Jumat, 13 Agustus 2010

Seks Dengan Susterku

Ini pengalaman seks nyata, walau sedikit dibumbui cerita birahi, tapi inilah yang menarik dari cerita seks kami. Seks dengan suster . Hampir tiap sore aku bersepeda ria ke daerah2 baru di sekitar rumah. naas tak dapat ditolak, namanya orang jalan pasti pernah jatuh, begitu juga aku. Hari itu sebuah mobil menyerempetku saat sedang bersepeda, kurang ajar betul ni yang bawa mobil. Pengen gue hajar hari itu juga, tapi apa mau dikata, aku malah terkapar dan musti dibawa ke rumah sakit.SIALLLLL……..

Seumur hidupku, baru kali ini aku masuk rumah sakit dan nginep sebagai pasien. Jujur aku paling takut dengan namanya dokter, pernah gue berobat ke dokter umum karena sakit biasa, waktu diperiksa tekanan darah, gue divonis punya darah tinggi karena detak jantung yang sangat kenceng. Padahal sebenernya gue takut setengah mati ma dokternya, hahahahaaaa….
Cerita berlanjut waktu di rumah sakit, gue musti mondok untuk waktu yang cukup lama karena ada patah tulang di bagian punggung. Dalam masa penyembuhan di rumah sakit ini, aku jarang sekali ditunggu ortu, maklum namanya juga anak kos yang jauh dari ortu. Untungnya perawat disini terkenal baik dan ramah dalam mengurus pasien. Enak diajak ngobrol juga waktu mereka sedang meriksaku ato sekedar memberi suntikan. Yah, suntikan, hal kedua yang aku takutkan setelah dokter. Kalo bisa milih, aku mending minum tu cairan yang ada di suntikan daripada harus merasakan jarumnya menancap di tubuhku. Adalah suster Rina, wanita berumur 33 tahun (1 anak dan 1 suami) dengan perawakan TB 166 dan BB 55 kg serta yang terakhir aku suka adalah ukuran payudaranya 36B bro, yang mendapat bagian suntik-menyuntik di tubuhku ini. Hari pertama aku teriak-teriak seperti orang gila waktu disuntik ma dia. Sempat aku berontak namun akhirnya kalah karena dipegang oleh perawat2 cowok. Hari kedua dia datang dengan membawa 2 buah suntikan yang katanya harus masuk semuanya ke dalam tubuhku. GILA, mati sebentar rasanya badan ini. Aku tawar Mbak Rina agar cukup 1x suntik, namun dia tetep berkeras hati..apalagi katanya dia takut dimarahi dokter yang sekaligus atasannya. dengan otak sedikit nakal aku berikan penawaran kepadanya.
”mbak, gimana klo aku tawarkan win-win solution buat kita?” pintaku dengan cengar-cengir..
“gimana caranya, Dan?”wajahnya memandang ragu kearahku.
“tapi janji jangan marah dan dengerin penawaranku sampai selesai.” Sambil kuacungkan jari kelingking tanda persetujuan kepadanya.
“janji!!”
“untuk suntikan pertama, mbak musti ijinkan aku melihat BH yang kamu pakai.”
”Ngaco kamu, Dan!!” jawabnya ketus
”mending kagak jadi nyuntik!”
Langsung kupotong bicaranya “tadi katanya mau dengerin dulu. Kalau ga mau, tar mbak dimarahi Dokter loh…..”
Mbak Rina sedikit berpikir ragu.
“mbak, ini supaya mengalihkan rasa takutku waktu disuntik. Janji de aku Cuma liat!!” senyum mupengku mulai melebar…
”emm……gimana ya?” ragu lagi.
”trus yang buat suntikan kedua gimana?” tanyanya tegas.
“yang kedua, mbak liatin Cdnya ke aku, cukup tarik rok ketasa aja kan Mbak?” aku girang dalam hati karena mendapat sedikit tanda setuju darinya. Heheheheeheeeee
“kok berat sih?”wajahnya mulai cemberut….
“ayolah mbak, mbak ga mau kan aku teriak2 kayak kemaren?” ajakku mupeng.
”janji ya Cuma liat, ga bole macem2?” keraguannya mulai meluntur
”siap suster!!” girang bener ni dalam hatiku…..(yes, yes, yes)
Mbak Rina mulai membuka kancing bajunya, tiga kancing baju teratas uda mulai terbuka,tetek yang montok dengan BH putih berenda itu telah keluar dari peraduannya. Hahahahahaaaaaaa
”ayo sini, aku uda kasi liat kan, kamu musti nurut!!”
”bentar Mbak, aku lagi konsentrasi ke teteknya mbak biar aku lupa kalau mau disuntik.” pintaku
Lama aku pandangi ternyata jantung masih berdegup kencang karena takut mau disuntik dan karena horny melihat pemandangan indah ini.
”mbak, bole liat Cdnya mbak sekarang?” pintaku memelas…
”loh tadi ga gini perjanjiannya.” agak ketus tapi tetep ramah
”tapi aku masi takut banget ni mbak”
”ya udahlah daripada lama!” sambil menarik roknya agak keatas.
CD putih dengan bordir warna merah mulai terlihat di depan mataku, mulai kuamati tiap detil pantat semoknya itu. Terlihat sedikit bulu keluar dari balik Cdnya..putih banget ternyata badan Mbak Rina ini. Otak ngeres uda sulit dikendalikan lagi, ’adek’ku juga uda menjulang tinggi dengan sendirinya…..
”heh, kapan suntiknya ini?” kata mbak rina
”malah asik liat ’barang’ku ya” lanjutnya
”uda miring dulu badannya, aku mau suntik dipantatmu!”
Sambil kubayangkan indahnya tubuh Mbak Rina, jarum suntik itu mulai masuk kedalam tubuh. Dua kali telah menancap dan aku hanya meringis kecil karena pikiranku telah kemana2.
”uda tuh, aku tutup ya!?” tiba-tiba bicaranya membangunkanku dari lamunan
”iya mbak, makasih ya…” padahal aku pengen lebih pikirku
”Mbak, besok mbak lagi kan yang nyuntik aku?” tanyaku
”emm….kayaknya, napa?
”mau minta lebih po?” pancingnya..
“emang bole mbak?” sambil aku tersenyum
”ENAK AJA!!” bentaknya..
Berlalu Mbak rina meninggalkan kamarku yang kecil dan hanya terisi oleh 2 pasien. Malam itu, terasa ngilu sekali tulangku yang patah ini. Langsung ku pencet bel perawat agar dateng membantu. Ternyata malam ini giliran Mbak Rina jaga.
”heh apalagi kamu ini?” tanyanya ketus
”mau ngerjain aku lagi ya?”
”aku ga tau kalo sekarang giliran Mbak Rina jaga, suer” jawabku takut sambil menahan sakit.
”ini Mbak, kok sakit banget ya lukaku ini?”
”ada obat pereda rasa sakit ga?” pintaku padanya
”kata dokter itu emang musti dirasakan dan ga bole dikasi obat. Tapi aku akan nemeni kamu melewati rasa sakit ini.” (buset dah ngomongnya!!)
”mbak aku ga kuat, mau pingsan boleh ga?”
”JANGAN!!” perintahnya
”kalo dialihkan pikirannya mungkin bisa agak ga sakit ya?”tanyaku
”mulai deh nakalnya….” kali ini dia ramah banget.
”please mbak….” memelas
”kamu mau apalagi?kayak tadi pagi?”
“mau mau mau….”
Mbak Rina mulai membuka kancing bajunya, kali ini semua kancing dia lepas dan dilepas pula baju itu dari tubuhnya. Rok mulai diturunkan sampai lepas sehingga dia hanya memakai CD+BH merah berenda dihadapanku.
“glek…sexy banget mbak”
“makasih….” jawabnya sambil tersenyum malu
”mbak bole minta sesuatu ga?”
”pasti aneh2 lagi ya, ga mau ah.”dia menolak lembut
”ayolah mbak….ga kasian apa liat aku tersiksa gini?”sambil sedikit meringis2 supaya tambah dramatis
”mau apa kamu?” mulai melunak banget
Sambil kubuka selimut pasien yang menutupi bagian bawah badanku yang sedari tadi hanya memakai CD GT-Man ku, ”tolong pegang ’adek’ ku ini dong mbak?” pintaku ”please……”memaksa ne
”hah!!” dia kaget
”elus aja de…” makin mupeng ni
”ya uda de, tapi Cuma elus ya?” langsung dia membuka CDku yang masi menempel dan aku masi telentang diatas tempat tidur.
”manteb juga punyamu Dan?” dia mulai mupeng juga
Mulai dia elus dan aku mendesah ”agh…agh..agh terus mbak.”
Tiba-tiba mulutnya uda berada di ujung penis dan mulai menjilat2 kecil
“dapet bonus ne Mbak?” tanyaku dan dia hanya mengangguk kecil
Tanganku mulai berani mencoba mengelus teteknya itu, lama kelamaan aku meremasnya dari luar BH, terus merayap sampai ke pantatnya yang semok itu. Aku beranikan menarik kait Bhnya, dia agak menjauh tanda menolak namun lama-lama dia mendekat lagi dan lepaslah kaitan itu. Menyembul tetek itu, tetek yang telah membesarkan seorang anak kecil sampai berumur 5 tahun. Aku remas teteknya, sambil berusaha untuk menarik Cdnya..kali ini dia sudah ga nolak lagi, lepaslah semua penutupnya. Mbak Rina masih asik mengulum ‘adek’ ku dan biji2nya….. dia menjepit ‘adek’ku dengan kedua payudaranya, nikmat bener ni sampai merem-melek mataku. Aku remas-remas pantat itu sambil mencari sesuatu di selangkangannya.
“Mbak, kayaknya aku mau keluar ni.” ‘adek’ku masi di jepit sambil dikocok.
”yaudah keluarin aja Dan” sambil dia tersenyum
Cret…cret…cret….cret…cret…..5x maniku menyembur ke belahan dadanya itu.
”makasih ya mbak, uda lama banget aku ga onani ne”
”ya ampun Dan, knapa suka onani, kasian tar ’adek’mu lecet loh.” dia muali peduli
Badannya mendekat ke wajahku, diciumnya bibirku ini dan terasa teteknya mengenai bahuku, kenyal. Lembut dan hangat yang kurasakan. Ciuman kami mulai liar, lidahku menjelajah kedalam mulutnya, tanganku meremas kedua teteknya dan memilin-milin putingnya. Tangan mbak rina mulai mengelus ’adek’ku lagi, tegangan mulai meninggi lagi ni. Teteknya yang masih basah karena maniku tadi kini menempel ketubuhku yang masih berbalut naju pasien. Dilepasnya kancing dan bajuku ini, kami sama-sama telanjang dimana aku masi tertidur dan Mbak rina membungkuk menciumku dengan ganas.
”mbak berenti dulu ya” pintaku
”knapa dan?nanggung ne?”
”angkat deh kaki mbak rina, naikkan kaki kanannya keatas tempat tidurku”
Kakinya mulai diangkat dan terlihat lubang itu dengan sebutir biji yang menempel disana. Aku mulai mejilatnya, mengulum itilnya itu sampai dia menggelinjang dan menjambak rambutku. Aku tusuk-tusukkan lidahku ke ’lubang’ itu, aku buka dengan kedua jari agar lebih dalam aku dapat menusukkan lidahku.
”Dan, aku uda ga kuat, masukin yuk dan?” wajahnya uda horny berat
Aku suruh dia naik keatas ranjang, aku miringkan posisi tidurku karena punggungku masih sakit, dan kami saling berhadapan. Aku angkat kaki kanannya agak keatas sampai posisi memeluk badanku. Aku tusuk perlahan ‘punya’ Mbak rina, cukup sempit untuk seorang yang mempunyai 1 anak. Aku biarkan dalam terbenam didalamnya dan kutarik perlahan agar terasa tiap kenikmatan yang terjadi. Lama mulai kugoyang sambil kami masih berpagutan, tanganku ga mau nganggur dan meremas kedua payudara itu.
“ter…..us……Dan….” sambil mendesah
“ah..ah…ah….hmph…..”
Setelah 10 menit, aku minta ganti posisi, aku palingkan dia sampai posisi membelakangiku, aku angkat kaki kirinya, aku selipkan kai kiriku diantara kedua kakinya, dan kutusukkan ‘adek’ku lebih dalam lagi, kami bergoyang.
“ah….ah…ah….enak banget Dan….”
“Mbak juga enak banget ne goyangannya….”jawabku
Tanganku masih memilin putingnya dari belakang, wajahya berpaling menghadapku dan kami terus berciuman….
”egh………..egh……..egh………”lenguhku nikmat.
Kali ini aku tengkurapkan dia dan kutusuk dari belakang, terasa makin smpit aja ne…aku ga berani goyang terlalu keras karena sakit punggung ini. Posisiku push-up diatas punggungnya…aku genjot makin kenceng dan kami sampai pada puncaknya.
”Dan yang cepet…….ah….ah…ahhhh…”sambil nafasnya terengah-engah…
”Mbak aku mau keluar lagi ni” uda berada di ujung kenikmatan rasanya
”aku juga Dan, bareng ya…” pintanya
”keluarin dimana Mbak?”tanyaku
“di dalem aja Dan, biar nikmat sekalian”
“Mbaaaaaaaaaaaaakk………..uda ga kuat ne”
“akuuuuuuuuuu juga Dan….”
Dan Cret….cret…..cret…..cshhhhhhhhhhhhh sprema ini muncrat bareng dengan lendirnya Mbak Rina. Terkapar aku diatas badannya yang mulus dan telah berkeringat karena perang ini, namun ’adek’ ini masi menancap walau uda mulai mengkeret. Aku pindah dari atas tubuhnya, kami berdua terkapar bersebelahan. Mbak rina memelukku dan mencium kedua pipiku.
“Makasih ya Dan, uda lama aku ga mencapai titik nikmat ini.” Sambil mencium bibirku.
“sama-sama mbak…aku jadi betah disini ni” sambil kami tertawa bersama….
Malem itu kami tidur berpelukan dengan telanjang di dalam selimut rumah sakit setelah kami sembunyikan pakaian2 kami, sampai tersadar waktu telah menunjuk jam 4.30 pagi dan Mbak Rina pamit untuk pulang. Sebelum pulang dapet bonus diemut lagi ’adek’ ku sampai ngecrot 1x lagi……makasih ya Mbak Rina.

Seks Dengan Susterku

Ini pengalaman seks nyata, walau sedikit dibumbui cerita birahi, tapi inilah yang menarik dari cerita seks kami. Seks dengan suster . Hampir tiap sore aku bersepeda ria ke daerah2 baru di sekitar rumah. naas tak dapat ditolak, namanya orang jalan pasti pernah jatuh, begitu juga aku. Hari itu sebuah mobil menyerempetku saat sedang bersepeda, kurang ajar betul ni yang bawa mobil. Pengen gue hajar hari itu juga, tapi apa mau dikata, aku malah terkapar dan musti dibawa ke rumah sakit.SIALLLLL……..

Seumur hidupku, baru kali ini aku masuk rumah sakit dan nginep sebagai pasien. Jujur aku paling takut dengan namanya dokter, pernah gue berobat ke dokter umum karena sakit biasa, waktu diperiksa tekanan darah, gue divonis punya darah tinggi karena detak jantung yang sangat kenceng. Padahal sebenernya gue takut setengah mati ma dokternya, hahahahaaaa….
Cerita berlanjut waktu di rumah sakit, gue musti mondok untuk waktu yang cukup lama karena ada patah tulang di bagian punggung. Dalam masa penyembuhan di rumah sakit ini, aku jarang sekali ditunggu ortu, maklum namanya juga anak kos yang jauh dari ortu. Untungnya perawat disini terkenal baik dan ramah dalam mengurus pasien. Enak diajak ngobrol juga waktu mereka sedang meriksaku ato sekedar memberi suntikan. Yah, suntikan, hal kedua yang aku takutkan setelah dokter. Kalo bisa milih, aku mending minum tu cairan yang ada di suntikan daripada harus merasakan jarumnya menancap di tubuhku. Adalah suster Rina, wanita berumur 33 tahun (1 anak dan 1 suami) dengan perawakan TB 166 dan BB 55 kg serta yang terakhir aku suka adalah ukuran payudaranya 36B bro, yang mendapat bagian suntik-menyuntik di tubuhku ini. Hari pertama aku teriak-teriak seperti orang gila waktu disuntik ma dia. Sempat aku berontak namun akhirnya kalah karena dipegang oleh perawat2 cowok. Hari kedua dia datang dengan membawa 2 buah suntikan yang katanya harus masuk semuanya ke dalam tubuhku. GILA, mati sebentar rasanya badan ini. Aku tawar Mbak Rina agar cukup 1x suntik, namun dia tetep berkeras hati..apalagi katanya dia takut dimarahi dokter yang sekaligus atasannya. dengan otak sedikit nakal aku berikan penawaran kepadanya.
”mbak, gimana klo aku tawarkan win-win solution buat kita?” pintaku dengan cengar-cengir..
“gimana caranya, Dan?”wajahnya memandang ragu kearahku.
“tapi janji jangan marah dan dengerin penawaranku sampai selesai.” Sambil kuacungkan jari kelingking tanda persetujuan kepadanya.
“janji!!”
“untuk suntikan pertama, mbak musti ijinkan aku melihat BH yang kamu pakai.”
”Ngaco kamu, Dan!!” jawabnya ketus
”mending kagak jadi nyuntik!”
Langsung kupotong bicaranya “tadi katanya mau dengerin dulu. Kalau ga mau, tar mbak dimarahi Dokter loh…..”
Mbak Rina sedikit berpikir ragu.
“mbak, ini supaya mengalihkan rasa takutku waktu disuntik. Janji de aku Cuma liat!!” senyum mupengku mulai melebar…
”emm……gimana ya?” ragu lagi.
”trus yang buat suntikan kedua gimana?” tanyanya tegas.
“yang kedua, mbak liatin Cdnya ke aku, cukup tarik rok ketasa aja kan Mbak?” aku girang dalam hati karena mendapat sedikit tanda setuju darinya. Heheheheeheeeee
“kok berat sih?”wajahnya mulai cemberut….
“ayolah mbak, mbak ga mau kan aku teriak2 kayak kemaren?” ajakku mupeng.
”janji ya Cuma liat, ga bole macem2?” keraguannya mulai meluntur
”siap suster!!” girang bener ni dalam hatiku…..(yes, yes, yes)
Mbak Rina mulai membuka kancing bajunya, tiga kancing baju teratas uda mulai terbuka,tetek yang montok dengan BH putih berenda itu telah keluar dari peraduannya. Hahahahahaaaaaaa
”ayo sini, aku uda kasi liat kan, kamu musti nurut!!”
”bentar Mbak, aku lagi konsentrasi ke teteknya mbak biar aku lupa kalau mau disuntik.” pintaku
Lama aku pandangi ternyata jantung masih berdegup kencang karena takut mau disuntik dan karena horny melihat pemandangan indah ini.
”mbak, bole liat Cdnya mbak sekarang?” pintaku memelas…
”loh tadi ga gini perjanjiannya.” agak ketus tapi tetep ramah
”tapi aku masi takut banget ni mbak”
”ya udahlah daripada lama!” sambil menarik roknya agak keatas.
CD putih dengan bordir warna merah mulai terlihat di depan mataku, mulai kuamati tiap detil pantat semoknya itu. Terlihat sedikit bulu keluar dari balik Cdnya..putih banget ternyata badan Mbak Rina ini. Otak ngeres uda sulit dikendalikan lagi, ’adek’ku juga uda menjulang tinggi dengan sendirinya…..
”heh, kapan suntiknya ini?” kata mbak rina
”malah asik liat ’barang’ku ya” lanjutnya
”uda miring dulu badannya, aku mau suntik dipantatmu!”
Sambil kubayangkan indahnya tubuh Mbak Rina, jarum suntik itu mulai masuk kedalam tubuh. Dua kali telah menancap dan aku hanya meringis kecil karena pikiranku telah kemana2.
”uda tuh, aku tutup ya!?” tiba-tiba bicaranya membangunkanku dari lamunan
”iya mbak, makasih ya…” padahal aku pengen lebih pikirku
”Mbak, besok mbak lagi kan yang nyuntik aku?” tanyaku
”emm….kayaknya, napa?
”mau minta lebih po?” pancingnya..
“emang bole mbak?” sambil aku tersenyum
”ENAK AJA!!” bentaknya..
Berlalu Mbak rina meninggalkan kamarku yang kecil dan hanya terisi oleh 2 pasien. Malam itu, terasa ngilu sekali tulangku yang patah ini. Langsung ku pencet bel perawat agar dateng membantu. Ternyata malam ini giliran Mbak Rina jaga.
”heh apalagi kamu ini?” tanyanya ketus
”mau ngerjain aku lagi ya?”
”aku ga tau kalo sekarang giliran Mbak Rina jaga, suer” jawabku takut sambil menahan sakit.
”ini Mbak, kok sakit banget ya lukaku ini?”
”ada obat pereda rasa sakit ga?” pintaku padanya
”kata dokter itu emang musti dirasakan dan ga bole dikasi obat. Tapi aku akan nemeni kamu melewati rasa sakit ini.” (buset dah ngomongnya!!)
”mbak aku ga kuat, mau pingsan boleh ga?”
”JANGAN!!” perintahnya
”kalo dialihkan pikirannya mungkin bisa agak ga sakit ya?”tanyaku
”mulai deh nakalnya….” kali ini dia ramah banget.
”please mbak….” memelas
”kamu mau apalagi?kayak tadi pagi?”
“mau mau mau….”
Mbak Rina mulai membuka kancing bajunya, kali ini semua kancing dia lepas dan dilepas pula baju itu dari tubuhnya. Rok mulai diturunkan sampai lepas sehingga dia hanya memakai CD+BH merah berenda dihadapanku.
“glek…sexy banget mbak”
“makasih….” jawabnya sambil tersenyum malu
”mbak bole minta sesuatu ga?”
”pasti aneh2 lagi ya, ga mau ah.”dia menolak lembut
”ayolah mbak….ga kasian apa liat aku tersiksa gini?”sambil sedikit meringis2 supaya tambah dramatis
”mau apa kamu?” mulai melunak banget
Sambil kubuka selimut pasien yang menutupi bagian bawah badanku yang sedari tadi hanya memakai CD GT-Man ku, ”tolong pegang ’adek’ ku ini dong mbak?” pintaku ”please……”memaksa ne
”hah!!” dia kaget
”elus aja de…” makin mupeng ni
”ya uda de, tapi Cuma elus ya?” langsung dia membuka CDku yang masi menempel dan aku masi telentang diatas tempat tidur.
”manteb juga punyamu Dan?” dia mulai mupeng juga
Mulai dia elus dan aku mendesah ”agh…agh..agh terus mbak.”
Tiba-tiba mulutnya uda berada di ujung penis dan mulai menjilat2 kecil
“dapet bonus ne Mbak?” tanyaku dan dia hanya mengangguk kecil
Tanganku mulai berani mencoba mengelus teteknya itu, lama kelamaan aku meremasnya dari luar BH, terus merayap sampai ke pantatnya yang semok itu. Aku beranikan menarik kait Bhnya, dia agak menjauh tanda menolak namun lama-lama dia mendekat lagi dan lepaslah kaitan itu. Menyembul tetek itu, tetek yang telah membesarkan seorang anak kecil sampai berumur 5 tahun. Aku remas teteknya, sambil berusaha untuk menarik Cdnya..kali ini dia sudah ga nolak lagi, lepaslah semua penutupnya. Mbak Rina masih asik mengulum ‘adek’ ku dan biji2nya….. dia menjepit ‘adek’ku dengan kedua payudaranya, nikmat bener ni sampai merem-melek mataku. Aku remas-remas pantat itu sambil mencari sesuatu di selangkangannya.
“Mbak, kayaknya aku mau keluar ni.” ‘adek’ku masi di jepit sambil dikocok.
”yaudah keluarin aja Dan” sambil dia tersenyum
Cret…cret…cret….cret…cret…..5x maniku menyembur ke belahan dadanya itu.
”makasih ya mbak, uda lama banget aku ga onani ne”
”ya ampun Dan, knapa suka onani, kasian tar ’adek’mu lecet loh.” dia muali peduli
Badannya mendekat ke wajahku, diciumnya bibirku ini dan terasa teteknya mengenai bahuku, kenyal. Lembut dan hangat yang kurasakan. Ciuman kami mulai liar, lidahku menjelajah kedalam mulutnya, tanganku meremas kedua teteknya dan memilin-milin putingnya. Tangan mbak rina mulai mengelus ’adek’ku lagi, tegangan mulai meninggi lagi ni. Teteknya yang masih basah karena maniku tadi kini menempel ketubuhku yang masih berbalut naju pasien. Dilepasnya kancing dan bajuku ini, kami sama-sama telanjang dimana aku masi tertidur dan Mbak rina membungkuk menciumku dengan ganas.
”mbak berenti dulu ya” pintaku
”knapa dan?nanggung ne?”
”angkat deh kaki mbak rina, naikkan kaki kanannya keatas tempat tidurku”
Kakinya mulai diangkat dan terlihat lubang itu dengan sebutir biji yang menempel disana. Aku mulai mejilatnya, mengulum itilnya itu sampai dia menggelinjang dan menjambak rambutku. Aku tusuk-tusukkan lidahku ke ’lubang’ itu, aku buka dengan kedua jari agar lebih dalam aku dapat menusukkan lidahku.
”Dan, aku uda ga kuat, masukin yuk dan?” wajahnya uda horny berat
Aku suruh dia naik keatas ranjang, aku miringkan posisi tidurku karena punggungku masih sakit, dan kami saling berhadapan. Aku angkat kaki kanannya agak keatas sampai posisi memeluk badanku. Aku tusuk perlahan ‘punya’ Mbak rina, cukup sempit untuk seorang yang mempunyai 1 anak. Aku biarkan dalam terbenam didalamnya dan kutarik perlahan agar terasa tiap kenikmatan yang terjadi. Lama mulai kugoyang sambil kami masih berpagutan, tanganku ga mau nganggur dan meremas kedua payudara itu.
“ter…..us……Dan….” sambil mendesah
“ah..ah…ah….hmph…..”
Setelah 10 menit, aku minta ganti posisi, aku palingkan dia sampai posisi membelakangiku, aku angkat kaki kirinya, aku selipkan kai kiriku diantara kedua kakinya, dan kutusukkan ‘adek’ku lebih dalam lagi, kami bergoyang.
“ah….ah…ah….enak banget Dan….”
“Mbak juga enak banget ne goyangannya….”jawabku
Tanganku masih memilin putingnya dari belakang, wajahya berpaling menghadapku dan kami terus berciuman….
”egh………..egh……..egh………”lenguhku nikmat.
Kali ini aku tengkurapkan dia dan kutusuk dari belakang, terasa makin smpit aja ne…aku ga berani goyang terlalu keras karena sakit punggung ini. Posisiku push-up diatas punggungnya…aku genjot makin kenceng dan kami sampai pada puncaknya.
”Dan yang cepet…….ah….ah…ahhhh…”sambil nafasnya terengah-engah…
”Mbak aku mau keluar lagi ni” uda berada di ujung kenikmatan rasanya
”aku juga Dan, bareng ya…” pintanya
”keluarin dimana Mbak?”tanyaku
“di dalem aja Dan, biar nikmat sekalian”
“Mbaaaaaaaaaaaaakk………..uda ga kuat ne”
“akuuuuuuuuuu juga Dan….”
Dan Cret….cret…..cret…..cshhhhhhhhhhhhh sprema ini muncrat bareng dengan lendirnya Mbak Rina. Terkapar aku diatas badannya yang mulus dan telah berkeringat karena perang ini, namun ’adek’ ini masi menancap walau uda mulai mengkeret. Aku pindah dari atas tubuhnya, kami berdua terkapar bersebelahan. Mbak rina memelukku dan mencium kedua pipiku.
“Makasih ya Dan, uda lama aku ga mencapai titik nikmat ini.” Sambil mencium bibirku.
“sama-sama mbak…aku jadi betah disini ni” sambil kami tertawa bersama….
Malem itu kami tidur berpelukan dengan telanjang di dalam selimut rumah sakit setelah kami sembunyikan pakaian2 kami, sampai tersadar waktu telah menunjuk jam 4.30 pagi dan Mbak Rina pamit untuk pulang. Sebelum pulang dapet bonus diemut lagi ’adek’ ku sampai ngecrot 1x lagi……makasih ya Mbak Rina.

Seks Dengan Susterku

Ini pengalaman seks nyata, walau sedikit dibumbui cerita birahi, tapi inilah yang menarik dari cerita seks kami. Seks dengan suster . Hampir tiap sore aku bersepeda ria ke daerah2 baru di sekitar rumah. naas tak dapat ditolak, namanya orang jalan pasti pernah jatuh, begitu juga aku. Hari itu sebuah mobil menyerempetku saat sedang bersepeda, kurang ajar betul ni yang bawa mobil. Pengen gue hajar hari itu juga, tapi apa mau dikata, aku malah terkapar dan musti dibawa ke rumah sakit.SIALLLLL……..

Seumur hidupku, baru kali ini aku masuk rumah sakit dan nginep sebagai pasien. Jujur aku paling takut dengan namanya dokter, pernah gue berobat ke dokter umum karena sakit biasa, waktu diperiksa tekanan darah, gue divonis punya darah tinggi karena detak jantung yang sangat kenceng. Padahal sebenernya gue takut setengah mati ma dokternya, hahahahaaaa….
Cerita berlanjut waktu di rumah sakit, gue musti mondok untuk waktu yang cukup lama karena ada patah tulang di bagian punggung. Dalam masa penyembuhan di rumah sakit ini, aku jarang sekali ditunggu ortu, maklum namanya juga anak kos yang jauh dari ortu. Untungnya perawat disini terkenal baik dan ramah dalam mengurus pasien. Enak diajak ngobrol juga waktu mereka sedang meriksaku ato sekedar memberi suntikan. Yah, suntikan, hal kedua yang aku takutkan setelah dokter. Kalo bisa milih, aku mending minum tu cairan yang ada di suntikan daripada harus merasakan jarumnya menancap di tubuhku. Adalah suster Rina, wanita berumur 33 tahun (1 anak dan 1 suami) dengan perawakan TB 166 dan BB 55 kg serta yang terakhir aku suka adalah ukuran payudaranya 36B bro, yang mendapat bagian suntik-menyuntik di tubuhku ini. Hari pertama aku teriak-teriak seperti orang gila waktu disuntik ma dia. Sempat aku berontak namun akhirnya kalah karena dipegang oleh perawat2 cowok. Hari kedua dia datang dengan membawa 2 buah suntikan yang katanya harus masuk semuanya ke dalam tubuhku. GILA, mati sebentar rasanya badan ini. Aku tawar Mbak Rina agar cukup 1x suntik, namun dia tetep berkeras hati..apalagi katanya dia takut dimarahi dokter yang sekaligus atasannya. dengan otak sedikit nakal aku berikan penawaran kepadanya.
”mbak, gimana klo aku tawarkan win-win solution buat kita?” pintaku dengan cengar-cengir..
“gimana caranya, Dan?”wajahnya memandang ragu kearahku.
“tapi janji jangan marah dan dengerin penawaranku sampai selesai.” Sambil kuacungkan jari kelingking tanda persetujuan kepadanya.
“janji!!”
“untuk suntikan pertama, mbak musti ijinkan aku melihat BH yang kamu pakai.”
”Ngaco kamu, Dan!!” jawabnya ketus
”mending kagak jadi nyuntik!”
Langsung kupotong bicaranya “tadi katanya mau dengerin dulu. Kalau ga mau, tar mbak dimarahi Dokter loh…..”
Mbak Rina sedikit berpikir ragu.
“mbak, ini supaya mengalihkan rasa takutku waktu disuntik. Janji de aku Cuma liat!!” senyum mupengku mulai melebar…
”emm……gimana ya?” ragu lagi.
”trus yang buat suntikan kedua gimana?” tanyanya tegas.
“yang kedua, mbak liatin Cdnya ke aku, cukup tarik rok ketasa aja kan Mbak?” aku girang dalam hati karena mendapat sedikit tanda setuju darinya. Heheheheeheeeee
“kok berat sih?”wajahnya mulai cemberut….
“ayolah mbak, mbak ga mau kan aku teriak2 kayak kemaren?” ajakku mupeng.
”janji ya Cuma liat, ga bole macem2?” keraguannya mulai meluntur
”siap suster!!” girang bener ni dalam hatiku…..(yes, yes, yes)
Mbak Rina mulai membuka kancing bajunya, tiga kancing baju teratas uda mulai terbuka,tetek yang montok dengan BH putih berenda itu telah keluar dari peraduannya. Hahahahahaaaaaaa
”ayo sini, aku uda kasi liat kan, kamu musti nurut!!”
”bentar Mbak, aku lagi konsentrasi ke teteknya mbak biar aku lupa kalau mau disuntik.” pintaku
Lama aku pandangi ternyata jantung masih berdegup kencang karena takut mau disuntik dan karena horny melihat pemandangan indah ini.
”mbak, bole liat Cdnya mbak sekarang?” pintaku memelas…
”loh tadi ga gini perjanjiannya.” agak ketus tapi tetep ramah
”tapi aku masi takut banget ni mbak”
”ya udahlah daripada lama!” sambil menarik roknya agak keatas.
CD putih dengan bordir warna merah mulai terlihat di depan mataku, mulai kuamati tiap detil pantat semoknya itu. Terlihat sedikit bulu keluar dari balik Cdnya..putih banget ternyata badan Mbak Rina ini. Otak ngeres uda sulit dikendalikan lagi, ’adek’ku juga uda menjulang tinggi dengan sendirinya…..
”heh, kapan suntiknya ini?” kata mbak rina
”malah asik liat ’barang’ku ya” lanjutnya
”uda miring dulu badannya, aku mau suntik dipantatmu!”
Sambil kubayangkan indahnya tubuh Mbak Rina, jarum suntik itu mulai masuk kedalam tubuh. Dua kali telah menancap dan aku hanya meringis kecil karena pikiranku telah kemana2.
”uda tuh, aku tutup ya!?” tiba-tiba bicaranya membangunkanku dari lamunan
”iya mbak, makasih ya…” padahal aku pengen lebih pikirku
”Mbak, besok mbak lagi kan yang nyuntik aku?” tanyaku
”emm….kayaknya, napa?
”mau minta lebih po?” pancingnya..
“emang bole mbak?” sambil aku tersenyum
”ENAK AJA!!” bentaknya..
Berlalu Mbak rina meninggalkan kamarku yang kecil dan hanya terisi oleh 2 pasien. Malam itu, terasa ngilu sekali tulangku yang patah ini. Langsung ku pencet bel perawat agar dateng membantu. Ternyata malam ini giliran Mbak Rina jaga.
”heh apalagi kamu ini?” tanyanya ketus
”mau ngerjain aku lagi ya?”
”aku ga tau kalo sekarang giliran Mbak Rina jaga, suer” jawabku takut sambil menahan sakit.
”ini Mbak, kok sakit banget ya lukaku ini?”
”ada obat pereda rasa sakit ga?” pintaku padanya
”kata dokter itu emang musti dirasakan dan ga bole dikasi obat. Tapi aku akan nemeni kamu melewati rasa sakit ini.” (buset dah ngomongnya!!)
”mbak aku ga kuat, mau pingsan boleh ga?”
”JANGAN!!” perintahnya
”kalo dialihkan pikirannya mungkin bisa agak ga sakit ya?”tanyaku
”mulai deh nakalnya….” kali ini dia ramah banget.
”please mbak….” memelas
”kamu mau apalagi?kayak tadi pagi?”
“mau mau mau….”
Mbak Rina mulai membuka kancing bajunya, kali ini semua kancing dia lepas dan dilepas pula baju itu dari tubuhnya. Rok mulai diturunkan sampai lepas sehingga dia hanya memakai CD+BH merah berenda dihadapanku.
“glek…sexy banget mbak”
“makasih….” jawabnya sambil tersenyum malu
”mbak bole minta sesuatu ga?”
”pasti aneh2 lagi ya, ga mau ah.”dia menolak lembut
”ayolah mbak….ga kasian apa liat aku tersiksa gini?”sambil sedikit meringis2 supaya tambah dramatis
”mau apa kamu?” mulai melunak banget
Sambil kubuka selimut pasien yang menutupi bagian bawah badanku yang sedari tadi hanya memakai CD GT-Man ku, ”tolong pegang ’adek’ ku ini dong mbak?” pintaku ”please……”memaksa ne
”hah!!” dia kaget
”elus aja de…” makin mupeng ni
”ya uda de, tapi Cuma elus ya?” langsung dia membuka CDku yang masi menempel dan aku masi telentang diatas tempat tidur.
”manteb juga punyamu Dan?” dia mulai mupeng juga
Mulai dia elus dan aku mendesah ”agh…agh..agh terus mbak.”
Tiba-tiba mulutnya uda berada di ujung penis dan mulai menjilat2 kecil
“dapet bonus ne Mbak?” tanyaku dan dia hanya mengangguk kecil
Tanganku mulai berani mencoba mengelus teteknya itu, lama kelamaan aku meremasnya dari luar BH, terus merayap sampai ke pantatnya yang semok itu. Aku beranikan menarik kait Bhnya, dia agak menjauh tanda menolak namun lama-lama dia mendekat lagi dan lepaslah kaitan itu. Menyembul tetek itu, tetek yang telah membesarkan seorang anak kecil sampai berumur 5 tahun. Aku remas teteknya, sambil berusaha untuk menarik Cdnya..kali ini dia sudah ga nolak lagi, lepaslah semua penutupnya. Mbak Rina masih asik mengulum ‘adek’ ku dan biji2nya….. dia menjepit ‘adek’ku dengan kedua payudaranya, nikmat bener ni sampai merem-melek mataku. Aku remas-remas pantat itu sambil mencari sesuatu di selangkangannya.
“Mbak, kayaknya aku mau keluar ni.” ‘adek’ku masi di jepit sambil dikocok.
”yaudah keluarin aja Dan” sambil dia tersenyum
Cret…cret…cret….cret…cret…..5x maniku menyembur ke belahan dadanya itu.
”makasih ya mbak, uda lama banget aku ga onani ne”
”ya ampun Dan, knapa suka onani, kasian tar ’adek’mu lecet loh.” dia muali peduli
Badannya mendekat ke wajahku, diciumnya bibirku ini dan terasa teteknya mengenai bahuku, kenyal. Lembut dan hangat yang kurasakan. Ciuman kami mulai liar, lidahku menjelajah kedalam mulutnya, tanganku meremas kedua teteknya dan memilin-milin putingnya. Tangan mbak rina mulai mengelus ’adek’ku lagi, tegangan mulai meninggi lagi ni. Teteknya yang masih basah karena maniku tadi kini menempel ketubuhku yang masih berbalut naju pasien. Dilepasnya kancing dan bajuku ini, kami sama-sama telanjang dimana aku masi tertidur dan Mbak rina membungkuk menciumku dengan ganas.
”mbak berenti dulu ya” pintaku
”knapa dan?nanggung ne?”
”angkat deh kaki mbak rina, naikkan kaki kanannya keatas tempat tidurku”
Kakinya mulai diangkat dan terlihat lubang itu dengan sebutir biji yang menempel disana. Aku mulai mejilatnya, mengulum itilnya itu sampai dia menggelinjang dan menjambak rambutku. Aku tusuk-tusukkan lidahku ke ’lubang’ itu, aku buka dengan kedua jari agar lebih dalam aku dapat menusukkan lidahku.
”Dan, aku uda ga kuat, masukin yuk dan?” wajahnya uda horny berat
Aku suruh dia naik keatas ranjang, aku miringkan posisi tidurku karena punggungku masih sakit, dan kami saling berhadapan. Aku angkat kaki kanannya agak keatas sampai posisi memeluk badanku. Aku tusuk perlahan ‘punya’ Mbak rina, cukup sempit untuk seorang yang mempunyai 1 anak. Aku biarkan dalam terbenam didalamnya dan kutarik perlahan agar terasa tiap kenikmatan yang terjadi. Lama mulai kugoyang sambil kami masih berpagutan, tanganku ga mau nganggur dan meremas kedua payudara itu.
“ter…..us……Dan….” sambil mendesah
“ah..ah…ah….hmph…..”
Setelah 10 menit, aku minta ganti posisi, aku palingkan dia sampai posisi membelakangiku, aku angkat kaki kirinya, aku selipkan kai kiriku diantara kedua kakinya, dan kutusukkan ‘adek’ku lebih dalam lagi, kami bergoyang.
“ah….ah…ah….enak banget Dan….”
“Mbak juga enak banget ne goyangannya….”jawabku
Tanganku masih memilin putingnya dari belakang, wajahya berpaling menghadapku dan kami terus berciuman….
”egh………..egh……..egh………”lenguhku nikmat.
Kali ini aku tengkurapkan dia dan kutusuk dari belakang, terasa makin smpit aja ne…aku ga berani goyang terlalu keras karena sakit punggung ini. Posisiku push-up diatas punggungnya…aku genjot makin kenceng dan kami sampai pada puncaknya.
”Dan yang cepet…….ah….ah…ahhhh…”sambil nafasnya terengah-engah…
”Mbak aku mau keluar lagi ni” uda berada di ujung kenikmatan rasanya
”aku juga Dan, bareng ya…” pintanya
”keluarin dimana Mbak?”tanyaku
“di dalem aja Dan, biar nikmat sekalian”
“Mbaaaaaaaaaaaaakk………..uda ga kuat ne”
“akuuuuuuuuuu juga Dan….”
Dan Cret….cret…..cret…..cshhhhhhhhhhhhh sprema ini muncrat bareng dengan lendirnya Mbak Rina. Terkapar aku diatas badannya yang mulus dan telah berkeringat karena perang ini, namun ’adek’ ini masi menancap walau uda mulai mengkeret. Aku pindah dari atas tubuhnya, kami berdua terkapar bersebelahan. Mbak rina memelukku dan mencium kedua pipiku.
“Makasih ya Dan, uda lama aku ga mencapai titik nikmat ini.” Sambil mencium bibirku.
“sama-sama mbak…aku jadi betah disini ni” sambil kami tertawa bersama….
Malem itu kami tidur berpelukan dengan telanjang di dalam selimut rumah sakit setelah kami sembunyikan pakaian2 kami, sampai tersadar waktu telah menunjuk jam 4.30 pagi dan Mbak Rina pamit untuk pulang. Sebelum pulang dapet bonus diemut lagi ’adek’ ku sampai ngecrot 1x lagi……makasih ya Mbak Rina.

Ini pengalaman seks nyata, walau sedikit dibumbui cerita birahi, tapi inilah yang menarik dari cerita seks kami. Seks dengan suster . Hampir tiap sore aku bersepeda ria ke daerah2 baru di sekitar rumah. naas tak dapat ditolak, namanya orang jalan pasti pernah jatuh, begitu juga aku. Hari itu sebuah mobil menyerempetku saat sedang bersepeda, kurang ajar betul ni yang bawa mobil. Pengen gue hajar hari itu juga, tapi apa mau dikata, aku malah terkapar dan musti dibawa ke rumah sakit.SIALLLLL……..

Seumur hidupku, baru kali ini aku masuk rumah sakit dan nginep sebagai pasien. Jujur aku paling takut dengan namanya dokter, pernah gue berobat ke dokter umum karena sakit biasa, waktu diperiksa tekanan darah, gue divonis punya darah tinggi karena detak jantung yang sangat kenceng. Padahal sebenernya gue takut setengah mati ma dokternya, hahahahaaaa….
Cerita berlanjut waktu di rumah sakit, gue musti mondok untuk waktu yang cukup lama karena ada patah tulang di bagian punggung. Dalam masa penyembuhan di rumah sakit ini, aku jarang sekali ditunggu ortu, maklum namanya juga anak kos yang jauh dari ortu. Untungnya perawat disini terkenal baik dan ramah dalam mengurus pasien. Enak diajak ngobrol juga waktu mereka sedang meriksaku ato sekedar memberi suntikan. Yah, suntikan, hal kedua yang aku takutkan setelah dokter. Kalo bisa milih, aku mending minum tu cairan yang ada di suntikan daripada harus merasakan jarumnya menancap di tubuhku. Adalah suster Rina, wanita berumur 33 tahun (1 anak dan 1 suami) dengan perawakan TB 166 dan BB 55 kg serta yang terakhir aku suka adalah ukuran payudaranya 36B bro, yang mendapat bagian suntik-menyuntik di tubuhku ini. Hari pertama aku teriak-teriak seperti orang gila waktu disuntik ma dia. Sempat aku berontak namun akhirnya kalah karena dipegang oleh perawat2 cowok. Hari kedua dia datang dengan membawa 2 buah suntikan yang katanya harus masuk semuanya ke dalam tubuhku. GILA, mati sebentar rasanya badan ini. Aku tawar Mbak Rina agar cukup 1x suntik, namun dia tetep berkeras hati..apalagi katanya dia takut dimarahi dokter yang sekaligus atasannya. dengan otak sedikit nakal aku berikan penawaran kepadanya.
”mbak, gimana klo aku tawarkan win-win solution buat kita?” pintaku dengan cengar-cengir..
“gimana caranya, Dan?”wajahnya memandang ragu kearahku.
“tapi janji jangan marah dan dengerin penawaranku sampai selesai.” Sambil kuacungkan jari kelingking tanda persetujuan kepadanya.
“janji!!”
“untuk suntikan pertama, mbak musti ijinkan aku melihat BH yang kamu pakai.”
”Ngaco kamu, Dan!!” jawabnya ketus
”mending kagak jadi nyuntik!”
Langsung kupotong bicaranya “tadi katanya mau dengerin dulu. Kalau ga mau, tar mbak dimarahi Dokter loh…..”
Mbak Rina sedikit berpikir ragu.
“mbak, ini supaya mengalihkan rasa takutku waktu disuntik. Janji de aku Cuma liat!!” senyum mupengku mulai melebar…
”emm……gimana ya?” ragu lagi.
”trus yang buat suntikan kedua gimana?” tanyanya tegas.
“yang kedua, mbak liatin Cdnya ke aku, cukup tarik rok ketasa aja kan Mbak?” aku girang dalam hati karena mendapat sedikit tanda setuju darinya. Heheheheeheeeee
“kok berat sih?”wajahnya mulai cemberut….
“ayolah mbak, mbak ga mau kan aku teriak2 kayak kemaren?” ajakku mupeng.
”janji ya Cuma liat, ga bole macem2?” keraguannya mulai meluntur
”siap suster!!” girang bener ni dalam hatiku…..(yes, yes, yes)
Mbak Rina mulai membuka kancing bajunya, tiga kancing baju teratas uda mulai terbuka,tetek yang montok dengan BH putih berenda itu telah keluar dari peraduannya. Hahahahahaaaaaaa
”ayo sini, aku uda kasi liat kan, kamu musti nurut!!”
”bentar Mbak, aku lagi konsentrasi ke teteknya mbak biar aku lupa kalau mau disuntik.” pintaku
Lama aku pandangi ternyata jantung masih berdegup kencang karena takut mau disuntik dan karena horny melihat pemandangan indah ini.
”mbak, bole liat Cdnya mbak sekarang?” pintaku memelas…
”loh tadi ga gini perjanjiannya.” agak ketus tapi tetep ramah
”tapi aku masi takut banget ni mbak”
”ya udahlah daripada lama!” sambil menarik roknya agak keatas.
CD putih dengan bordir warna merah mulai terlihat di depan mataku, mulai kuamati tiap detil pantat semoknya itu. Terlihat sedikit bulu keluar dari balik Cdnya..putih banget ternyata badan Mbak Rina ini. Otak ngeres uda sulit dikendalikan lagi, ’adek’ku juga uda menjulang tinggi dengan sendirinya…..
”heh, kapan suntiknya ini?” kata mbak rina
”malah asik liat ’barang’ku ya” lanjutnya
”uda miring dulu badannya, aku mau suntik dipantatmu!”
Sambil kubayangkan indahnya tubuh Mbak Rina, jarum suntik itu mulai masuk kedalam tubuh. Dua kali telah menancap dan aku hanya meringis kecil karena pikiranku telah kemana2.
”uda tuh, aku tutup ya!?” tiba-tiba bicaranya membangunkanku dari lamunan
”iya mbak, makasih ya…” padahal aku pengen lebih pikirku
”Mbak, besok mbak lagi kan yang nyuntik aku?” tanyaku
”emm….kayaknya, napa?
”mau minta lebih po?” pancingnya..
“emang bole mbak?” sambil aku tersenyum
”ENAK AJA!!” bentaknya..
Berlalu Mbak rina meninggalkan kamarku yang kecil dan hanya terisi oleh 2 pasien. Malam itu, terasa ngilu sekali tulangku yang patah ini. Langsung ku pencet bel perawat agar dateng membantu. Ternyata malam ini giliran Mbak Rina jaga.
”heh apalagi kamu ini?” tanyanya ketus
”mau ngerjain aku lagi ya?”
”aku ga tau kalo sekarang giliran Mbak Rina jaga, suer” jawabku takut sambil menahan sakit.
”ini Mbak, kok sakit banget ya lukaku ini?”
”ada obat pereda rasa sakit ga?” pintaku padanya
”kata dokter itu emang musti dirasakan dan ga bole dikasi obat. Tapi aku akan nemeni kamu melewati rasa sakit ini.” (buset dah ngomongnya!!)
”mbak aku ga kuat, mau pingsan boleh ga?”
”JANGAN!!” perintahnya
”kalo dialihkan pikirannya mungkin bisa agak ga sakit ya?”tanyaku
”mulai deh nakalnya….” kali ini dia ramah banget.
”please mbak….” memelas
”kamu mau apalagi?kayak tadi pagi?”
“mau mau mau….”
Mbak Rina mulai membuka kancing bajunya, kali ini semua kancing dia lepas dan dilepas pula baju itu dari tubuhnya. Rok mulai diturunkan sampai lepas sehingga dia hanya memakai CD+BH merah berenda dihadapanku.
“glek…sexy banget mbak”
“makasih….” jawabnya sambil tersenyum malu
”mbak bole minta sesuatu ga?”
”pasti aneh2 lagi ya, ga mau ah.”dia menolak lembut
”ayolah mbak….ga kasian apa liat aku tersiksa gini?”sambil sedikit meringis2 supaya tambah dramatis
”mau apa kamu?” mulai melunak banget
Sambil kubuka selimut pasien yang menutupi bagian bawah badanku yang sedari tadi hanya memakai CD GT-Man ku, ”tolong pegang ’adek’ ku ini dong mbak?” pintaku ”please……”memaksa ne
”hah!!” dia kaget
”elus aja de…” makin mupeng ni
”ya uda de, tapi Cuma elus ya?” langsung dia membuka CDku yang masi menempel dan aku masi telentang diatas tempat tidur.
”manteb juga punyamu Dan?” dia mulai mupeng juga
Mulai dia elus dan aku mendesah ”agh…agh..agh terus mbak.”
Tiba-tiba mulutnya uda berada di ujung penis dan mulai menjilat2 kecil
“dapet bonus ne Mbak?” tanyaku dan dia hanya mengangguk kecil
Tanganku mulai berani mencoba mengelus teteknya itu, lama kelamaan aku meremasnya dari luar BH, terus merayap sampai ke pantatnya yang semok itu. Aku beranikan menarik kait Bhnya, dia agak menjauh tanda menolak namun lama-lama dia mendekat lagi dan lepaslah kaitan itu. Menyembul tetek itu, tetek yang telah membesarkan seorang anak kecil sampai berumur 5 tahun. Aku remas teteknya, sambil berusaha untuk menarik Cdnya..kali ini dia sudah ga nolak lagi, lepaslah semua penutupnya. Mbak Rina masih asik mengulum ‘adek’ ku dan biji2nya….. dia menjepit ‘adek’ku dengan kedua payudaranya, nikmat bener ni sampai merem-melek mataku. Aku remas-remas pantat itu sambil mencari sesuatu di selangkangannya.
“Mbak, kayaknya aku mau keluar ni.” ‘adek’ku masi di jepit sambil dikocok.
”yaudah keluarin aja Dan” sambil dia tersenyum
Cret…cret…cret….cret…cret…..5x maniku menyembur ke belahan dadanya itu.
”makasih ya mbak, uda lama banget aku ga onani ne”
”ya ampun Dan, knapa suka onani, kasian tar ’adek’mu lecet loh.” dia muali peduli
Badannya mendekat ke wajahku, diciumnya bibirku ini dan terasa teteknya mengenai bahuku, kenyal. Lembut dan hangat yang kurasakan. Ciuman kami mulai liar, lidahku menjelajah kedalam mulutnya, tanganku meremas kedua teteknya dan memilin-milin putingnya. Tangan mbak rina mulai mengelus ’adek’ku lagi, tegangan mulai meninggi lagi ni. Teteknya yang masih basah karena maniku tadi kini menempel ketubuhku yang masih berbalut naju pasien. Dilepasnya kancing dan bajuku ini, kami sama-sama telanjang dimana aku masi tertidur dan Mbak rina membungkuk menciumku dengan ganas.
”mbak berenti dulu ya” pintaku
”knapa dan?nanggung ne?”
”angkat deh kaki mbak rina, naikkan kaki kanannya keatas tempat tidurku”
Kakinya mulai diangkat dan terlihat lubang itu dengan sebutir biji yang menempel disana. Aku mulai mejilatnya, mengulum itilnya itu sampai dia menggelinjang dan menjambak rambutku. Aku tusuk-tusukkan lidahku ke ’lubang’ itu, aku buka dengan kedua jari agar lebih dalam aku dapat menusukkan lidahku.
”Dan, aku uda ga kuat, masukin yuk dan?” wajahnya uda horny berat
Aku suruh dia naik keatas ranjang, aku miringkan posisi tidurku karena punggungku masih sakit, dan kami saling berhadapan. Aku angkat kaki kanannya agak keatas sampai posisi memeluk badanku. Aku tusuk perlahan ‘punya’ Mbak rina, cukup sempit untuk seorang yang mempunyai 1 anak. Aku biarkan dalam terbenam didalamnya dan kutarik perlahan agar terasa tiap kenikmatan yang terjadi. Lama mulai kugoyang sambil kami masih berpagutan, tanganku ga mau nganggur dan meremas kedua payudara itu.
“ter…..us……Dan….” sambil mendesah
“ah..ah…ah….hmph…..”
Setelah 10 menit, aku minta ganti posisi, aku palingkan dia sampai posisi membelakangiku, aku angkat kaki kirinya, aku selipkan kai kiriku diantara kedua kakinya, dan kutusukkan ‘adek’ku lebih dalam lagi, kami bergoyang.
“ah….ah…ah….enak banget Dan….”
“Mbak juga enak banget ne goyangannya….”jawabku
Tanganku masih memilin putingnya dari belakang, wajahya berpaling menghadapku dan kami terus berciuman….
”egh………..egh……..egh………”lenguhku nikmat.
Kali ini aku tengkurapkan dia dan kutusuk dari belakang, terasa makin smpit aja ne…aku ga berani goyang terlalu keras karena sakit punggung ini. Posisiku push-up diatas punggungnya…aku genjot makin kenceng dan kami sampai pada puncaknya.
”Dan yang cepet…….ah….ah…ahhhh…”sambil nafasnya terengah-engah…
”Mbak aku mau keluar lagi ni” uda berada di ujung kenikmatan rasanya
”aku juga Dan, bareng ya…” pintanya
”keluarin dimana Mbak?”tanyaku
“di dalem aja Dan, biar nikmat sekalian”
“Mbaaaaaaaaaaaaakk………..uda ga kuat ne”
“akuuuuuuuuuu juga Dan….”
Dan Cret….cret…..cret…..cshhhhhhhhhhhhh sprema ini muncrat bareng dengan lendirnya Mbak Rina. Terkapar aku diatas badannya yang mulus dan telah berkeringat karena perang ini, namun ’adek’ ini masi menancap walau uda mulai mengkeret. Aku pindah dari atas tubuhnya, kami berdua terkapar bersebelahan. Mbak rina memelukku dan mencium kedua pipiku.
“Makasih ya Dan, uda lama aku ga mencapai titik nikmat ini.” Sambil mencium bibirku.
“sama-sama mbak…aku jadi betah disini ni” sambil kami tertawa bersama….
Malem itu kami tidur berpelukan dengan telanjang di dalam selimut rumah sakit setelah kami sembunyikan pakaian2 kami, sampai tersadar waktu telah menunjuk jam 4.30 pagi dan Mbak Rina pamit untuk pulang. Sebelum pulang dapet bonus diemut lagi ’adek’ ku sampai ngecrot 1x lagi……makasih ya Mbak Rina.

1 komentar:

  1. seorang pasen yang perlu perhatian khusus pada suster yang cantik. sehingga dia tidak susah lagi bila di suntik dan kasih obat.

    BalasHapus