dalamnya terlihat. Melihat itu rasa penasaranku timbul, aku bangkit dan duduk disebalahnya, kuperhatikan mulai dari ujung kaki, lutut ampe paha, benar benar mulus, kuperhatikan lebih jauh sampai ke arah selangkangannya, dadaku berdup, entah kenapa aku sangat ingin menyentuh selangkangannya, dan rasa penasaranku akan apa yang ada dibalik celana dalamnya membuat aku keringat dingin sendiri. Terbersit dibenakku utuk menyentuh pahanya untuk merasakan halus kulit Gina, tetapi aku takut dia terbangun, pasti aku malu sekali.

Hari demi hari aku semakin terobsesi, aku takut menjadi lesbian, tetapi aku tahu aku bukan, karena aku masih suka melihat cowok dan masih terangsang jika membayangkan bercinta dengan cowok. Begitulah, hari demi hari aku semkain terobsesi, aku sering memikirkan bagaimna ketika Gina bercinta engan co nya, karena aku tahu mereka sering ML. Gina sendiri yang bercerita kepadaku. Pacar Gina sendiri memiliki Fisik biasa2 saja, tetapi pacarnya sudah memiliki kehidupan mapan, sudah memiliki rumah dan mobil sendiri, memiliki pekerjaan yang bagus disebuah perusahaan multi nasional, selain itu pacarnya juga baik dan bukan tipe cowok yang ‘macam-macam’. Aku bisa mengerti kenapa Gina memilih dia menjadi pacarnya, kupikikir ce seperti Gina emang pantas mendapatkannya.

Bulan September 2005, genap setahun aku tinggal sekamar dengan Gina, bulan agustus sebelumnya Pacar Gina berangkat ke Jepang untuk mendapatkan training disana selama 5 bulan. Gina sering curhat kepadaku jika dia sangat merindukan pacarnya, wajar saja hampir tiap hari mereka bertemu.

Suatu sabtu sore di pertengahan bulan september itu, Gina pulang dari rumah temannya, sesampai dikamar dia langsung mengeluarkan sesuatu dari bungkusan yang dibawanya.
“wi, tadi gw maen dari apartemen temanku terus dikasih ini”, kata Gina sambil menunjukkan sebotol minuman.
“apaan tuh”, kataku penasaan sambil mengambil botol itu dari tangannya dan membaca label yang ada dibotol.
“lha inikan alkohol Gin”, kataku setelah membaca label yang bertuliskan ‘tequila’.
“Iyah, ntar malam kita minum ini yuk, pengen juga sekali2 minum ginian, lu ga kmana2 malam minggu gene?’, ajak gina. Aku memang tidak kemana2 malam minggu itu, pacar juga ga punya, udah 6 bulan aku jomblo waktu itu. Jadi aku mengiyakan ajakannya, kebetulan aku juga belum pernah minum alkohol kayak tequila.
“wah gin, ntar kita bisa mabok, gede banget botolnya”, kataku
“Gpp lagi sesekali, mumpung co gw jg lagi ga ada, sekali2 kan gpp ngerain gmn seh mabok, daripada duluaran, kalo minum dikamar ndiri kan ga ada yang tahu’, katanya.
“Ntar kita ngerokok juga yuk, kan udah lama kita kita ga smoke’, kata Gina cekikikan

Ide gila2an kami muncul, selesai mandi, kami pergi ke supermarket membeli sebungkus rokok mild, kemudian membeli 1 botol Fanta untuk kami campur di minuman ntar malam, selain itu juga kami membeli beberapa makanan ringan. Untuk menyempurnakan pesta kecil kami malam itu, kami pergi ke rumah teman kami yang terkenal memiliki banyak koleksi film bokep, kami meminjam 4 judul film bokep. Tepat jam 9 malam kami memulai pesta kecil kami, mencampur fanta dnegan tequila di tiap gelas kami, kemudian Gina membuka bunkus rokok dan mengambil piring untuk aspak, kemudian aku membuka snack dan meyajikannya di depan kami. Kami memulai pesta kecil kami dengan menegguk hampir setengah gelas minuman.
“huuuuu…”, kata gina
‘ ayo donk man hidupin rokoknya’, kata Gina.
Akupun langsung menghisap rokok, Gina langsung ikutan. Sambil menonton film bokep, kami menenggak minuman. Malam semakin larut, sambil menonton bokep Gina yang sudah setengah mabok terus bercerita mengenai seks yang pernah dialaminya. Gina memang lebih banyak minum daripada aku, aku emmang tidak begitu mood saat itu. Cerita2 Gina membuatku jadi terpikir kemabali bagaimna rasanya menyentuh tubuh Gina. Tapi segera kubuang jauh-jauh

Sampai jam 12 malam aku lihat Gina sepertinya sudah mabok berat, minuman tinggal sedikit lagi, syukurlah, dalam hati aku berkata karena aku sudah ga mood minum lagi, kepalaku sudah tersa sedikit pusing.
“Gw ya yang ngabisin ini”, kata Gina yang udah mabok sambil menuang kegelasnya dan segera menenggak minuman itu sampai habis. Aku salut Gina benar2 memang minum ampe mabok seperti yang dikatakannya tadi sore. Film bokep yang kami tyonton sudah ampe film yang ke empat, tetapi karena Gina keliatan udah tergeletak mabbok di kasur aku berencana untuk tidak melanjutkan film itu. Ketika aku berniat utnuk mematikan player, di layar tv aku melihat 2 orang wanita yang bercumbu dengan hotnya, aku mengurungkan niatku utnuk mematikan player dan melanjutkan menonton adegan lesbian di film bokep itu.

Sampai tntas film itu aku tonton, aku menghela nafas, aku menjadi terangsang waktu itu, melihat adegan dua orang cewek berciuman hot, saling cium dan jilat, membuatku bergairah. apalagi ketika melihat mereka saling menjilat memiaw, darahku berdesir kencang, celana dalamkupun sudah basah banget. Aku segera mematikan player dan tv, membereskan botol minuman, gelas dan perlengkapan pesta kecil kami. Kemudian aku ke toilet untuk membersihkan memiaw ku yang basah dan mengganti celana dalam.

Aku kemudian kemcali ke kamarku untuk ikutan tidur, kulihat gina sudah tertidur pulas karena mabok, kupikir dia benar-benar sudah tidak sadarkan diri. akupun segera naik ke kasur. Pikiranku masih menerawang dan tetap sudah tidur, masih kebayang adegan yang kulihat difilm tadi, tiba tiba aku teringat akan Gina, kulihat tubuh Gina yang terbalut daster, dia memang sexy, gairahku sungguh tidak tertahankan, perlahan aku menyentuh diriku sendiri, menyingkap daster yag kukenakan, kemudian meyingkap celanadalamku, perlahan aku menyentuh lembut memiawku yang basah, menelusuri belahan memiawku deng jariku ndiri. Tiba2 aku tersadar gmn kalo Gina tiba tiba terbangun, aku jadi takut, tapi kupikir meskipun Gina terbangun dia tidak akan sadar apa yang kulakukan, karena dia sudah mabok berat. Untuk meyakinkan, aku emmanggil namanya,
‘ Gina Gina gin’, kataku, namun tidak ada reaksi dari gina, kemudian aku memanggil lagi namanyasambil emngguncang-2 tubuhnya namun tidak bangun juga, kuguncang lebih keras, gian tetap tidak bangun, dia hanya meracau tidak karuan.

Keberanianku timbul, aku melepas celana dalamku dan kembali tiduran diselah Gina, aku menyingkap dasterku sampai keatas dan melepas bra yag kukenakan. Aku mulai lagi masturbasi sambil memejamkan mataku membayangkan bercinta dengan pria tampan, ditengah2 asiknya aku memainkan jari jariku menggosok klitorisku ndiri, terbersit dikhayalanku stubuh sexy Gina, anehnya aku semakin tambah bergairah, kucoba menampiknya tetapi tidak bisa.
‘uuuuhk’, aku mendesah pelan, kubuka mataku, kulihat Gina yag sedang tertidur pulas disebelahku, kupandangi wajahnya yang cantik.
“dia benar2 benar cantik’, pikirku melihat beetapa cantiknya wajah Gina, anehnya sentuhan jari di klitorisku semakin nikmat saja sambil emmandang wajah Gina. Mataku menelusuri tiap inci wajah Gina, kemudian melihat betapa mulus lehernya,.
‘eemmmh’, aku melenguh nikmat.

aku memberanikan diri menyentuh Gina, kulepas jariku dari selangkanganku, jari jariku yang basah karena cairan memiawku ndiri aku sentuhkan ke bibir Gina pelan, dia tidak terbangun, entah kenapa aku menikmati emmperlakukan Gian seperti itu. Kemudian Aku elus bibir gina yang tipis dengan jari jariku yang tadi kupergunakan untuk menggosok memiawku, aku sungguh2 emnikmatinya. Pikiran2 liar melintas di benakku, aku kembali emluluri jariku dengan cairan vaginaku, kemudian menyentuh kembali bibir gian dengan jari jari itu, aku sungguh menikati memperlakukan wanita cantik ini seperti itu. Tapi au sudah tidak kuat menahan lagi, aku sudha tidak kuat menahannya, dorongan dari dalam membuatku ingin sekali mengecup bibir tipis Gina, perlahan aku dekatkan bibirku mencium pipi Gina yang mulus, dia tidak terbangun, kupikir dia bakalan tidak akan terbangun lagi ampe pagi. Aku menjadi berani, perlahan kucium bibir Gina, oh nikmat sekali, kuberanikan untuk melumat bibir bawahnya, ehm, kegilaan dan rasa terlarang ini, membuatku menjadi semakin birahi. Terus kucium lembut bibir Gina, sengguh nikmat rasanya mencium bibir seksi Gina sambil menyentuh memiawku ndiri.
‘emhh Gina…lirihku pelan’, ketika jari jariku menggesek klitorisku sendiri. Tapi aku tetap merasa kurang puas seperti itu, aku kebawah da mencium lembut leher Gina, kukecup lembut, kulir gina begitu harum.

Kini aku menghentikan permainan jariku ndiri di emmekku,kedua mataku berhenti pada tumpukan daging yang tertutup daster, dada gina yang menyembul sungguh membuat aku deg-degan, kuberanikan untuk menyentuh dadanya, tangan tangan nakalku mulai meraba buah dada gina yang tertutup daster. ouuuchh, benar benar kenyal sekali, aku tidak berani menyentuhnya keras, tapi aku bisa merasakan betapa bulat dan kenyalnya buah dada teman sekamarku ini. Menyentuh dada gina membuat aku bertambah gairah. Vaginaku sudah benar benar basah.

Gina sepertinya memang benar benar sudah mabuk berat dan tertidur pulas, aku berpikir dia tidak bakalan bangun lagi. Sebersit pikiran nakal terlintas dibenakku, ya meraba selangkangan Gina, kucoba untuk melawan kegilaan itu, tetapi aku tak sanggup, apalagi ketika Gina mengegrakkan paha kirinya sehingga pahanya yang mulus tersingkap jelas. Dengan rasa deg degan aku duduk disebalh Gina, kuberanikan diri menyentuh paha gina,
“halus banget”, pikirku dalam hati’
Tidak sampai disitu, aku singkap daster gina keatas, dengan rasa berdebar aku perlahan menarik daster gina keatas perutnya,
“oooh’, pekikku dalam hati
Ternyata Gina mengenakan celana dalam model thong berwarna pink, sehingga belahan memiawnya nyaris terlihat.
‘oh seksinya’, pekikku dalam hati melihati selangkangan Gina dan celana dalam mini yang nyaris tidak menutupi vaginanya.

Dengan hati berdebar kuberanikan diri menyentuh selangkangannya dengan jari2jariku, sungguh momen yang membuat birahiku memuncak, tidak kusangka aku menikmati membelai selangkangan Gina yag seorang perempuan, sama seperti ku. Blum cukup, aku ingin lebih, aku tak sabar lagi, kemudian dengan menyingkap sedikit celana dalam mini yang menutupi vaginanya.
‘ooh’, jantungku berdebar melihat belahan vagina Gina yang kemerahan dan sedikit berair. Perlahan kuraba belahan vagina Gina dengan satu jariku, kusentuh lembut, vagina gina begitu menggairahkan. Terus kueaba vagina Gina yang merah yang semakin basah saja.

Sampai beberapa menit aku memainkan jari jariku dibelahan vagina gina, aku sudah tidak sabar, aku lepas jari jariku, aku kemudian melebarkan paha gina, celana dalam gina aku singkapkan melingkari bongkahan pantatnya sehingga belahan vagina itu terlihat jelas. Aku berjongkok diantara paha gina. Aku sangat terangsang melihat vagina gina, sambil menonton vagina itu aku menggesek vaginaku sendiri dengan jari jariku.
‘uuhhhk..’ aku menahan desahanku, takut gina terbagun. Beberapa menit aku melakukannya rasanya aku sudha mau orgasme.
‘uuuh gina’, dasahku pelan.

Sambil meraba vagina gina dengan tangan kiriku dan tangan kananku yang menggesek klitorisku sendiri, akhirnya rasa nikmat menerpa seluruh tubuhku.
‘aaaahhhhhh’, aku mencapai klimaks, kuraba vagina gina sedikit keras, aku nikmati klimaks yang benar benar hebat itu, klimaks yang kudapat dari menyentuh gina, temanku.

Ga kusangka ternyata fantasi lesbian ini membuatku dapat orgasme, mungkin lain kali aku perlu bercinta dengan wanita, pikirku dalam hati.Koleksi Cerita Dewasa

Aku Merindukan Vera

Monday, January 5th, 2009

Aku adalah mahasiswi disebuah universitas swasta di kota. Awal mula aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam “Rahasiaku.”

Wanita itu adalah Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kos-ku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah.

Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,
“Hmm.. ia sudah datang,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.

Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat. Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidoku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.

Dadaku masih bergemuru. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang. Aku mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu kepadaku.

“Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.”
Kusorongkan tangan kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya.
“Hai, cantik namaku Vera, namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik.”
Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga.
“Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam.”

Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya.

Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian,
“Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.”
Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya.

“Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini.”
Dan Vera pun menjawab, “Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.”

Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria sudah merupakan hubungan percintaan. Aku pura-pura kaget.

“Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” kataku.
Vera menjawab, “Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.”
Kini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya,
“Mengapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.”
Dan Vera menjawab, “Karena aku mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat.”

Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku.
Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksa baju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya.

Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.

Ketika sedang asyik kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku. Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria. Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu.

Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih meng-oral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku.

Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu.

Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Maria membelai-belai daerah sensitif Vera. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah.

Hari-hari berlalu dan kami bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu. Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.

Entah mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutny

Tidak ada komentar:

Posting Komentar