Kamis, 02 September 2010

Nikmatnya TKW

KisahMesum.Com : Empat tahun lalu aku masih tinggal dikota B. Waktu itu aku berumur 26 tahun. Aku tinggal dirumah sepupu, karena sementara masih menganggur aku iseng-iseng membantu sepupu bisnis kecil-kecilan di pasar. 3 bulan aku jalani dengan biasa saja. Hingga akhirnya secara tak disengaja aku kenal seorang pelanggan yang biasa menggunakan jasa angkutan barang pasar yang kebetulan aku yang mengemudikannya. Bu Murni namanya. Sambil ngobrol ngalor-ngidul aku antar dia sampai dirumahnya yang memang agak jauh dari pasar tempat dia berjualan kain-kain dan baju.

Sesampai dirumahnya aku bantuin dia mengangkat barang-barangnya. Mungkin karena sudah mulai akrab aku enggak langsung pulang. Toh, memang ini penumpang yang terakhir. Aku duduk saja di depan rumahnya yang sejuk, karena kebetulan ada seperti dipan dari bambu dihalaman di bawah pohon jambu. Dari dalam aku mendengar suara seperti memerintah kepada seseorang..

“Pit.. Tuh bawain air yang dikendil ke depan..,” begitu suara Bu Murni.

Aku tidak mendengar ada jawaban dari yang diperintah Bu Murni tadi. Yang ada tiba-tiba seorang gadis umur kira-kira 20 tahunan keluar dari rumah membawa gelas dan kendil air putih segar. Wajahnya biasa saja, agak mirip Bu Murni, tapi kulitnya putih dan semampai pula. Dia tersenyum..

“Mas, minum dulu.. Air kendil seger lho..” begitu dia menyapaku.
“I.. Iya.. Makasih..” balasku.

Masih sambil senyum dia balik kanan untuk masuk kembali ke dalam rumahnya. Aku masih tertegun sambil memandangnya. Seperti ingin tembus pandang saja niatku, ‘Pantatnya aduhai, jalannya serasi, lumayan deh..’ batinku.

Tak seberapa lama Bu Murni keluar. Dia sudah ganti baju, mungkin yang biasa dia pakai kesehariannya..

“Dik Wahyu, itu tadi anak saya si Pipit..” kata Bu Murni.
“Dia tuh lagi ngurus surat-surat katanya mau ke Malaysia jadi TKW.” lanjutnya. Aku manggut-manggut..
“O gitu yah.. Ngapain sih kok mau jauh-jauh ke Malaysia, kan jauh.. Nanti kalau ada apa-apa gimana..” aku menimpalinya.

Begitu seterusnya aku ngobrol sebentar lalu pamit undur diri. Belum sampai aku menstater mobil pickupku, Bu Murni sambil berlari kecil ke arahku..

“Eh dik Wahyu, tunggu dulu katanya Pipit mau ikut sampai terminal bis. Dia mau ambil surat-surat dirumah kakaknya. Tungguin sebentar ya..”

Aku tidak jadi menstater dan sambil membuka pintu mobil aku tersenyum karena inilah saatnya aku bisa puas mengenal si Pipit. Begitulah akhirnya aku dan Pipit berkenalan pertama kali. Aku antar dia mengambil surat-surat TKW-nya. Di dalam perjalanan kami ngobrol dan sambil bersendau gurau.

“Pit.., namamu Pipit. Kok nggak ada lesung pipitnya..” kataku ngeledek. Pipit juga tak kalah ngeledeknya.
“Mas aku kan sudah punya lesung yang lain.. Masak sih kurang lagi..” balas Pipit..

Di situ aku mulai berani ngomong yang sedikit nakal, karena sepertinya Pipit tak terlalu kaku dan lugu layaknya gadis-gadis didesa. Pantas saja dia berani merantau keluar negeri, pikirku.

Sesampai dirumah kakaknya, ternyata tuan rumah sedang pergi membantu tetangga yang sedang hajatan. Hanya ada anaknya yang masih kecil kira-kira 7 tahunan dirumah. Pipit menyuruhnya memanggilkan ibunya.

“Eh Ugi, Ibu sudah lama belum perginya? susulin sana, bilang ada Lik Pipit gitu yah..”

Ugi pergi menyusul ibunya yang tak lain adalah kakaknya Pipit. Selagi Ugi sedang menyusul ibunya, aku duduk-duduk di dipan tapi di dalam rumah. Pipit masuk ke ruangan dalam mungkin ambil air atau apa, aku diruangan depan. Kemudian Pipit keluar dengan segelas air putih ditangannya.

“Mas minum lagi yah.. Kan capek nyetir mobil..” katanya.

Diberikannya air putih itu, tapi mata Pipit yang indah itu sambil memandangku genit. Aku terima saja gelasnya dan meminumnya. Pipit masih saja memandangku tak berkedip. Akupun akhirnya nekat memandang dia juga, dan tak terasa tanganku meraih tangan Pipit, dingin dan sedikit berkeringat. Tak disangka, malah tangan Pipit meremas jariku. Aku tak ambil pusing lagi tangan satunya kuraih, kugenggam. Pipit menatapku.

“Mas.. Kok kita pegang-pegangan sih..” Pipit setengah berbisik.
Agak sedikit malu aku, tapi kujawab juga, “Abis, .. Kamu juga sih..”

Setelah itu sambil sama-sama tersenyum aku nekad menarik kedua tangannya yang lembut itu hingga tubuhnya menempel di dadaku, dan akhirnya kami saling berpelukan tidak terlalu erat tadinya. Tapi terus meng-erat lagi, erat lagi.. Buah dadanya kini menempel lekat didadaku. Aku semakin mendapat keberanian untuk mengelus wajahnya. Aku dekatkan bibirku hingga menyentuh bibirnya. Merasa tidak ada protes, langsung kukecup dan mengulum bibirnya. Benar-benar nikmat. Bibirnya basah-basah madu. Tanganku mendekap tubuhku sambil kugoyangkan dengan maksud sambil menggesek buah dadanya yang mepet erat dengan tubuhku. Sayup-sayup aku mendengar Pipit seperti mendesah lirih, mungkin mulai terangsang kali..

Apalagi tanpa basa-basi tonjolan di bawah perutku sesekali aku sengaja kubenturkan kira-kira ditengah selangkangannya. Sesekali seperti dia tahu iramanya, dia memajukan sedikit bagian bawahnya sehingga tonjolanku membentur tepat diposisi “mecky”nya.

Sinyal-sinyal nafsu dan birahiku mulai memuncak ketika tanpa malu lagi Pipit menggelayutkan tangannya dipundakku memeluk, pantatnya goyang memutar, menekan sambil mendesah. Tanganku turun dan meremas pantatnya yang padat. Akupun ikut goyang melingkar menekan dengan tonjolan penisku yang menegang tapi terbatas karena masih memakai celana lumayan ketat. Ingin rasanya aku gendong tubuh Pipit untuk kurebahkan ke dipan, tapi urung karena Ugi yang tadi disuruh Pipit memanggil ibunya sudah datang kembali.

Buru-buru kami melepas pelukan, merapikan baju, dan duduk seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Begitu masuk, Ugi yang ternyata sendirian berkata seperti pembawa pesan.

“Lik Pipit, Ibu masih lama, sibuk sekali lagi masak buat tamu-tamu. Lik Pipit suruh tunggu aja. Ugi juga mau ke sana mau main banyak teman. sudah ya Lik..”

Habis berkata begitu Ugi langsung lari ngeloyor mungkin langsung buru-buru mau main dengan teman-temannya. Aku dan Pipit saling menatap, tak habis pikir kenapa ada kesempatan yang tak terduga datang beruntun untuk kami, tak ada rencana, tak ada niat tahu-tahu kami hanya berdua saja disebuah rumah yang kosong ditinggal pemiliknya.

“Mas, mending kita tunggu saja yah.. sudah jauh-jauh balik lagi kan mubazir.. Tapi Mas Wahyu ada acara nggak nanti berabe dong..” berkata Pipit memecah keheningan.

Dengan berbunga-bunga aku tersenyum dan setuju karena memang tidak ada acara lagi aku dirumah.

“Pit sini deh.. Aku bisikin..” kataku sambil menarik lengan dengan lembut.
“Eh, kamu cantik juga yah kalau dipandang-pandang..”

Tanpa ba-Bi-Bu lagi Pipit malah memelukku, mencium, mengulum bibirku bahkan dengan semangatnya yang sensual aku dibuat terperanjat seketika. Akupun membalasnya dengan buas. Sekarang tidak berlama-lama lagi sambil berdiri. Aku mendorong mengarahkannya ke dipan untuk kemudian merebahkannya dengan masih berpelukan. Aku menindihnya, dan masih menciumi, menjilati lehernya, sampai ke telinga sebelah dalam yang ternyata putih mulus dan beraroma sejuk. Tangannya meraba tonjolan dicelanaku dan terus meremasnya seiring desahan birahinya. Merasa ada perimbangan, aku tak canggung-canggung lagi aku buka saja kancing bajunya. Tak sabar aku ingin menikmati buah dada keras kenyal berukuran 34 putih mulus dibalik bra-nya.

Sekali sentil tali bra terlepas, kini tepat di depan mataku dua tonjolan seukuran kepalan tangan aktor Arnold Swchargeneger, putih keras dengan puting merah mencuat kurang lebih 1 cm. Puas kupandang, dilanjutkan menyentuh putingnya dengan lubang hidungku, kuputar-putar sebelum akhirnya kujilati mengitari diameternya kumainkan lidahku, kuhisap, sedikit menggigit, jilat lagi, bergantian kanan dan kiri. Pipit membusung menggeliat sambil menghela nafas birahi. Matanya merem melek lidahnya menjulur membasahi bibirnya sendiri, mendesah lagi.. Sambil lebih keras meremas penisku yang sudah mulai terbuka resluiting celanaku karena usaha Pipit.

Tanganku mulai merayap ke sana kemari dan baru berhenti saat telah kubuka celana panjang Pipit pelan tapi pasti, hingga berbugil ria aku dengannya. Kuhajar semua lekuk tubuhnya dengan jilatanku yang merata dari ujung telinga sampai jari-jari kakinya. Nafas Pipit mulai tak beraturan ketika jilatanku kualihkan dibibir vaginanya. Betapa indah, betapa merah, betapa nikmatnya. Clitoris Pipit yang sebesar kacang itu kuhajar dengan kilatan kilatan lidahku, kuhisap, kuplintir-plintir dengan segala keberingasanku. Bagiku Mecky dan klitoris Pipit mungkin yang terindah dan terlezaat se-Asia tenggara.

Kali ini Pipit sudah seperti terbang menggelinjang, pantatnya mengeras bergoyang searah jarum jam padahal mukaku masih membenam diselangkangannya. Tak lama kemudian kedua paha Pipit mengempit kepalaku membiarkan mulutku tetap membenam di meckynya, menegang, melenguhkan suara nafasnya dan…

“Aauh.. Ahh.. Ahh.. Mas.. Pipit.. Mas.. Pipit.. Keluar.. Mas..” mendengar lenguhan itu semakin kupagut-pagut, kusedot-sedot meckynya, dan banjirlah si-rongga sempit Pipit itu. Iri sekali rasanya kalau aku tak sempat keluar orgasme, kuangkat mukaku, kupegang penisku, kuhujam ke vaginanya. Ternyata tak terlalu susah karena memang Pipit tidak perawan lagi. Aku tak perduli siapa yang mendahului aku, itu bukan satu hal penting. Yang penting saat ini aku yang sedang berhak penuh mereguk kenikmatan bersamanya. Lagipula aku memang orang yang tidak terlalu fanatik norma kesucian, bagiku lebih nikmat dengan tidak memikirkan hal-hal njelimet seperti itu.

Kembali ke “pertempuranku”, setengah dari penisku sudah masuk keliang vagina sempitnya, kutarik maju mundur pelan, pelan, cepet, pelan lagi, tanganku sambil meremas buah dada Pipit. Rupanya Pipit mengisyaratkan untuk lebih cepat memacu kocokan penis saktiku, akupun tanggap dan memenuhi keinginannya. Benar saja dengan “Ahh.. Uhh”-nya Pipit mempercepat proses penggoyangan aku kegelian. Geli enak tentunya. Semakin keras, semakin cepat, semakin dalam penisku menghujam.

Kira-kira 10 menit berlalu, aku tak tahan lagi setelah bertubi-tubi menusuk, menukik ke dalam sanggamanya disertai empotan dinding vagina bidadari calon TKW itu, aku setengah teriak berbarengan desahan Pipit yang semakin memacu, dan akhirnya detik-detik penyampaian puncak orgasme kami berdua datang. Aku dan Pipit menggelinjang, menegang, daan.. Aku orgasme menyemprotkan benda cair kental di dalam mecky Pipit. Sebaliknya Pipit juga demikian. Mengerang panjang sambil tangannya menjambak rambutku.. Tubuhku serasa runtuh rata dengan tanah setelah terbang ke angkasa kenikmatan. Kami berpelukan, mulutku berbisik dekat telinga Pipit.

“Kamu gila Pit.. Bikin aku kelojotan.. Nikmat sekali.. Kamu puas Pit?”
Pipit hanya mengangguk, “Mas Wahyu.., aku seperti di luar angkasa lho Mas.. Luar biasa benar kamu Mas..” bisiknya..

Sadar kami berada dirumah orang, kami segera mengenakan kembali pakaian kami, merapihkannya dan bersikap menenangkan walaupun keringat kami masih bercucuran. Aku meraih gelas dan meminumnya.

Kami menghabiskan waktu menunggu kakaknya Pipit datang dengan ngobrol dan bercanda. Sempat Pipit bercerita bahwa keperawanannya telah hilang setahun lalu oleh tetangganya sendiri yang sekarang sudah meninggal karena demam berdarah. Tapi tidak ada kenikmatan saat itu karena berupa perkosaan yang entah kenapa Pipit memilih untuk memendamnya saja.

Begitulah akhirnya kami sering bertemu dan menikmati hari-hari indah menjelang keberangkatan Pipit ke Malaysia. Kadang dirumahnya, saat Bu Murni kepasar, ataupun di kamarku karena memang bebas 24 jam tanpa pantauan dari sepupuku sekalipun.

Tak lama setelah keberangkatan Pipit aku pindah ke Jakarta. Khabar terakhir tentang Pipit aku dengar setahun yang lalu, bahwa Pipit sudah pulang kampung, bukan sendiri tapi dengan seorang anak kecil yang ditengarai sebagai hasil hubungan gelap dengan majikannya semasa bekerja di negeri Jiran itu. Sedang tentangku sendiri masih berpetualang dan terus berharap ada “Pipit-Pipit” lain yang nyasar ke pelukanku. Aku masih berjuang untuk hal itu hingga detik ini. Kasihan sekali gue..


ML di Kereta Api

KisahMesum.Com : Ini kisah pertama kaliku ML di kereta api. Saat liburan kuliah aku balik ke Jakarta. Untuk bepergian aku lebih memilih naik kereta bisnis karena dekat dengan rumah, kalau naik pesawat malas karena lama dalam perjalanan ke rumah. Karena diminta cepat sampai ke rumah aku naik kereta Taksaka malam.

Tak kusangka aku duduk bersebelahan dengan seorang wanita, menarik pula. Tingginya sekitar 160-170 cm, tubuhnya ramping, sexy, kulitnya putih, rambut lurus sepunggung, dan wajahnya seperti orang Manado. Dia datang duluan, sedang aku datang 5 menit sebelum kereta berangkat. Aku ambil kursi di wilayah tengah. Perlahan aku merapikan barang bawaanku.

Setelah selesai aku duduk dan sesaat kemudian aku berkenalan dengan wanita itu. Aku memperkenalkan namaku terlebih dahulu, sedang dia mengaku bernama Angel dengan suara dan tangannya yang lembut. Angel berpakaian sexy menurutku, bawahannya rok jeans 15 cm di atas lutut, atasannya tank top pink dan cardigan putih. Sexy sekali, tank topnya menutupi payudaranya yang bulat, kira-kira ukuran 32B. Ini ukuran favoritku. Angel memiliki aroma tubuh yang menggoda malam itu.

Kami mulai mengobrol tanpa memperhatikan kereta yang telah melaju kencang. Angel adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta dan baru kuliah dua semester. Kami pun bertukar nomor HP kami. Dia pulang karena belum punya teman banyak di Yogya, dan teman-temannya pulang kampung semua. Angel suka dengan suasana di Yogya yang relatif tenang.

Di tengah pembicaraan, aku baru sadar kalau kedua puting payudara Angel menonjol, rupanya Angel tak memakai bra. Terus terang aku mulai terangsang, membayangkan payudaranya yang OK banget walau tak memakai bra. Ketika kutanya soal cowok, rupanya Angel sudah tak punya cukup lama. Terakhir dia berpacaran, cowoknya menduakan dia hingga Angel trauma, karena dia sungguh menyayangi cowoknya itu. Aku menyayangkan hal itu terjadi, lalu kuberanikan diri menanyakan soal kelanjutannya setelah itu, apakah dia menjadi lesbian. Ternyata Angel memang sempat menjadi lesbian beberapa saat setelah dia putus dan saat itu pula dia merasakan rangsangan seksual pada vaginanya untuk pertama kali dengan dimasuki jari oleh wanita pasangannya.

Pernyataannya sungguh mengejutkanku. Kutanya dia bagaimana hal itu bisa terjadi. Ternyata Angel tak keberatan menceritakannya dengan syarat aku akan merahasiakannya. Tentu saja ini akan kurahasiakan karena terus terang, aku suka padanya.

Ketika itu Angel berpacaran dengan cowoknya sudah 2 tahun. Pada tahun kedua, Angel penasaran dengan sikap cowoknya yang berubah. Akhirnya dia tahu kalau dia diduakan. Menurut Angel dia sudah memberikan segala perhatian pada cowoknya, bahkan setiap minggu mereka selalu petting di kamarnya. Ketika Angel tahu dia diduakan, Angel memutuskan pacarnya. Untuk menghilangkan rasa kesalnya, beberapa hari setelah itu Angel dugem bersama seorang teman wanitanya hingga tanpa disadari mereka mulai terpengaruh alkohol.

Angel pulang ke rumah dan temannya menginap. Sesaat setelah masuk kamar, Angel langsung menanggalkan pakaian dan branya lalu memakai piyama. Demikian pula dengan temannya yang bernama Erika. Angel curhat kepada temannya itu. Tanpa disadarinya, Angel terangsang sebab temannya mengelus-elus putingnya sambil mendengarkannya curhat. Angel membalas dengan meremas-remas payudara temannya yang lebih besar daripada miliknya, yang menurutnya berukuran 34A sedang miliknya hanya 32B.

Wow rupanya pas dengan perkiraanku, maklum pengalaman bertahun-tahun, batinku.

Perlahan tapi pasti mereka saling berciuman dan saling mengelus-elus puting lawannya. Angel melucuti CD temannya demikian pula sebaliknya, menurutnya pussy temannya gundul sedangkan miliknya rambutnya jarang tak terlalu lebat jadi tak dicukur.

Vagina mereka telah basah, lalu mereka melakukan posisi 69 dengan Erika di atas. Angel menjilati vagina temannya seperti yang dia rasakan saat cowoknya dulu menjilati miliknya. Erika pun tak mau kalah. Mereka berdua mendesah keenakan, sesaat kemudian Angel menjerit kesakitan saat Erika menusukkan jari tengahnya perlahan ke dalam vagina Angel yang masih perawan. Erika perlahan menusukkan jarinya masuk dan perlahan pula Angel merasakan keenakan dan menikmati gerakan jari Erika.

Vaginanya berdarah sedikit, tapi sensasi ini belum pernah Angel rasakan sebelumnya, katanya sungguh nikmat dan membuatnya melayang. Karena keenakan, Angel mengelus-elus putingnya sendiri sambil mendesah-desah keenakan dan Erika sudah berjongkok di depan vagina Angel, menjilati vagina dan menusuk-nusukkan jarinya. Ketika vaginanya berdenyut kencang Angel menjepit kepala temannya dan menekannya ke vagina. Sesudah itu, Angel tidur bersama Erika.

Setelah menceritakan pengalamannya Angel menitikkan air mata, rupanya hal ini mengingatkannya kembali akan kenangan buruknya. Kuberanikan diri untuk menghibur dengan memeluknya, setelah mengangkat sandaran tangan. Angel menangis di dadakku, kuelus-elus rambutnya untuk melegakan hatinya. Tanpa kusadari aku terangsang oleh aroma tubuh Angel yang sungguh menggoda.

Angel mulai tenang. Kuelus-elus pipinya yang mulus. Karena suasana sekitar sudah mulai sepi, kuberanikan diri untuk memeluknya dengan seizin Angel. Angel mengizinkanku, dan kupeluk dia menghadap jendela kereta, yang tertutupi kerai. Kucoba menghiburnya dengan mengatakan bahwa dirinya sungguh cantik, kubisikan di telinganya dan tanganku mengelus-elus perutnya yang rata. Aroma tubuh Angel makin membuatku terangsang, dan kukatakan padanya bahwa aku saat ini terangsang oleh aroma dan keindahan tubuhnya sambil tanganku perlahan meremas-remas payudara dan mengelus-elus putingnya. Lalu kami beradu mata.

Angel lalu memejamkan matanya, ini tanda bagiku bahwa dia ingin kucium. Kuberanikan diriku mencium bibirnya sambil kedua tanganku mengelus-elus putingnya yang mulai mengeras, lalu lidah kami pun beradu. Sesaat kemudian kami melepaskan ciuman kami, dan kami pun saling tersenyum. Selepas Purwokerto, Angel berbisik ke telingaku, dia mengajakku ke kamar mandi. Sesampainya di depan pintu kamar mandi, Angel memberitahuku kalau ia ingin melakukannya di dalam WC ini. Angel masuk dulu, dan baru setelah kulihat keadaan sekitar aman, aku ikut masuk.

Tanpa banyak bicara kumulai saja, Angel merangkulku dan kuciumi bibirnya, lidah kami beradu dan saling sedot. Tanganku masuk ke dalam tank topnya, kuremas-remas boobsnya perlahan dan memainkan putingnya. Ciumanku turun ke lehernya, tanganku menikmati kedua boobsnya, Angel memeluk kepalaku. Sesaat kemudian kutanggalkan cardigan dan kunaikkan tank topnya hingga tampaklah sepasang payudara yang bulat, kencang dan putingnya berwarna cerah, pink serta wajah pemiliknya yang terangsang menggairahkan.

Angel langsung kupeluk dan aku ‘menetek’ padanya. Perlahan kunikmati kedua payudaranya, kujilati putingnya, kusedot-sedot, dan kugigit-gigit lembut. Angel hanya bisa memeluk kepalaku dan mendesah-desah keenakan. Sambil ‘menetek’, aku mengelus-elus pantatnya yang montok dan halus. Saat kujelajahi pantatnya, ternyata Angel memakai CD bikini, yang hanya ditalikan kanan kirinya. Tanganku yang nakal melepaskan temalinya dan kulepaskan lalu kulihat tanda di CD-nya yang basah oleh cairan vaginanya. Langsung aku berjongkok dan meminta Angel mengangkat salah satu kakinya dan meletakkannya di atas kloset.

Tampaklah vagina basah yang berambut jarang. Kukatakan pada Angel bahwa vaginanya sangat sexy hingga langsung kulibas saja. Kujilati klitorisnya perlahan, lalu kesedot-sedot dan kugigit-gigit lembut hingga Angel melenguh agak keras dan memegangi kepalaku. Kurasakan vaginanya yang berkedut kencang saat Angel orgasme. Rangsangan tak kuhentikan, kutelan cairan vaginanya dan terus menikmati vaginanya. Kedua kaki Angel melemas hingga dia mencari pegangan dan aku menahan kedua kakinya di pundakku. Kutangkupkan mulutku di vaginanya hingga Angel pun orgasme lagi. Kujilati cairan vaginanya yang keluar dari vaginanya yang berkedut lalu kududukkan dia di atas kloset.

Angel tersenyum keenakan dan puas. Kutanya padanya apakah dia sudah puas. Angel menjawabnya dengan melucuti celana pendekku dan CD-ku dilanjutkan dengan menjilati penisku. Dengan wajah penuh nafsu Angel menikmati penisku. Mulutnya menjilati batang penisku dan memainkan kepala penisku yang seperti jamur sedang jari-jari lembutnya memainkan kedua zakarku. Aku mendesah keenakan karena baru kali ini ada yang dapat menyaingi Ani, mantan kekasihku, dalam mengoral penisku.

Aku memegangi kepala Angel ketika ia mengocok penisku di dalam mulutnya, sesaat kemudian juga kuremas-remas boobsnya yang mengkal. Kusuruh Angel menungging saat dia mengambil nafas setelah menyedot-sedot penisku dengan nikmatnya, kugesek-gesekkan kepala penisku yang sudah basah oleh liurnya ke bibir vagina dan klitorisnya. Angel mendongak keenakan dan menatapku seakan memberi isyarat untuk segera menyodokkannya ke dalam.

Perlahan kumasukkan penisku ke dalam vaginanya. Vaginanya yang licin dan hangat membuat adrenalinku terpompa keluar. Perlahan tapi mantap kusodokkan penisku, lalu kuberikan hentakan kencang saat hampir seluruh penisku telah masuk ke dalamnya. Memang penisku tak terlalu besar, rata-rata saja ukurannya. Bukan masalah ukuran tapi bagaimana cara saya melakukannya mulai saat foreplay hingga klimaks yang dicapainya pada saat orgasme.

Angel menjerit, lalu menatapku dan tersenyum. Kudekatkan wajahku dan mencium bibirnya sebelum mulai. Perlahan aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, kuvariasi gerakan pinggulku. Maju-mundur, melingkar-lingkar dan membentuk angka 8. Sambil menyodok, sesekali kuelus-elus putingnya dan tangan yang lain menyentuh klitorisnya. Angel yang hanya memakali rok dan aku hanya memakai kaos menikmati setiap goyangan dan sodokan.

Setelah bosan dengan gaya doggy, aku duduk dan Angel kupangku menghadap wajahku. Kami berciuman lagi sebelum memulai kocokan. Angel manggoyangkan pinggulnya naik-turun, titik-titik keringat keluar dari pori-pori kami. Sambil bergoyang aku kembali ‘menetek’ padanya hingga Angel makin menggila. Vaginanya makin basah, dan seakan-akan memijat penisku dengan kedutannya.

Angel mengatakan padaku kalau dia hampir sampai dan kuminta untuk orgasme bersama. Kutanya padanya di mana aku harus mengeluarkannya, Angel menyatakan dirinya aman malam itu, dan dia ingin aku melepaskannya di dalam. Vagina Angel makin berkedut, lalu dia memelukku erat dan mendesah panjang, goyangannya terhenti, vaginanya berkedut hebat dan basah. Spontan aku berdiri dan Angel menjepitkan kakinya di pinggangku. Perlahan kugoyangkan pinggul hingga aku pun orgasme, beberapa kali penisku menembakkan spermanya di dalam vagina Angel.

Setelahnya aku duduk dan berpelukan erat dengan Angel. Cukup lama kami berada dalam posisi ini. Angel berbisik padaku mengatakan bahwa dirinya tak akan melupakan malam ini, dan ini adalah penis pertamanya yang memasuki vaginanya. Aku hanya bisa tersenyum menjawab pernyataannya. Angel berdiri hingga dapat kulihat ada bercak darah di penisku, aku terkejut karena rupanya dia bersungguh-sungguh.

Lalu kami merapikan diri dan bersiap kembali ke tempat duduk kami. Dengan cuek kami keluar, anggap saja kami sepasang pengantin baru. Aku keluar duluan dengan tanganku menggandeng Angel, walaupun cuek tapi aku cukup terkejut ketika ada seorang wanita muda seumuran Angel, berpapasan dengan kami saat kami membuka pintu untuk masuk ke ruang duduk. Wanita yang ternyata segerbong dengan kami itu tersenyum penuh arti. Kami tetapi cuek saja. Sesampainya di tempat duduk kami, aku semakin hangat dengan Angel. Dia tertidur dalam pelukanku.

Selepas Cirebon aku ke pergi ke WC lagi untuk buang air kecil. Ketika aku keluar, ternyata wanita yang tadi telah menunggu. Wanita itu mendorongku ke dalam WC hingga aku sempat memberontak sedikit, lalu ketika tahu dia sedang horny dengan melucuti celana dan pakaiannya sendiri, aku diam saja. Kutanya namanya, dia menjawab Rosa. Rambutnya pendek, sawo matang kulitnya, tingginya 170-an cm, menarik dan sexy, payudaranya lebih besar daripada punya Angel, kira-kira 34B, mengkal, putingnya coklat muda.

Setelah dia menanggalkan celana panjangnya, Rosa melepaskan atasannya. Aku pun mengelus-elus pussynya dari luar CD, ternyata sudah basah dan lembab, horny sekali dia rupanya. Kuturunkan CD-nya saat dia melepaskan branya. Wow, gundul dan basah. Rosa berpegangan di pundakku saat aku mengerjakan dirinya. Kutusukkan jari tengahku dan kuremas-remas boobsnya yang mengkal kanan-kiri. Rosa melenguh-lenguh keenakan. Vaginanya berkedut cepat bagai memijat jariku. Kuhentikan rangsanganku, dan dia berjongkok melucuti celanaku. Penisku sudah mengacung rupanya.

Rosa langsung mengajak bermain kuda-kudaan. Agak mudah juga penisku masuk ke dalam vaginanya, rupanya dia sudah sering dimasuki penis, tapi walaupun demikian masih kencang juga cengkeraman vaginanya. Rosa mulai menggoyangkan pinggulnya, dan aku mulai ‘menetek’ padanya. Cewek ini cukup sexy, batinku, dan mudah terangsang rupanya. Tak lama kemudian Rosa memelukku erat saat dia orgasme. Rosa tersenyum padaku, dan membisikkan terima kasih. Lalu kuminta dia untuk menenangkan penisku. Rosa melakukan blow job. Lumayan juga, hingga aku keenakan dibuatnya. Lalu tanpa peringatan sebelumnya, aku menembakkan spermaku ke dalam mulutnya. Rosa membersihkan sisa-sisa sperma di penisku. Aku langsung merapikan diriku dan mencium pipi Rosa sambil mengucapkan terima kasih kembali.

Di dalam gerbong, aku kembali memeluk Angel. Kebetulan kami menyewa selimut, tanganku bergerilya masuk ke dalam CD Angel. Kuelus-elus kitorisnya hingga Angel terkejut dan kembali terangsang. Vaginanya menjadi lembab, perlahan kumasukkan jari tengahku lalu kukocok vaginanya. Angel memegangi dengan erat tanganku yang meremas-remas boobsnya. Untuk menahan agar suaranya tak keluar dia menggigit bibirnya sendiri. Tak lama kemudian Angel orgasme, lalu dia mengatakan kalau diriku nakal sekali. Aku menjawabnya dengan sebuah ciuman di bibirnya yang mungil.

Sesampainya di Jakarta, kutemani dia menunggu jemputannya. Ternyata ayahnya yang menjemput. Aku dikenalkan padanya sebagai teman selama di perjalanan. Untung saja ayahnya tak menaruh curiga apapun. Setelah selesai merapikan barang bawaannya ke mobil, Angel berbisik padaku agar segera meneleponnya hari itu juga. Aku menyanggupinya sebelum akhirnya kami berpisah.


Bagi cewek yang ingin merasakan kenikmatan ML denganku, bisa menghubungiku via email. Aku berdomisili di kota Yogya. Saya terbuka bagi para wanita (single, menikah, tante, gadis) yang ingin merasakan kelembutan ML dengan saya, baik yang sudah sering ML atau yang baru mau mencoba ML saya bersedia mengajari. Asal saya telah disediakan tempatnya dan kita bisa saling menjaga rahasia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar