Jumat, 13 Agustus 2010

selingkuh tante girang

selingkuh tante girang

Ini adalah cerita dewasa seorang isteri yang di tinggal suami kerja ke luar negri, karena tak tahan menahan birahi seks yang tinggi, akhirnya nyeleweng alias selingkuh, tapi si isteri sebagai pelaku tak pernah menyadari kalo itu adalah sebuah penyelewengan. berikut cerita lengkapnya:

Umur pernikahan kami sudah berjalan 2 tahun. Cuma setahun terakhir ini suamiku ditugaskan ke Australia. Bisa kalian bayangkan, setahun penuh kami harus menahan nafsu gejolak birahi. Aku tahu suamiku nggak bakalan nyleweng, atau bercinta dengan wanita lain.

Akupun juga begitu, meskipun ketika masih single, kehidupanku cukup bebas. Menurutku ML adalah bagian atau bumbu dari pacaran, hanya dengan suamiku ketika itu aku nggak pernah lebih dari peluk dan cium. Entah mengapa aku nggak bisa pacaran lebih jauh ketika bersamanya, mungkin karena suamiku sangat sopan, baik hati, gentleman, sangat menghargai wanita. Aku nggak mau merusak image diriku dengan bertingkah sembrono. Sejauh ini dia masih menganggapku wanita alim. Jahat juga sebenarnya, anehnya ketika malam pertama dia tidak curiga ketika aku tidak mengeluarkan darah. Mungkin dia saking percayanya sama aku. Syukurlah suamiku nggak pernah tahu rahasia ini dan tetap aku simpan sampai kapanpun.

Suamiku biasanya menelepon di minggu malam karena tarif telepon cukup banyak mendapat diskon, maklumlah hubungan telepon kami bisa memakan waktu minimal 2 jam, terlebih lagi kalau nafsu kami sudah menggelegak, mau tidak mau phone sex menjadi alternatif untuk menuntaskannya.

Selama ini suamiku selalu puas, Cuma dia tidak pernah tahu kalau aku tidak pernah orgasme atau terpuaskan. Bagiku melalui telepon terlalu maya, meski aku mencobanya dengan jari tetap saja hasilnya tidak memuaskan. Dan ini sangat menyiksaku, untuk menyeleweng rasanya aku belum bisa, meskipun bisa saja aku melakukan sex tanpa cinta seperti yang pernah kulakukan dimasa gila gilaan dulu. Tapi rasanya aku nggak tega dengan suamiku, dia sudah terlalu baik.

Tapi prinsipku tidak bertahan terlalu lama, semua itu dimulai ketika aku curhat ke Januar rekan sekantorku yang membantu mengedit hasil tulisanku dinovelku yang kedua. Januar adalah teman lama yang baik. Benar benar baik meskipun peluang dia untuk mendekatiku sebenarnya cukup banyak dan mudah, terlebih lagi dia tahu persis bagaimana kelakuanku ketika masih belum menikah, tapi baiknya dia tidak mau memanfaatkannya.

Seperti biasa, minggu malam aku sudah bersiap siap menunggu telepon dari suamiku. Tiba tiba HP ku berdering, kulihat no HP Januar muncul di layar . Hmmm.. ngapain Januar menelepon malam malam :” Din…gue mau mampir ke rumah elo. Besok kan novel elo harus turun ke penerbit. Elo lupa ya…cepetan cek untuk yang terakhir kalinya.. OK ? Pagi besok gue ambil lagi. Gue udah di depan pagar neeh…“ Teriakannya di speaker HP membuat telingaku berdenging. Hhhh…anak ini mengganggu kesenangan saja.

Masuk Jan…pagar nggak dikunci kok“Teriakku dari teras. „Eh Din gue lupa sebenarnya di bab terakhir gue belum selesai mengeditnya. Tapi gak lama kok paling 1 jam an, gue edit disini aja ya…sorry banget deh jadi mengganggu elo” Katanya memohon pengertian.

„ Iya deh..elo terusin aja, gue juga lagi nunggu telepon dari suami gue. Biasalah udah kangen…eh baidewe kalo nanti elo denger gue mendesah desah, elo jangan ngeres ya…elo tahu sendiri kan kalo suami istri gak ketemu lama, ngapain aja ditelepon…dan jangan deket deket gue, elo di ruang tamu aja, jangan ngintip ok ? ”

„Aduh Din…gue kan bukan anak kecil. Gue ngerti dan nggak bakalan ngganggu deh… gue juga gitu kalo udah kangen sama cewek gue yang di Surabaya….santai aja. “ Ujar Januar.

Januar lagi asyik mengedit tulisanku di notebooknya sambil ngopi di ruang tamu. Sementara aku asyik bermasyuk ria dengan suamiku lewat telepon..hhh ya lewat telepon !! aduh menyedihkan….dengan hasil akhir yang sudah bisa ditebak !.

Dengan wajah lelah dan tersiksa aku menutup telepon dan berjalan ke ruang tamu. Hhhhh sudah selesai belum anak ini..

.” He Jan gimana…? selesai ? “ tanyaku.

Selesai non…hmmm elo ok ok saja ? wajah elo kusut gitu…”Tanyanya sambil mengisap pelan rokoknya.

“Hmmm… gue baik baik saja. Lagi gak enak badan aja, bentar lagi gue lembur deh. Elo bisa ambil lagi besok pagi. “ Kataku sambil membuka pintu depan.

“Ok gue pulang dulu, malem non” Kata Januar sambil melangkah menuju pintu.

Tiba tiba Januar menahan daun pintu sebelum aku tutup. “ Din Aku pikir kamu harus terus terang ke suamimu. Nggak bisa kamu berpura pura menikmatinya….sorry bukannya aku turut campur” Bisik Januar pelan.

Hmmm Januar mulai ber “aku dan kamu” artinya dia mulai bicara serius.

“ Jadi kamu denger tadi aku ngapain aja…dasar” Kataku sambil mendelik kepadanya.

“ Gimana aku nggak dengar, orang kamu mendesah desah keras gitu. Kalo jendela kamu buka pasti tetangga depan rumah juga denger non…masa gue harus tutup telinga “ Katanya balik protes.

“ Hhhh memang Jan…tapi aku nggak tega suamiku merasa bersalah. Sementara elo tahu sendiri gimana pusingnya kalo nggak kesampaian. Gue udah coba pake macem macem, kamu tentu tahulah, tapi hasilnya tetep aja. “ Keluhku.

“Din…gimana kalo gue bantu ? Gue bantu dengan cara gue…sorry gue bukan mau kurang ajar. Tapi gue tahu dulu elo cukup free dan gue tahu gimana prinsip elo. Gue juga temen lama elo, Jadi gue berani nawarin.” Katanya pelan.

“ Gila lo Jan..!! elo bener bener gila…!” Teriakku.

“ Kita nggak bercinta non…aku cuma muasin kamu aja. Tidak ada coitus…aku cuma membuat kamu nyaman aja…”Katanya pelan.

“ Maksud elo …? Nggak ML gimana…!?” kataku penasaran.

” Begini…kamu coba telepon suamimu lagi. Coba buat fore play dulu dengan omong omong. Setelah kamu agak panas, aku coba puasin kamu pake..mmm lidah….Sorry elo jangan kaget..gue cukup ahli dan pengalaman dengan yang satu ini. Gue nggak akan lebih dari itu…gue cuma mau bantu aja, anggap aja gue sex machine deh..”Katanya berusaha menjelaskan.

“Aduh Jan…elo aneh aneh aja…ide gila darimana tuh…ah paling kamu aja yang kepingin banget ML sama aku…dasar. “ Kataku tersenyum, bisa aja nih anak…

“ Nggak Din…bener deh, gue cuma puasin kamu pake lidah. Toh cuma pake lidah. Gue nggak akan remas remas elo kok, murni gue cuma ingin membantu. Jadi elo telepon suami elo lalu gue jilatin punya elo. Elo bisa bayangin suami elo yang muasin..”Katanya berusaha menjelaskan.

Hmmm sebenarnya boleh juga idenya. Just for sex…toh kami tidak ML yang sebenarnya

.” Elo serius mau bantu Jan….?” Tanyaku lirih.

Seperti kerbau dicocok hidungnya, Januar menuntunku menuju telepon. ‘ Relaks saja non…coba kamu telepon suamimu lagi “ Katanya sambil mengambil karpet dan menempatkannya di depan sofa. Aku mulai menelepon suamiku lagi.

“ Hai honey..masih kangen neehhh ? “ Teriak suamiku. “ Aku masih belum puas pa…please puasin aku lagi..” kataku mendesah.

Perlahan tangan Januar menyelusup ke balik rok ku dan menarik perlahan celana dalamku. Pelan dan lembut Januar mengelus bulu bulu kemaluanku. Ahhhh gila…kenapa aku setuju saja dengan rencana gila Januar, tapi aku tidak berusaha menghentikan tangannya malah meletakkan kakiku ke bahunya.

Perlahan Januar mendekatkan kepalanya ke belahan pahaku. Lembut sekali lidahnya mulai menyentuh permukaan klitorisku. Ahh setahun tidak disentuh benar benar membuatku gemetaran..gila efeknya sampai segini hebatnya. Sambil kupejamkan mata aku berusaha membayangkan suamiku. Lidah Januar makin menggila, ujung lidahnya mulai masuk ke dalam miss V ku, sementar jarinya memutar mutar di klitorisku.Aaahhh rasanya bener bener nikmat.

” Gimana sayang…hmmm enak ya” Bisik suamiku. Aku semakin keras melenguh…” Gimana jilatanku sayang…hmmm slruup…! ahhh enak honey…kamu sexy banget.” Bisik suamiku lembut. Aaahhh kasihan suamiku, tidak tahu dia kalau aku sedang dipuaskan oleh lelaki lain dengan menggunakan suaranya. Ahhh aku memang gila…

Januar memang benar, jilatannya sungguh luar biasa. Tampaknya dia sudah ahli dan sering melakukannya. Suara suamiku mulai memburu, mungkin dia juga mengocok batangnya. Dan kakiku makin menekan membenamkan kepala Januar makin dalam. Suara lidah Januar mulai berkecipakan. Entah suamiku mendengarnya atau tidak….masa bodo, pokoknya aku harus harus mendapat orgasmeku. Dan aaahhhh..!! aku menjerit keras, ketika Januar menyedot habis cairan cintaku. Bersamaan dengan itu suamiku juga berteriak dibalik teleponnya…rupanya dia juga ejakulasi.
Januar tersenyum sambil bertanya dengan kode apakah aku puas ? Gila gue udah teriak teriak, dia nggak tahu kalo gue udah orgasme.

Tapi aku masih ingin mendapatkan orgasme yang kedua…
” Mas coba bisikkan kalo batang mas masuk ya….aku pingin batang mas masuk…please..aku kepingin neeehhh..” Bisikku ke suamiku. ” Ok honey aku masukkan ya….tapi kamu harus teriak dong biar aku juga puas…ok ? aku masukin ya…” suara suamiku gemetar menahan nafsu.

Januar kini kebingungan bagaimana memuaskan aku kalau permintaanku seperti itu. Aku kode Januar untuk melepas celana panjangnya. ” Cepetan buka celana elo !!” Kataku tanpa suara tapi cukup jelas bagi Januar untuk memahami bahasa mulutku.

Januar terdiam beberapa saat dengan wajah bingung…tapi dia cepat tanggap, perlahan dia meloloskan celana panjangnya.

” Gue masukin ? ” Tanyanya tanpa suara sambil menunjuk ke arah vaginaku. Wajahnya kelihatan belum yakin. ” iya buka cepet !!!” Mulutku teriak tanpa suara sambil menurunkan celana dalamnya, gila !!! punya Januar lebih besar dan lebih hitam dari punya suamiku. Aku membuka pahaku lebar lebar, dengan ragu ragu Januar mendekatkan batangnya yang menegang hebat mendekat ke bibir vaginaku, dia menggesekkan batangnya ke klitorisku yang sudah memerah, gila enak sekali…..

” Mas yo mas…masukin…aku udah pengen nehh…”bisikku ke suamiku. Dari balik Telepon suara suamiku tambah memburu” Ok sayang aku masukin pelan pelan ya…hmmm enak kan ? gimana… udah masuk enak kan ? ”

Aku kode Januar dengan kedipan mata untuk segera memasukkan batangnya. Dengan sinar mata bertanya tanya Januar mulai menekan batangnya. “ Masukin aja “ Mulutku berkata tanpa suara. Dan perlahan batang besar Januar mulai masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya blleessss seluruh batang Januar tenggelam ke vaginaku. Aku memekik…aaaakkkhhh…

“ Aduh honey…kamu hebat… Belum pernah kita ngeseks lewat telepon seperti ini…gila kamu bener bener menghayati honey…” Teriak suamiku.
Sementara Januar mulai menggoyang pantat sexynya maju mundur. Semakin cepat dan semakin cepat. Aku pejamkan mataku, nikmatnya sungguh luar biasa. Gesekan kulit kasar batang Januar sungguh memberi kenikmatan yang tidak bisa dikatakan. Semakin cepat dan semakin dalam, sehingga sofaku berderit derit seperti hampir patah. Aku tutup mulut Januar jangan sampai dia melenguh atau bersuara. Bisa berabe dong…

Akhirnya orgasmeku yang kedua tiba…sungguh merupakan kenikmatan yang tiada taranya sampai tubuhku terhentak berkali kali. Aku masih membayangkan batang Januar yang masuk ke tubuhku adalah batang suamiku… Sorry Jan..nggak mungkin aku membayangkan kamu. Oleh sebab itu aku menutup mataku. Bagiku saat ini kamu adalah mesin seksku…seperti yang kamu tawarkan.

Begitu aku selesai orgasme, Januar mengerti bahwa dia harus berhenti….dia tahu diri bahwa dia tidak boleh ikut memuaskan dirinya, situasinya kurang tepat kalau dia ikut ejakulasi. Sesuai janjinya sendiri bahwa dia hanya ingin membantu. Aku sangat menghargainya. Dia mengerti aku tidak mau kalau spermanya memenuhi rahimku.

”Thanks honey…aku puas sekali” Bisikku ke suamiku….Perlahan Januar menarik keluar batangnya dari vaginaku. ”Apa kamu bener bener puas sekarang sayang…hmmm ? Suara suamiku masih bergetar. Thanks honey…aku tutup dulu ya..mau pipis dulu…” Kataku berusaha menutup pembicaraan. Segera aku tutup telepon tanpa menunggu jawaban dari suamiku.

Aku langsung memandang Januar dalam dalam :” Thanks Jan, kamu memang hebat…kamu nggak papa nanggung begitu ? atau aku bantu keluarin pake tangan ? sorry aku nggak mau kamu keluarin di dalam, terima kasih kalo kamu paham” Kataku pelan.

” Din…kayaknya kamu yang lebih gila..maksud gue kan nggak sejauh ini…” Kata Januar sambil memakai jeansnya.

” Sorry Jan…menurut gue nanggung sih..thanks ya…elo memang sahabat yang baik. Mungkin lain kali gue mau balas kebaikan elo tapi entah kapan.” Kataku tersenyum.

Januar cuma menggeleng geleng kepalanya dan kemudian mencium keningku sambil tersenyum…..” Aku pulang dulu…”

Bersambung, udah malam, mau tidur dulu, besok gue sambung lagi

Ini adalah cerita dewasa seorang isteri yang di tinggal suami kerja ke luar negri, karena tak tahan menahan birahi seks yang tinggi, akhirnya nyeleweng alias selingkuh, tapi si isteri sebagai pelaku tak pernah menyadari kalo itu adalah sebuah penyelewengan. berikut cerita lengkapnya:

Umur pernikahan kami sudah berjalan 2 tahun. Cuma setahun terakhir ini suamiku ditugaskan ke Australia. Bisa kalian bayangkan, setahun penuh kami harus menahan nafsu gejolak birahi. Aku tahu suamiku nggak bakalan nyleweng, atau bercinta dengan wanita lain.

Akupun juga begitu, meskipun ketika masih single, kehidupanku cukup bebas. Menurutku ML adalah bagian atau bumbu dari pacaran, hanya dengan suamiku ketika itu aku nggak pernah lebih dari peluk dan cium. Entah mengapa aku nggak bisa pacaran lebih jauh ketika bersamanya, mungkin karena suamiku sangat sopan, baik hati, gentleman, sangat menghargai wanita. Aku nggak mau merusak image diriku dengan bertingkah sembrono. Sejauh ini dia masih menganggapku wanita alim. Jahat juga sebenarnya, anehnya ketika malam pertama dia tidak curiga ketika aku tidak mengeluarkan darah. Mungkin dia saking percayanya sama aku. Syukurlah suamiku nggak pernah tahu rahasia ini dan tetap aku simpan sampai kapanpun.

Suamiku biasanya menelepon di minggu malam karena tarif telepon cukup banyak mendapat diskon, maklumlah hubungan telepon kami bisa memakan waktu minimal 2 jam, terlebih lagi kalau nafsu kami sudah menggelegak, mau tidak mau phone sex menjadi alternatif untuk menuntaskannya.

Selama ini suamiku selalu puas, Cuma dia tidak pernah tahu kalau aku tidak pernah orgasme atau terpuaskan. Bagiku melalui telepon terlalu maya, meski aku mencobanya dengan jari tetap saja hasilnya tidak memuaskan. Dan ini sangat menyiksaku, untuk menyeleweng rasanya aku belum bisa, meskipun bisa saja aku melakukan sex tanpa cinta seperti yang pernah kulakukan dimasa gila gilaan dulu. Tapi rasanya aku nggak tega dengan suamiku, dia sudah terlalu baik.

Tapi prinsipku tidak bertahan terlalu lama, semua itu dimulai ketika aku curhat ke Januar rekan sekantorku yang membantu mengedit hasil tulisanku dinovelku yang kedua. Januar adalah teman lama yang baik. Benar benar baik meskipun peluang dia untuk mendekatiku sebenarnya cukup banyak dan mudah, terlebih lagi dia tahu persis bagaimana kelakuanku ketika masih belum menikah, tapi baiknya dia tidak mau memanfaatkannya.

Seperti biasa, minggu malam aku sudah bersiap siap menunggu telepon dari suamiku. Tiba tiba HP ku berdering, kulihat no HP Januar muncul di layar . Hmmm.. ngapain Januar menelepon malam malam :” Din…gue mau mampir ke rumah elo. Besok kan novel elo harus turun ke penerbit. Elo lupa ya…cepetan cek untuk yang terakhir kalinya.. OK ? Pagi besok gue ambil lagi. Gue udah di depan pagar neeh…“ Teriakannya di speaker HP membuat telingaku berdenging. Hhhh…anak ini mengganggu kesenangan saja.

Masuk Jan…pagar nggak dikunci kok“Teriakku dari teras. „Eh Din gue lupa sebenarnya di bab terakhir gue belum selesai mengeditnya. Tapi gak lama kok paling 1 jam an, gue edit disini aja ya…sorry banget deh jadi mengganggu elo” Katanya memohon pengertian.

„ Iya deh..elo terusin aja, gue juga lagi nunggu telepon dari suami gue. Biasalah udah kangen…eh baidewe kalo nanti elo denger gue mendesah desah, elo jangan ngeres ya…elo tahu sendiri kan kalo suami istri gak ketemu lama, ngapain aja ditelepon…dan jangan deket deket gue, elo di ruang tamu aja, jangan ngintip ok ? ”

„Aduh Din…gue kan bukan anak kecil. Gue ngerti dan nggak bakalan ngganggu deh… gue juga gitu kalo udah kangen sama cewek gue yang di Surabaya….santai aja. “ Ujar Januar.

Januar lagi asyik mengedit tulisanku di notebooknya sambil ngopi di ruang tamu. Sementara aku asyik bermasyuk ria dengan suamiku lewat telepon..hhh ya lewat telepon !! aduh menyedihkan….dengan hasil akhir yang sudah bisa ditebak !.

Dengan wajah lelah dan tersiksa aku menutup telepon dan berjalan ke ruang tamu. Hhhhh sudah selesai belum anak ini..

.” He Jan gimana…? selesai ? “ tanyaku.

Selesai non…hmmm elo ok ok saja ? wajah elo kusut gitu…”Tanyanya sambil mengisap pelan rokoknya.

“Hmmm… gue baik baik saja. Lagi gak enak badan aja, bentar lagi gue lembur deh. Elo bisa ambil lagi besok pagi. “ Kataku sambil membuka pintu depan.

“Ok gue pulang dulu, malem non” Kata Januar sambil melangkah menuju pintu.

Tiba tiba Januar menahan daun pintu sebelum aku tutup. “ Din Aku pikir kamu harus terus terang ke suamimu. Nggak bisa kamu berpura pura menikmatinya….sorry bukannya aku turut campur” Bisik Januar pelan.

Hmmm Januar mulai ber “aku dan kamu” artinya dia mulai bicara serius.

“ Jadi kamu denger tadi aku ngapain aja…dasar” Kataku sambil mendelik kepadanya.

“ Gimana aku nggak dengar, orang kamu mendesah desah keras gitu. Kalo jendela kamu buka pasti tetangga depan rumah juga denger non…masa gue harus tutup telinga “ Katanya balik protes.

“ Hhhh memang Jan…tapi aku nggak tega suamiku merasa bersalah. Sementara elo tahu sendiri gimana pusingnya kalo nggak kesampaian. Gue udah coba pake macem macem, kamu tentu tahulah, tapi hasilnya tetep aja. “ Keluhku.

“Din…gimana kalo gue bantu ? Gue bantu dengan cara gue…sorry gue bukan mau kurang ajar. Tapi gue tahu dulu elo cukup free dan gue tahu gimana prinsip elo. Gue juga temen lama elo, Jadi gue berani nawarin.” Katanya pelan.

“ Gila lo Jan..!! elo bener bener gila…!” Teriakku.

“ Kita nggak bercinta non…aku cuma muasin kamu aja. Tidak ada coitus…aku cuma membuat kamu nyaman aja…”Katanya pelan.

“ Maksud elo …? Nggak ML gimana…!?” kataku penasaran.

” Begini…kamu coba telepon suamimu lagi. Coba buat fore play dulu dengan omong omong. Setelah kamu agak panas, aku coba puasin kamu pake..mmm lidah….Sorry elo jangan kaget..gue cukup ahli dan pengalaman dengan yang satu ini. Gue nggak akan lebih dari itu…gue cuma mau bantu aja, anggap aja gue sex machine deh..”Katanya berusaha menjelaskan.

“Aduh Jan…elo aneh aneh aja…ide gila darimana tuh…ah paling kamu aja yang kepingin banget ML sama aku…dasar. “ Kataku tersenyum, bisa aja nih anak…

“ Nggak Din…bener deh, gue cuma puasin kamu pake lidah. Toh cuma pake lidah. Gue nggak akan remas remas elo kok, murni gue cuma ingin membantu. Jadi elo telepon suami elo lalu gue jilatin punya elo. Elo bisa bayangin suami elo yang muasin..”Katanya berusaha menjelaskan.

Hmmm sebenarnya boleh juga idenya. Just for sex…toh kami tidak ML yang sebenarnya

.” Elo serius mau bantu Jan….?” Tanyaku lirih.

Seperti kerbau dicocok hidungnya, Januar menuntunku menuju telepon. ‘ Relaks saja non…coba kamu telepon suamimu lagi “ Katanya sambil mengambil karpet dan menempatkannya di depan sofa. Aku mulai menelepon suamiku lagi.

“ Hai honey..masih kangen neehhh ? “ Teriak suamiku. “ Aku masih belum puas pa…please puasin aku lagi..” kataku mendesah.

Perlahan tangan Januar menyelusup ke balik rok ku dan menarik perlahan celana dalamku. Pelan dan lembut Januar mengelus bulu bulu kemaluanku. Ahhhh gila…kenapa aku setuju saja dengan rencana gila Januar, tapi aku tidak berusaha menghentikan tangannya malah meletakkan kakiku ke bahunya.

Perlahan Januar mendekatkan kepalanya ke belahan pahaku. Lembut sekali lidahnya mulai menyentuh permukaan klitorisku. Ahh setahun tidak disentuh benar benar membuatku gemetaran..gila efeknya sampai segini hebatnya. Sambil kupejamkan mata aku berusaha membayangkan suamiku. Lidah Januar makin menggila, ujung lidahnya mulai masuk ke dalam miss V ku, sementar jarinya memutar mutar di klitorisku.Aaahhh rasanya bener bener nikmat.

” Gimana sayang…hmmm enak ya” Bisik suamiku. Aku semakin keras melenguh…” Gimana jilatanku sayang…hmmm slruup…! ahhh enak honey…kamu sexy banget.” Bisik suamiku lembut. Aaahhh kasihan suamiku, tidak tahu dia kalau aku sedang dipuaskan oleh lelaki lain dengan menggunakan suaranya. Ahhh aku memang gila…

Januar memang benar, jilatannya sungguh luar biasa. Tampaknya dia sudah ahli dan sering melakukannya. Suara suamiku mulai memburu, mungkin dia juga mengocok batangnya. Dan kakiku makin menekan membenamkan kepala Januar makin dalam. Suara lidah Januar mulai berkecipakan. Entah suamiku mendengarnya atau tidak….masa bodo, pokoknya aku harus harus mendapat orgasmeku. Dan aaahhhh..!! aku menjerit keras, ketika Januar menyedot habis cairan cintaku. Bersamaan dengan itu suamiku juga berteriak dibalik teleponnya…rupanya dia juga ejakulasi.
Januar tersenyum sambil bertanya dengan kode apakah aku puas ? Gila gue udah teriak teriak, dia nggak tahu kalo gue udah orgasme.

Tapi aku masih ingin mendapatkan orgasme yang kedua…
” Mas coba bisikkan kalo batang mas masuk ya….aku pingin batang mas masuk…please..aku kepingin neeehhh..” Bisikku ke suamiku. ” Ok honey aku masukkan ya….tapi kamu harus teriak dong biar aku juga puas…ok ? aku masukin ya…” suara suamiku gemetar menahan nafsu.

Januar kini kebingungan bagaimana memuaskan aku kalau permintaanku seperti itu. Aku kode Januar untuk melepas celana panjangnya. ” Cepetan buka celana elo !!” Kataku tanpa suara tapi cukup jelas bagi Januar untuk memahami bahasa mulutku.

Januar terdiam beberapa saat dengan wajah bingung…tapi dia cepat tanggap, perlahan dia meloloskan celana panjangnya.

” Gue masukin ? ” Tanyanya tanpa suara sambil menunjuk ke arah vaginaku. Wajahnya kelihatan belum yakin. ” iya buka cepet !!!” Mulutku teriak tanpa suara sambil menurunkan celana dalamnya, gila !!! punya Januar lebih besar dan lebih hitam dari punya suamiku. Aku membuka pahaku lebar lebar, dengan ragu ragu Januar mendekatkan batangnya yang menegang hebat mendekat ke bibir vaginaku, dia menggesekkan batangnya ke klitorisku yang sudah memerah, gila enak sekali…..

” Mas yo mas…masukin…aku udah pengen nehh…”bisikku ke suamiku. Dari balik Telepon suara suamiku tambah memburu” Ok sayang aku masukin pelan pelan ya…hmmm enak kan ? gimana… udah masuk enak kan ? ”

Aku kode Januar dengan kedipan mata untuk segera memasukkan batangnya. Dengan sinar mata bertanya tanya Januar mulai menekan batangnya. “ Masukin aja “ Mulutku berkata tanpa suara. Dan perlahan batang besar Januar mulai masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya blleessss seluruh batang Januar tenggelam ke vaginaku. Aku memekik…aaaakkkhhh…

“ Aduh honey…kamu hebat… Belum pernah kita ngeseks lewat telepon seperti ini…gila kamu bener bener menghayati honey…” Teriak suamiku.
Sementara Januar mulai menggoyang pantat sexynya maju mundur. Semakin cepat dan semakin cepat. Aku pejamkan mataku, nikmatnya sungguh luar biasa. Gesekan kulit kasar batang Januar sungguh memberi kenikmatan yang tidak bisa dikatakan. Semakin cepat dan semakin dalam, sehingga sofaku berderit derit seperti hampir patah. Aku tutup mulut Januar jangan sampai dia melenguh atau bersuara. Bisa berabe dong…

Akhirnya orgasmeku yang kedua tiba…sungguh merupakan kenikmatan yang tiada taranya sampai tubuhku terhentak berkali kali. Aku masih membayangkan batang Januar yang masuk ke tubuhku adalah batang suamiku… Sorry Jan..nggak mungkin aku membayangkan kamu. Oleh sebab itu aku menutup mataku. Bagiku saat ini kamu adalah mesin seksku…seperti yang kamu tawarkan.

Begitu aku selesai orgasme, Januar mengerti bahwa dia harus berhenti….dia tahu diri bahwa dia tidak boleh ikut memuaskan dirinya, situasinya kurang tepat kalau dia ikut ejakulasi. Sesuai janjinya sendiri bahwa dia hanya ingin membantu. Aku sangat menghargainya. Dia mengerti aku tidak mau kalau spermanya memenuhi rahimku.

”Thanks honey…aku puas sekali” Bisikku ke suamiku….Perlahan Januar menarik keluar batangnya dari vaginaku. ”Apa kamu bener bener puas sekarang sayang…hmmm ? Suara suamiku masih bergetar. Thanks honey…aku tutup dulu ya..mau pipis dulu…” Kataku berusaha menutup pembicaraan. Segera aku tutup telepon tanpa menunggu jawaban dari suamiku.

Aku langsung memandang Januar dalam dalam :” Thanks Jan, kamu memang hebat…kamu nggak papa nanggung begitu ? atau aku bantu keluarin pake tangan ? sorry aku nggak mau kamu keluarin di dalam, terima kasih kalo kamu paham” Kataku pelan.

” Din…kayaknya kamu yang lebih gila..maksud gue kan nggak sejauh ini…” Kata Januar sambil memakai jeansnya.

” Sorry Jan…menurut gue nanggung sih..thanks ya…elo memang sahabat yang baik. Mungkin lain kali gue mau balas kebaikan elo tapi entah kapan.” Kataku tersenyum.

Januar cuma menggeleng geleng kepalanya dan kemudian mencium keningku sambil tersenyum…..” Aku pulang dulu…”

Birahi Istri Pak RT

Cerita birahi kali ini menceritakan menariknya sosok istri muda pak rt yang menggoda seorang pemuda untuk bisa lebih dekat dengannya. berikut langsung aja baca cerita lengkapnya.

Aku adalah anak tunggal di keluargaku. Namaku Doni. Umurku waktu itu 17 tahun. Aku siswa sebuah SMU Swasta dikotaku. Bapakku adalah seorang pengusaha menengah yang cukup sibuk, dia sering pergi keluar kota umtuk waktu yang tidak tentu. Ibuku juga sering ikut bersamanya. Aku tinggal dilingkungan Perumahan kelas menengah. Di sebelah rumahku adalah rumah Pak RT, orang yang cukup berpengaruh disana. Umurnya sekitar 60 tahun. tapi masih kelihatan gagah. Pak RT mempunyai dua orang istri. Yang pertama namanya Tante Is, wanita keturunan arab, kulitnya hitam manis, bodinya langsing. Meskipun usianya sudah 40-an, Tante Is masih kelihatan cantik, dia sangat pintar merawat diri.
Dengan Tante Is, Pak RT mempunyai dua orang putri yang cantik-cantik, yang sulung namanya Erni sedangkan adiknya namanya Ana, umur keduanya hampir sebaya denganku. Istri keduanya namanya Tante Linda, orang Bandung, kulitnya putih bersih. Wajahnya mirip bintang sinetron Titi Kamal. Bodynya aduhai, montok, padat berisi. Mungkin karena dia sering fitness, apalagi Tante Linda senang berpakaian sexy yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya. Membuat laki-laki yang memandangnya terangsang dan ngeres. Tante Linda orangnya supel dan pintar bergaul, sering dia ngobrol-ngobrol dengan anak muda seusiaku, termasuk aku.
Kejadian ini bermula ketika orang tuaku pergi seminggu keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Aku ditinggal sendirian dirumah. Sedangkan pembantuku dipecat ibuku tiga hari sebelumnya karena ketahuan mencuri uang ibuku. aku yang sendirian merasa kesepian. Aku duduk diruang tamu sambil berkhayal. Untuk menghilangkan kesepianku, kuputar VCD porno yang baru aku pinjam dari temanku. Filmnya tentang seorang cewek bule yang sedang disetubuhi dua orang negro. Satu orang negro sedang dikulum kontolnya, sedangkan yang satunya lagi sedang ngentot cewek bule itu dari belakang dengan posisi nungging. Sekitar 20 menit mereka berganti posisi, satu orang negro sedang rebahan diranjang sambil memasukkan kontolnya kelubang anus cewek bule itu, yang telentang diatasnya. Sedangkan negro yang satunya lagi sedang menggenjot vagina cewek itu. Desahan dan erangan mereka membuatku terangsang. Kuraba-raba celana pendekku (aku sudah tidak pakai celana dalam), kontolku mengeras. Semakin lama kuraba semakin keras. Kukocok-kocok naik turun. Birahiku memuncak ingin disalurkan, tapi aku tidak tahu harus kemana menyalurkannya.
“Lagi ngapain Don?” suara seorang wanita mengejutkanku.
Ternyata Tante Linda sudah berdiri disamping pintu. Dia berpakaian sangat sexy, dengan kaos ketat dan rok super mini. Dia memandang karah celanaku. Saking terkejutnya aku lupa menaikkan celanaku, sehingga dia dengan bebas bisa melihat kontolku yang sedang tegang penuh, mengacung-acung.
“Maaf.. maaf.. Tante” sahutku terbata-bata.
“Akh, nggak apa-apa kok, kamu khan udah gede”.
“Wah, kontolmu gede banget, udah pernah dimasukkin kevaginanya cewek belum?” tanyanya cuek.
“Be.. belum pernah Tante” sahutku.
“Mau nggak dimasukin ke punya Tante?, Tante pingin nih ngerasain kontolmu” katanya meminta.
Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekat kearahku. Duduk disampingku.
“Tapi saya belum pernah Tante” jawabku.
“Tante ajarin, mau khan?” katanya sedikit memaksa.
Tanpa menunggu jawabanku, dia menaikkan kedua kakinya kepangkuanku. Tangannya meraba-raba kontolku, aku gemetar. Baru kali ini kontolku dipegang seorang wanita. Dia mendekatkan wajahnya kewajahku, diciumnya bibirku. Lidahku diisapnya. Aku membalas isapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling isap. sesekali isapannya diarahkan keleherku. ditariknya tanganku, diletakannya dikedua buah dadanya yang sudah mengeras. Kuremas-remas buah dadanya, dia menggelinjang keenakan. Kutarik kaos ketatnya, aku terperangah, dia tidak memakai BH, buah dadanya padat dan kenyal. Kulepaskan isapan lidahnya, kuisap buah dadanya, dia melenguh, sambil tangannya terus mengocok-ngocok kontolku.
Beberapa menit berlalu, dia berdiri, lalu melepaskan rok mininya. Maka terpampanglah pemandangan yang luar biasa. Aku bisa melihat dengan jelas vaginanya yang merah merekah, sangat indah. dicukur rapi dan bersih. Kemudian dia berlutut dilantai, dihadapanku. Wajahnya didekatkan keselangkanganku. Ditariknya celana pendekku. Bibirnya mendekati kepala kontolku, dan mulai menjilati kepala kontolku, terus kepangkalnya.
“Akkh.. aow.. oohh.. nikmat Tante, enakk.. sekali” aku mengerang ketika dia mulai mengulum kontolku.
Hampir seluruh batang kontolku masuk kemulutnya yang sexy. Kontolku keluar masuk dimulutnya. Nikmat sekali. Tak ketinggalan, buah pelirkupun diseruputnya. Puas mengulum kontolku, kemudian Tante Linda berdiri dihadapanku. Vaginanya berada pas diwajahku. Dia menarik kepalaku, mendekatkannya pada vaginanya. Aku mengerti maksudnya, minta dijilati vaginanya. Kujulurkan lidahku. Aku mulai dengan menjilati pangkal pahanya, terus mendekati bibir vaginanya.
“Aow.. oohh.. nikmat.. sayang, teruss.. terus” dia mendesah-desah ketika aku memasukkan lidahku ke lubang vaginanya.
Kusedot-sedot, kugigit-gigit kelentitnya. Dijepitnya kepalaku. Hampir seluruh isi vaginanya kujilati, vaginanya basah.
“Akkhh.. akuu.. nggak kuatt.. sayang, kita mulai aja” ajaknya.
Dia menurunkan tubuhnya perlahan-lahan kepangkuanku. Dipegangnya kontolku, diarahkannya tepat kelubang vaginanya. Dia mulai memasukkan kontolku sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin dalam. Sudah setengah batang kontolku masuk. Sampai disini dia berhenti sejenak mengatur posisi. Kakinya berlutut disofa. Aku tak mau ketinggal, kuambil kesempatan. Kusodokkan kontolku. Dia menjerit ketika kontolku amblas dilubang vaginanya. Dia mulai menaikturunkan pantatnya dipangkuanku. Kontolku serasa dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit.
“Gimana sayang enak khan?” tanyanya.
“Enakk sekali Tante, vagina Tante sempit sekali” jawabku.
“Sudah lama sekali Tante tidak merasakannya sayang”.
“Pak RT tak pernah memberiku kepuasan” dia menggerutu.
“Emangnya Pak RT impoten Tante?” tanyaku.
“Iya, iya sayang” jawabnya singkat.
Kupeluk pinggangnya erat-erat. Bibirku menghisap-hisap buah dadanya. Kubantu gerakkannya dengan menyodok-nyodokan pantatku keatas. Dia mengerang-erang merasakan nikmat. Matanya merem melek. Semakin lama semakin cepat dia menggerak-gerakkan pantatnya, sesekali pantatnya diputar-putar. Aku merasakan nikmat yang tiada tara. Kontolku serasa dipelintir vaginanya. Sudah sekitar 30 menit kami berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Peluh kami bercucuran.
“Akh.. oohh.. aku tidak kuat sayang, akuu.. mauu.. keluarr” dia menjerit-jerit.
Kurasakan vaginanya berkedut-kedut.
“Akuu.. juga Tante” sahutku ngos-ngosan.
“Keluarin didalem aja sayang, aku ingin punya anak darimu” pintanya memelas.
Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak di lubang vaginanya.
“Kamu puas khan sayang?” tanyanya.
“Puas sekali Tante” sahutku pendek.
Kami beristirahat sejenak. Kemudian kekamar mandi untuk membersihkan badan. Siraman air membuat badanku segar kembali.
“Aku pingin lagi sayang, kamu mau khan?” tanyanya meminta.
Aku tidak menjawabnya. Kubopong tubuhnya, kubawa kekamarku dan kurebahkan diranjangku. aku merangkak diatas tubuhnya dengan posisi ssungsang. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan wajahku tepat diatas vaginanya. Aku mulai menjilati dinding vaginanya. Dia menggerinjal-gerinjal dan menjepit kepalaku. Seluruh dinding vaginanya kujilati. Kucari-cari tititnya. Kusedot-sedot dengan lidahku. Sesekali kugigit. Dia meringis.
Dengan jari-jariku kutusuk-tusuk lubang anusnya. Sesekali kujilati lubang anusnya. Tante Linda tak mau ketinggalan. Dia menjilati kontolku, dari kepala sampai pangkal kontolku tak luput dari jilatannya. Sstt! Aku mendesah ketika dia mengulum kontolku. Dia sangat lihai memainkan lidahnya. Kontolku yang tadi mengecil, sedikit demi sedikit mengeras didalam mulutnya. luar biasa kenikmatan yang kudapatkan. Tante Linda memang benar-benar profesional. Seluruh batang kontolku dijilatinya.
“Oohh.. aku tidak tahan sayang, kita mulai aja” pintanya.
Kuturunkan tubuhku dari tubuhnya. Aku berdiri dipinggir ranjang. Kutarik tubuhnya kepinggir, hingga kedua kakinya menjuntai. Aku mendekatkan kontolku kelubang vaginanya. Sedikit demi sedikit kontolku masuk kelubang vaginanya. Sstt! Dia mendesis. Sudah seluruh batang kontolku amblas ditelan lubang vaginanya yang basah dan memerah. Kugoyang-goyangkan pantatku. Tante Linda membantuku dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. aku merasakan sensasi yang luar biasa. 10 menit berlalu, kuganti posisi. Kutarik kontolku. Kakinya kunaikkan keduanya. Aku memasukkannya lagi. Dan mulai menggenjotnya.
“Akhh.. akuu.. mauu.. keluarr.. sayang” dia mengerang.
Vaginanya berkedut-kedut. Vaginanya menjepit kontolku.
“Akhh.. aku keluarr.. sayang” dia melenguh.
kurasakan vaginanya basah oleh cairan. Tante Linda telah mencapai orgasme sedangkan aku belum apa-apa. Kubalikkan tubuhnya. Kuminta dia menungging. dia menuruti aja perintahku. Kudekatkan kontolku yang masih tegang ke lubang anusnya.
“Kamu mau apain anusku sayang” tanyanya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.
“Jangan, jangan di lubang itu sayang, sakit” teriaknya.
Aku tidak mempedulikannya. Kumasukkan kepala kontolku kelubang anusnya. Mulanya agak susah tapi akhirnya masuk juga. Kutekan pelan-pelan hingga seluruh batang kontolku amblas. Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur. Kutuk-tusuk lubang anusnya.
“Oohh.. enakk.. sayang, kamu pintar” pujinya ketika dia sudah mulai merasakan nikmatnya disodomi.
Sekitar 30 menit kontolku keluar masuk dilubang anusnya. Kurasakan kontolku berkedut-kedut.
“Akkhh.. aku mau keluarr.. Tante” aku berteriak histeris.
Crott! Crott! Crott! Kutumpahkan spermaku lubang anusnya. Kudiamkan beberapa saat. Lalu kutarik kontolku. Kuarahkan ke wajahnya. Kuminta dia menjilati spermaku. Dengan lahapnya Tante Linda menjilati sisa-sisa spermaku, sampai bersih dijilatinya. Tanpa rasa jijik sedikitpun.
“Kamu hebat sayang, aku puas sekali” pujinya.
“Kamu mau khan memberiku kepuasan seperti ini lagi?” pintanya.
Aku mengangguk aja. Menyetujui permintaannya.
“Kalo kamu pengin lagi, datang aja ke kamarku”.
“Masuknya lewat jendela ya! Kalo lampu kamarku mati, berarti Pak RT nggak di rumah”.
“Ketok kaca jendela tiga kali, akan kubukakan untukmu, OK” dia menerangkannya untukku.
Kurebahkan tubuhku disampingnya. Kami tertidur setelah mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Malam itu Tante Linda menginap dikamarku. Sampai pagi kami merengkuh kenikmatan.

Aku adalah anak tunggal di keluargaku. Namaku Doni. Umurku waktu itu 17 tahun. Aku siswa sebuah SMU Swasta dikotaku. Bapakku adalah seorang pengusaha menengah yang cukup sibuk, dia sering pergi keluar kota umtuk waktu yang tidak tentu. Ibuku juga sering ikut bersamanya. Aku tinggal dilingkungan Perumahan kelas menengah. Di sebelah rumahku adalah rumah Pak RT, orang yang cukup berpengaruh disana. Umurnya sekitar 60 tahun. tapi masih kelihatan gagah. Pak RT mempunyai dua orang istri. Yang pertama namanya Tante Is, wanita keturunan arab, kulitnya hitam manis, bodinya langsing. Meskipun usianya sudah 40-an, Tante Is masih kelihatan cantik, dia sangat pintar merawat diri.
Dengan Tante Is, Pak RT mempunyai dua orang putri yang cantik-cantik, yang sulung namanya Erni sedangkan adiknya namanya Ana, umur keduanya hampir sebaya denganku. Istri keduanya namanya Tante Linda, orang Bandung, kulitnya putih bersih. Wajahnya mirip bintang sinetron Titi Kamal. Bodynya aduhai, montok, padat berisi. Mungkin karena dia sering fitness, apalagi Tante Linda senang berpakaian sexy yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya. Membuat laki-laki yang memandangnya terangsang dan ngeres. Tante Linda orangnya supel dan pintar bergaul, sering dia ngobrol-ngobrol dengan anak muda seusiaku, termasuk aku.
Kejadian ini bermula ketika orang tuaku pergi seminggu keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Aku ditinggal sendirian dirumah. Sedangkan pembantuku dipecat ibuku tiga hari sebelumnya karena ketahuan mencuri uang ibuku. aku yang sendirian merasa kesepian. Aku duduk diruang tamu sambil berkhayal. Untuk menghilangkan kesepianku, kuputar VCD porno yang baru aku pinjam dari temanku. Filmnya tentang seorang cewek bule yang sedang disetubuhi dua orang negro. Satu orang negro sedang dikulum kontolnya, sedangkan yang satunya lagi sedang ngentot cewek bule itu dari belakang dengan posisi nungging. Sekitar 20 menit mereka berganti posisi, satu orang negro sedang rebahan diranjang sambil memasukkan kontolnya kelubang anus cewek bule itu, yang telentang diatasnya. Sedangkan negro yang satunya lagi sedang menggenjot vagina cewek itu. Desahan dan erangan mereka membuatku terangsang. Kuraba-raba celana pendekku (aku sudah tidak pakai celana dalam), kontolku mengeras. Semakin lama kuraba semakin keras. Kukocok-kocok naik turun. Birahiku memuncak ingin disalurkan, tapi aku tidak tahu harus kemana menyalurkannya.
“Lagi ngapain Don?” suara seorang wanita mengejutkanku.
Ternyata Tante Linda sudah berdiri disamping pintu. Dia berpakaian sangat sexy, dengan kaos ketat dan rok super mini. Dia memandang karah celanaku. Saking terkejutnya aku lupa menaikkan celanaku, sehingga dia dengan bebas bisa melihat kontolku yang sedang tegang penuh, mengacung-acung.
“Maaf.. maaf.. Tante” sahutku terbata-bata.
“Akh, nggak apa-apa kok, kamu khan udah gede”.
“Wah, kontolmu gede banget, udah pernah dimasukkin kevaginanya cewek belum?” tanyanya cuek.
“Be.. belum pernah Tante” sahutku.
“Mau nggak dimasukin ke punya Tante?, Tante pingin nih ngerasain kontolmu” katanya meminta.
Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekat kearahku. Duduk disampingku.
“Tapi saya belum pernah Tante” jawabku.
“Tante ajarin, mau khan?” katanya sedikit memaksa.
Tanpa menunggu jawabanku, dia menaikkan kedua kakinya kepangkuanku. Tangannya meraba-raba kontolku, aku gemetar. Baru kali ini kontolku dipegang seorang wanita. Dia mendekatkan wajahnya kewajahku, diciumnya bibirku. Lidahku diisapnya. Aku membalas isapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling isap. sesekali isapannya diarahkan keleherku. ditariknya tanganku, diletakannya dikedua buah dadanya yang sudah mengeras. Kuremas-remas buah dadanya, dia menggelinjang keenakan. Kutarik kaos ketatnya, aku terperangah, dia tidak memakai BH, buah dadanya padat dan kenyal. Kulepaskan isapan lidahnya, kuisap buah dadanya, dia melenguh, sambil tangannya terus mengocok-ngocok kontolku.
Beberapa menit berlalu, dia berdiri, lalu melepaskan rok mininya. Maka terpampanglah pemandangan yang luar biasa. Aku bisa melihat dengan jelas vaginanya yang merah merekah, sangat indah. dicukur rapi dan bersih. Kemudian dia berlutut dilantai, dihadapanku. Wajahnya didekatkan keselangkanganku. Ditariknya celana pendekku. Bibirnya mendekati kepala kontolku, dan mulai menjilati kepala kontolku, terus kepangkalnya.
“Akkh.. aow.. oohh.. nikmat Tante, enakk.. sekali” aku mengerang ketika dia mulai mengulum kontolku.
Hampir seluruh batang kontolku masuk kemulutnya yang sexy. Kontolku keluar masuk dimulutnya. Nikmat sekali. Tak ketinggalan, buah pelirkupun diseruputnya. Puas mengulum kontolku, kemudian Tante Linda berdiri dihadapanku. Vaginanya berada pas diwajahku. Dia menarik kepalaku, mendekatkannya pada vaginanya. Aku mengerti maksudnya, minta dijilati vaginanya. Kujulurkan lidahku. Aku mulai dengan menjilati pangkal pahanya, terus mendekati bibir vaginanya.
“Aow.. oohh.. nikmat.. sayang, teruss.. terus” dia mendesah-desah ketika aku memasukkan lidahku ke lubang vaginanya.
Kusedot-sedot, kugigit-gigit kelentitnya. Dijepitnya kepalaku. Hampir seluruh isi vaginanya kujilati, vaginanya basah.
“Akkhh.. akuu.. nggak kuatt.. sayang, kita mulai aja” ajaknya.
Dia menurunkan tubuhnya perlahan-lahan kepangkuanku. Dipegangnya kontolku, diarahkannya tepat kelubang vaginanya. Dia mulai memasukkan kontolku sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin dalam. Sudah setengah batang kontolku masuk. Sampai disini dia berhenti sejenak mengatur posisi. Kakinya berlutut disofa. Aku tak mau ketinggal, kuambil kesempatan. Kusodokkan kontolku. Dia menjerit ketika kontolku amblas dilubang vaginanya. Dia mulai menaikturunkan pantatnya dipangkuanku. Kontolku serasa dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit.
“Gimana sayang enak khan?” tanyanya.
“Enakk sekali Tante, vagina Tante sempit sekali” jawabku.
“Sudah lama sekali Tante tidak merasakannya sayang”.
“Pak RT tak pernah memberiku kepuasan” dia menggerutu.
“Emangnya Pak RT impoten Tante?” tanyaku.
“Iya, iya sayang” jawabnya singkat.
Kupeluk pinggangnya erat-erat. Bibirku menghisap-hisap buah dadanya. Kubantu gerakkannya dengan menyodok-nyodokan pantatku keatas. Dia mengerang-erang merasakan nikmat. Matanya merem melek. Semakin lama semakin cepat dia menggerak-gerakkan pantatnya, sesekali pantatnya diputar-putar. Aku merasakan nikmat yang tiada tara. Kontolku serasa dipelintir vaginanya. Sudah sekitar 30 menit kami berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Peluh kami bercucuran.
“Akh.. oohh.. aku tidak kuat sayang, akuu.. mauu.. keluarr” dia menjerit-jerit.
Kurasakan vaginanya berkedut-kedut.
“Akuu.. juga Tante” sahutku ngos-ngosan.
“Keluarin didalem aja sayang, aku ingin punya anak darimu” pintanya memelas.
Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak di lubang vaginanya.
“Kamu puas khan sayang?” tanyanya.
“Puas sekali Tante” sahutku pendek.
Kami beristirahat sejenak. Kemudian kekamar mandi untuk membersihkan badan. Siraman air membuat badanku segar kembali.
“Aku pingin lagi sayang, kamu mau khan?” tanyanya meminta.
Aku tidak menjawabnya. Kubopong tubuhnya, kubawa kekamarku dan kurebahkan diranjangku. aku merangkak diatas tubuhnya dengan posisi ssungsang. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan wajahku tepat diatas vaginanya. Aku mulai menjilati dinding vaginanya. Dia menggerinjal-gerinjal dan menjepit kepalaku. Seluruh dinding vaginanya kujilati. Kucari-cari tititnya. Kusedot-sedot dengan lidahku. Sesekali kugigit. Dia meringis.
Dengan jari-jariku kutusuk-tusuk lubang anusnya. Sesekali kujilati lubang anusnya. Tante Linda tak mau ketinggalan. Dia menjilati kontolku, dari kepala sampai pangkal kontolku tak luput dari jilatannya. Sstt! Aku mendesah ketika dia mengulum kontolku. Dia sangat lihai memainkan lidahnya. Kontolku yang tadi mengecil, sedikit demi sedikit mengeras didalam mulutnya. luar biasa kenikmatan yang kudapatkan. Tante Linda memang benar-benar profesional. Seluruh batang kontolku dijilatinya.
“Oohh.. aku tidak tahan sayang, kita mulai aja” pintanya.
Kuturunkan tubuhku dari tubuhnya. Aku berdiri dipinggir ranjang. Kutarik tubuhnya kepinggir, hingga kedua kakinya menjuntai. Aku mendekatkan kontolku kelubang vaginanya. Sedikit demi sedikit kontolku masuk kelubang vaginanya. Sstt! Dia mendesis. Sudah seluruh batang kontolku amblas ditelan lubang vaginanya yang basah dan memerah. Kugoyang-goyangkan pantatku. Tante Linda membantuku dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. aku merasakan sensasi yang luar biasa. 10 menit berlalu, kuganti posisi. Kutarik kontolku. Kakinya kunaikkan keduanya. Aku memasukkannya lagi. Dan mulai menggenjotnya.
“Akhh.. akuu.. mauu.. keluarr.. sayang” dia mengerang.
Vaginanya berkedut-kedut. Vaginanya menjepit kontolku.
“Akhh.. aku keluarr.. sayang” dia melenguh.
kurasakan vaginanya basah oleh cairan. Tante Linda telah mencapai orgasme sedangkan aku belum apa-apa. Kubalikkan tubuhnya. Kuminta dia menungging. dia menuruti aja perintahku. Kudekatkan kontolku yang masih tegang ke lubang anusnya.
“Kamu mau apain anusku sayang” tanyanya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.
“Jangan, jangan di lubang itu sayang, sakit” teriaknya.
Aku tidak mempedulikannya. Kumasukkan kepala kontolku kelubang anusnya. Mulanya agak susah tapi akhirnya masuk juga. Kutekan pelan-pelan hingga seluruh batang kontolku amblas. Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur. Kutuk-tusuk lubang anusnya.
“Oohh.. enakk.. sayang, kamu pintar” pujinya ketika dia sudah mulai merasakan nikmatnya disodomi.
Sekitar 30 menit kontolku keluar masuk dilubang anusnya. Kurasakan kontolku berkedut-kedut.
“Akkhh.. aku mau keluarr.. Tante” aku berteriak histeris.
Crott! Crott! Crott! Kutumpahkan spermaku lubang anusnya. Kudiamkan beberapa saat. Lalu kutarik kontolku. Kuarahkan ke wajahnya. Kuminta dia menjilati spermaku. Dengan lahapnya Tante Linda menjilati sisa-sisa spermaku, sampai bersih dijilatinya. Tanpa rasa jijik sedikitpun.
“Kamu hebat sayang, aku puas sekali” pujinya.
“Kamu mau khan memberiku kepuasan seperti ini lagi?” pintanya.
Aku mengangguk aja. Menyetujui permintaannya.
“Kalo kamu pengin lagi, datang aja ke kamarku”.
“Masuknya lewat jendela ya! Kalo lampu kamarku mati, berarti Pak RT nggak di rumah”.
“Ketok kaca jendela tiga kali, akan kubukakan untukmu, OK” dia menerangkannya untukku.
Kurebahkan tubuhku disampingnya. Kami tertidur setelah mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Malam itu Tante Linda menginap dikamarku. Sampai pagi kami merengkuh kenikmatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar