Minggu, 11 Juli 2010

Birahi para kuli

Birahi para kuli

Sudah dua jam lebih Upit menunggu lewatnya bus jalur 6A yang biasanya mengantarkannya pergi pulang sekolah. Ya, hanya bus rakyat itulah satu-satunya sarana transportasinya dari Godean ke SMP Negeri favorit di bilangan dekat perguruan tinggi negeri. Tapi sejauh ini, bus itu belum nongol-nongol juga. Padahal kakinya sudah semutan terus berdiri di depan proyek bangunan berlantai tiga yang rencananya untuk restoran ayam goreng terkenal dari Amerika itu. Upit yang kelas satu dan belum sebulan ini masuk sekolah barunya, melirik sekali lagi jam tangannya hadiah dari kakaknya yang kerja di Batam. Pukul lima siang lewat sepuluh menit. Inilah arloji hadiahnya jika masuk SMP favorit. Gadis 12 tahun bertubuh imut tapi tampak subur itu memang pintar dan cerdas. Tak heran jika ia mampu menembus bangku sekolah idamannya.Cuaca di atas langit sana benar-benar sedang mendung. Angin bertiup kencang, sehingga membuat rambut panjang sepinggangnya yang lebat tapi agak kemerahan itu berkibar-kibar. Hembusannya yang dingin membuat gadis berkulit kuning langsat dan berwajah ayu seperti artis Paramitha Rusady itu memeluk tas barunya erat-erat untuk mengusir hawa dinginnya. Berulang kali bus-bus kota lewat, tapi jalur yang ditunggu-tunggunya tak kunjung lewat juga. Sejenak Upit menghela nafasnya sambil menebarkan pandangannya ke seluruh calon penumpang yang berjejalan senasib dengannya. Lalu menengok ke belakang, memperhatikan pagar seng bergelombang yang membatasi dengan lokasi pembangunan proyek tersebut. Tampak puluhan pekerjanya yang tengah meneruskan kegiatannya, walaupun cuaca sedang jelas hendak hujan deras. Hilir mudik kendaraan yang padat kian membuat kegelisahannya memuncak.

Mendadak hujan turun dengan derasnya. Spontan saja, Upit dan tiga orang calon penumpang bus kota yang di antaranya dua pasang anak SMA dan seorang bapak-bapak secara bersamaan numpang berteduh masuk ke lokasi proyek yang pintunya memang terbuka dan di sana terdapat bangku kayu serta teduh oleh tritisan beton. Sedangkan belasan orang lainnya memilih berteduh di depan toko fotocopy yang berada di sebelah bangunan proyek itu. "Numpang berteduh ya, Pak!" pinta ijin bapak-bapak itu disahuti teriakan "iya" dari beberapa kuli bangunan yang turut pula menghentikan kerjanya lalu berteduh di dalam bangunan proyek. Tapi dalam beberapa menit saja, bapak tua itu telah berlari keluar sambil berterima kasih pada para kuli bangunan setelah melihat bus kota yang ditunggunya lewat.

Tak sampai lima menit kedua anak SMA itupun mendapatkan bus mereka. Kini Upit sendirian duduk menggigil kedinginan.
"Aduh..!" kaget Upit yang tersadar dari lamunannya itu tatkala sebuah bus yang ditunggunya lewat dan berlalu kencang. Tampak wajah gelisah dan menyesalnya karena melamun.
"Mau pakai 6A, ya Dik?" tanya seorang kuli yang masih muda belia telah berdiri di sampingnya Upit yang tengah mondar-mandir di depan bangku.
Upit sempat kaget, lalu tersenyum manis sekali.
"Iya Mas. Duh, busnya malah bablas. Gimana nih?!"
"Tenang saja, jalur 6A-kan sampai jam tujuh malam. Tunggu saja di sini, ya!" ujarnya sambil masuk ke dalam.

Upit hanya mengangguk ramah, lalu duduk kembali di bangkunya, yang sesekali waktu dia menengok ke arah timur, kalau-kalau terlihat bus jalur 6A lewat. Setengah jam lewat. Tak ada tanda-tanda bus itu lewat. Upit melihat ke dalam gedung yang gelap itu, tampak sekitar lima puluh kuli sedang istirahat. Sebagian asyik ngobrol, lainnya merokok atau mandi di bawah siraman air hujan. Lainnya terlihat terus-menerus memperhatikan Upit. Perasaan tak enak mulai menyelimuti hatinya.

Belum sempat otaknya berpikir keras untuk dapat keluar dari lokasi proyek, mendadak sepasang tangan yang kuat dan kokoh telah mendekap mulut dan memiting lehernya. Upit kaget dan berontak. Tapi tenaga kuli kasar itu sangatlah kuat, apalagi kuli lainnya mengangkat kedua kaki Upit untuk segera dibawanya masuk ke dalam bangunan proyek.

"Diam anak manis! Atau kami gorok lehermu ini, hmm!" ancam kuli yang telanjang dada yang menyekapnya itu sambil menempelkan sebilah belati tajam di lehernya, sedangkan puluhan kuli lainnya tertawa-tawa senang penuh nafsu birahi memandangi kemolekan tubuh Upit yang sintal padat berisi itu. Upit hanya mengagguk-angguk diam penuh suasana takut yang mencekam. Tak berapa lama gadis cantik itu sesenggukan. Tapi apalah daya, suara hujan deras telah meredam tangis sesenggukannya. Sedangkan tawa-tawa lima puluh enam kuli usia 16 sampai yang tertua 45 tahun itu kian girang dan bergema sembari mereka menanggalkan pakaiannya masing-masing.

Upit melotot melihatnya.
"Jangan macam-macam kamu, ya. Hih!" ancamnya lagi sambil membanting tubuh Upit di atas hamparan tenda deklit oranye yang sengaja digelar untuk Upit. Tas sekolahnya diserobot dan dilempar ke pojok. Upit tampak menggigil ketakutan. Wajahnya pucat pasi menyaksikan puluhan kuli itu berdiri mengelilingi dirinya membentuk formasi lingkaran yang rapat.
"Tolong.. tolong ampuni saya Pak.. jangan sakiti aku.. kumohon.. toloong, ouh.. jangan sakiti aku.." pinta Upit merengek-rengek histeris sambil berlutut menyembah-nyembah mereka.

Tapi puluhan kuli itu hanya tertawa ngakak sambil menuding-nuding ke arah Upit, sedangkan lainnya mulai menyocok-ngocok batang zakarnya masing-masing.
"Buka semua bajumu, anak manis! Ayo buka semua dan menarilah dengan erotisnya. Ayo lakukan, cepaat!" perintah yang berbadan paling kekar dan usia sekitar 30 tahun itu yang tampaknya adalah mandornya sambil mencambuk tubuh Upit dengan ikat pinggang kulitnya.
"Cter!"
"Akhh.. aduh! Sakit, Pak.. akhh..!" jerit kesakitan punggungnya yang kena cambuk sabuk.
Tiga kali lagi mandor itu mencabuk dada, paha dan betisnya. Sakit sungguh minta ampun. Upit menjerit-jerit sejadinya sambil meraung-raung minta ampun dan menangis keras. Tapi toh suaranya tak dapat mengalahkan suara hujan.

"Cepat lakukan perintahku, anak manja! Hih!" sahut mandor sambil melecutkan sabuknya lagi ke arah dada Upit yang memang tumbuhnya belum seberapa besarnya, bisa dikatakan, buah dadanya Upit baru sebesar tutup teko poci. Upit kembali meraung-raung.
"Iya.. iya Pak.. tolong, jangan dicambuki.. sakiit.. ouh.. ooh.. huk.. huuh.." ucap Upit yang telah basah wajahnya dengan air mata.
Ucapannya itu disahuti oleh gelak tawa para kuli yang sudah tak sabar lagi ingin menikmati makan sore mereka.
"Aduuh, udah ngaceng nih, buruan deh lepas bajunya."
"Iya, nggak tahan lagi nih, mau kumuntahkan kemananya yaa?"
Perlahan Upit beranjak berdiri dengan isak tangisnya.
"Sambil menari, ayo cepat.. atau kucambuk lagi?" desak mandor mengancam.
Upit hanya mengangguk sambil menyadari bahwa batang-batang zakar mereka telah ereksi semua dengan kencangnya.

Upit perlahan mulai menari sekenanya sambil satu persatu memreteli kancing seragam SMP-nya, sedangkan para kuli memberikan ilustrasi musik lewat mulut dan memukul-mukulkan ember atau besi. Riuh tapi berirama dangdut. Sorak-sorai mewarnai jatuhnya bajunya. Upit kian pucat. Kini gadis itu mulai melepas rok birunya. Kain itu pun jatuh ke bawah dengan sendirinya. Kini Upit tinggal hanya memakai BH dan CD serta sepatu. Sepatu dilepas. Upit lama sekali tak melepas-lepas BH dan CD-nya. Dengan galak, mandor mencabuk punggungnya.
"Cter!"
"Auukhh.. ouhk..!" jerit Upit melepas BH dan CD-nya dengan buru-buru.
Tentu saja dia melakukannya dengan menari erotis sekenanya. Terlihat jelas bahwa Upit belum memiliki rambut kemaluan. Masih halus mulus serta rapat. Tepuk tangan riuh sekali memberikan aplaus.

Sedetik kemudian, rambut Upit dijambak untuk dipaksa berlutut di depan mandor. Upit nurut saja.
"Ayo dikulum, dilumat-lumat di disedoot.. kencang sekali, lakukan!" perintahnya menyodorkan batang zakarnya ke arah mulut Upit.
Upit dengan sesenggukan melakukan perintahnya dengan wajah jijik.
"Asyik.. terus, lebih kuat dan kencang..!" perintahnya mengajari juga untuk mengocok-ngocok batang zakar mandor.
Upit dengan lahap terus menerus menyedot-nyedot batang zakarnya mandor yang sangat keasyikan. Seketika zakar itu memang kian ereksi tegangnya. Bahkan mandor menyodok-nyodokkan batang zakarnya ke dalam mulut Upit hingga gadis itu nyaris muntah-muntah karena batang zakar itu masuk sampai ke kerongkongannya.

Di belakang Upit dua kuli mendekat sambil jongkok dan masing-masing meremas-remas kedua belah buah dadanya Upit sembari pula mempintir-plintir dan menarik-narik kencang puting-puting susunya itu.
"Ouuhk.. hmmk.. aauuhk.. hmmk..!" menggerinjal-gerinjal mulut Upit yang masih menyedot-nyedot zakar mandor.
Tak berapa lama spermanya muncrat di dalam mulut Upit.
"Creeot.. cret.. croot..!"
"Telan semua spermanya, bersihkan zakarku sampai tak tersisa!" perintah galak sambil menjambak rambut Upit.
Gadis itu menurut pasrah. Sperma ditelannya habis sambil menjilati lepotan air mani itu di ukung zakar mandor sampai bersih.

Mandor mundur. Kini Upit kembali melakukan oral seks terhadap zakar kuli kedua. Dalam sejam Upit telah menelan sperma lima puluh enam kuli! Tampak sekali Upit yang kekenyangkan sperma itu muntah-muntah sejadinya. Tapi dengan galak mandor kembali mencambuknya. Tubuh bugil Upit berguling-guling di atas deklit sambil dicambuki omandor. Kini dengan ganas, mereka mulai menusuk-nusukkan zakarnya ke dalam vagina sempit Upit. Gadis itu terlihat menjerit-jerit kesakitan saat tubuhnya digilir untuk diperkosa bergantian. Sperma-sperma berlepotan di vagina dan anusnya yang oleh sebagian mereka juga melakukan sodomi dan selebihnya membuang spermanya di sekujur tubuhnya Upit. Upit benar-benar tak tahan lagi. Tiga jam kemudian gadis itu pingsan. Dasar kuli rakus, mereka masih menggagahinya. Rata-rata memang melakukan persetubuhan itu sebanyak tiga kali. Darah mengucur deras dari vagina Upit yang malang.

Kekasihku diperkosa polisi

Saya pertama kenal Vira ketika melihatnya menjadi model cover di sebuah majalah di Jakarta, kemudian ia juga menjadi bintang sinetron Abad 21. Vira berumur 17 tahun, cantik, kulitnya putih mulus, ramah dan yang paling menarik perhatian orang-orang adalah buah dadanya yang bundar dan padat berisi. Semua orang yang menatap Vira pandangannya akan langsung tertarik ke arah buah dadanya yang membusung. Tidak terlalu besar memang, tapi sangat proporsional dengan tubuh dan wajah Vira. Saya berkenalan dengannya, pertama melalui surat kemudian bertemu, sesekali menelepon dirinya. Lama-kelamaan kita semakin sering bertemu dan percakapan yang ada semakin menjurus ke hal-hal yang pribadi. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengajaknya keluar makan malam.


Suatu hari saya memberanikan diri untuk mengajaknya dan ternyata Vira senang sekali mendengar ajakan saya, dan langsung setuju. Saya gelisah sekali menunggu pada saat menjemput Vira di rumahnya.

Setelah pulang kerja dan berganti pakaian saya menjemput Vira, untuk kemudian makan malam di sebuah restoran. Di sana kami bercakap-cakap panjang lebar, setelah itu dilanjutkan sebuah diskotik untuk sedikit menggoyangkan tubuh dan minum. Di tengah-tengah percakapan di diskotik, Vira mengajak saya untuk kembali ke rumahnya dan melanjutkan sisa malam itu di rumahnya. Bagaimana saya bisa menolak tawaran itu?

Sepanjang perjalanan pulang Vira berkata bahwa ia belum pernah mengalami hari yang menyenangkan seperti yang baru ia alami malam itu, dan ia juga berkata, di rumah nanti giliran dirinya yang akan membuat diri saya tidak akan melupakan malam ini.

Saya begitu bergairah dan berhasrat untuk lekas-lekas sampai ke rumah Vira, ketika tanpa sadar saya mengendarai mobil melebihi batas maksimal kecepatan di jalan. Tiba-tiba saya tersadar ketika di sebelah kanan sudah ada mobil Polantas yang berusaha menghentikan mobil saya. Saya meminggirkan mobil di tempat parkir sebuah toko dan menunggu Polantas tadi mendekati mobil kami. Ia bertanya hendak ke mana kami sampai-sampai kami membawa mobil itu melebihi batas kecepatan. Rupanya alasan saya tidak masuk akal sehingga Polantas tadi meminta STNK dan SIM saya.

Setelah melihat surat-surat itu Polantas itu menjengukkan kepalanya ke dalam mobil kami dan lama sekali mengamati Vira yang duduk terdiam. "Anda harus meninggalkan mobil Anda di sini dan ikut saya ke kantor", perintah Polantas tadi. Akhirnya sepuluh menit kemudian kami sampai ke sebuah kantor polisi yang terpencil di pinggir kota.

Waktu itu sudah lewat pukul 11 malam, dan dalam kantor polisi itu tidak terdapat siapa pun kecuali seorang Sersan yang bertugas jaga dan Polantas yang membawa kami. Ketika kami masuk, Sersan itu memandangi tubuh Vira dari bawah hingga ke atas, kelihatan sekali ia menyukai Vira. Kami dimasukkan ke dalam sel terpisah, saling berseberangan.

Sepuluh menit kemudian, Polantas yang berumur sekitar 40-an dan berbadan gemuk dan Sersan yang tinggi besar berbadan hitam, dan umurnya kira-kira 45 tahun kembali ke ruang tahanan. Polantas tadi berkata, "Kalian seharusnya jangan mengemudi sampai melebihi batas kecepatan yang ada. Tapi kita semua bener-benar kagum, soalnya dari semua yang kami tangkap baru kali ini kita dapat orang yang cantik seperti kamu." Sersan tadi menimpali, "Betul sekali, dia bener-bener kualitas nomer satu!" Saya sangat takut mendengar nada bicara mereka, begitu juga Vira yang terus-menerus ditatap oleh mereka berdua.

Mereka lalu membuka sel Vira dan masuk ke dalam. "Sekarang denger gadis manis, kalau kamu berkelakuan baik, kita akan lepasin kamu dan pacar kamu itu. Mengerti!" Sersan tadi langsung memegangi kedua tangan Vira sementara Polantas menarik kaos yang dikenakan Vira ke atas. Dalam sekejap seluruh pakaian Vira berhasil dilucuti tanpa perlawanan berarti dari Vira yang terus dipegangi oleh Sersan. "Wow, lihat dadanya." Vira terus meronta-ronta tanpa hasil, sementara Sersan yang tampaknya sudah bosan dengan perlawanan Vira, melemparkan tubuh Vira hingga jatuh telentang ke atas ranjang besi yang ada di sel Vira. Dan dengan cepat diambilnya borgol dan diborgolnya tangan Vira ke rangka di atas kepala Vira.

Kemudian mereka dengan leluasa menggerayangi tubuh Vira. Mereka meremas-remas dan menarik buah dada Vira, kemudian memilin-milin puting susunya sehingga sekarang buah dada Vira mengeras dan puting susunya mengacung ke atas. Kadang mereka mengigit puting susu Vira, sedangkan Vira hanya bisa meronta dan menjerit tak berdaya.

Saya berdiri di dalam sel di seberang Vira tak berdaya untuk menolong Vira yang sedang dikerubuti oleh dua orang itu. Kedua polisi itu lalu melepaskan pakaian mereka dan terlihat jelas kedua batang kemaluan mereka sudah keras dan tegang dan siap untuk memperkosa Vira. Polantas mempunyai batang kemaluan paling tidak sekitar 25 senti, dan Sersan mempunyai batang kemaluan yang lebih besar dan panjang. Vira menjerit-jerit minta agar mereka berhenti, tapi kedua polisi itu tetap mendekatinya.

"Lebih baik kamu tutup mulut kamu atau kita berdua bisa bikin ini lebih menyakitkan daripada yang kamu kira." kata Polantas.
"Sekarang mendingan kamu siap-siap buat muasin kita dengan badan kamu yang bagus itu!"
"Dia pasti sempit sekali", kata Sersan sambil memasukan jari-jarinya ke lubang kemaluan Vira.
Ia menggerakkan jarinya keluar masuk, membuat Vira menggelinjang kesakitan dan berusaha melepaskan diri.
"Betul kan, masih sempit sekali."

Kemudian Polantas tadi naik ke atas ranjang di antara kedua kaki Vira. Kemudian mereka membuka kaki Vira lebar-lebar dan Polantas memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang senggama Vira. Vira mengeluarkan jeritan yang keras sekali, ketika perlahan batang kemaluan Polantas membuka bibir kemaluan, dan masuk senti demi senti tanpa berhenti. Kadang ia menarik sedikit batang kemaluannya untuk kemudian didorongnya lebih dalam lagi ke lubang kemaluan Vira.

Sementara itu, Sersan naik dan mendekati wajah Vira, mengelus-elus wajah Vira dengan batang kemaluannya. Mulai dari dahi, pipi kemudian turun ke bibir. Vira menggeleng-gelengkan kepalanya agar tidak bersentuhan dengan batang kemaluan Sersan yang hitam.
"Ayo dong manis, buka mulut kamu", kata Sersan sambil meletakkan batang kemaluannya di bibir Vira.
"Kamu belum pernah ngerasain punya polisi kan?" Vira tak bergeming.
"Buka!" bentak Sersan.
"Buka mulut kamu, brengsek!" Perlahan mulut Vira terbuka sedikit, dan Sersan langsung memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut Vira.

Mulut Vira terbuka hingga sekitar 6 senti agar semua batang kemaluan Sersan bisa masuk ke dalam mulutnya. Batang kemaluan Sersan mulai bergerak keluar masuk di mulut Vira, saya melihat tidak semua batang kemaluan Sersan dapat masuk ke mulut Vira, batang kemaluan Sersan terlalu panjang dan besar untuk bisa masuk seluruhnya dalam mulut Vira. Ketika Sersan menarik batang kemaluannya terlihat ada cairan yang keluar dari batang kemaluannya. Julurin lidah kamu!" Vira membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya. Sersan kemudian memegang batang kemaluannya dan mengusapkan kepala batang kemaluannya ke lidah Vira, membuat cairan kental yang keluar tadi menempel ke lidah Vira.

"San, dia nggak mungkin bisa masukin punya Sersan ke mulutnya, biar saya coba. Gantian!" Mereka kemudian bertukar tempat, Sersan sekarang ada di antara kaki Vira dan Polantas berjongkok di dekat wajah Vira. Sersan mulai mendorong batang kemaluannya masuk ke liang senggama Vira. Terlihat sekali dengan susah payah batang kemaluan Sersan yang besar itu membuka bibir kemaluan Vira yang masih sempit. Polantas, mengacungkan batang kemaluannya ke mulut Vira. "Kamu mungkin nggak bisa masukin punya Sersan ke mulut kamu, tapi kamu musti ngerasain punya saya ini, seluruhnya." Dengan kasar ia mendorong batang kemaluannya masuk ke mulut Vira, sampai akhirnya batang kemaluan itu masuk seluruhnya hingga sekarang testis Polantas berada di wajah Vira. Ia kemudian menarik batang kemaluannya sebentar untuk kemudian didorongnya kembali masuk ke tenggorokan Vira. Setelah lima kali, keluar masuk, Polantas sudah tidak bisa lagi menahan orgasmenya.

"Saya keluuarrhh. Aaahh!" Ia tidak menarik batang kemaluannya keluar dari mulut Vira, batang kemaluannya tampak bergetar berejakulasi di tenggorokan Vira, menyemprotkan sperma masuk ke tenggorokannya. Saya mendengar Vira berusaha menjerit, ketika sperma Sersan mengalir masuk ke perutnya. Terlihat sekali Sersan yang sedang mencapai puncak kenikmatan tidak menyadari Vira meronta-ronta berusaha mencari udara.

"Iyya.. yaah! Telleen semuaa! Aaahh.. aahh.. nikhmaatt!"
Ketika selesai ia menarik keluar batang kemaluannya dan Vira langsung megap-megap menghirup udara, dan terbatuk-batuk mengeluarkan sperma yang lengket dan berwarna putih. Vira berusaha meludahkan sperma yang masih ada di mulutnya. Polantas tertawa melihat Vira terbatuk-batuk, "Kenapa? Nggak suka rasanya? Tenang aja, besok pagi, kamu pasti sudah terbiasa sama itu!"

Sementara Sersan yang masih mengerjai kemaluan Vira sekarang malah memegang pinggul Vira dan membalik tubuh Vira. Vira dengan tubuh berkeringat dan sperma yang menempel di wajahnya tersadar apa yang akan dilakukan Sersan pada dirinya, ketika dirasanya batang kemaluan Sersan mulai menempel di lubang anusnya.
"Jangan Pak, jangan! Ampun Pak, ampun, jangan.."
"Aaahkk! Jangaan!"
Vira menjerit-jerit ketika kepala batang kemaluan Sersan berhasil memaksa masuk ke liang anusnya. Wajah Vira pucat merasakan sakit yang amat sangat ketika batang kemaluan Sersan mendorong masuk ke liang anusnya yang kecil. Sersan mendengus-dengus berusaha memasukkan batang kemaluannya ke dalam anus Vira. Perlahan, senti demi senti batang kemaluan itu tenggelam masuk ke anus Vira. Vira terus menjerit-jerit minta ampun ketika perlahan batang kemaluan Sersan masuk seluruhnya ke anusnya. Akhirnya ketika seluruh batang kemaluan Sersan masuk, Vira hanya bisa merintih dan mengerang kesakitan merasakan benda besar yang sekarang masuk ke dalam anusnya.

Sersan beristirahat sejenak, sebelum mulai bergerak keluar masuk. Kembali Vira menjerit-jerit. Sersan terus bergerak tanpa belas kasihan. Batang kemaluannya bergerak keluar masuk dengan cepat, membuat testisnya menampar-nampar pantat Vira. Sersan tidak peduli mendengar Vira berteriak kesakitan dan menjerit minta ampun ketika sodomi itu berlangsung. Saya melihat berulang kali batang kemaluan Sersan keluar masuk anus Vira tanpa henti. Akhirnya Sersan mencapai orgasme ia menarik batang kemaluannya dan sperma menyemprot keluar menyembur ke punggung Vira, kemudian menyembur ke pantat Vira dan mengalir turun ke pahanya, dan terakhir Sersan kembali memasukkan batang kemaluannya ke anus Vira lagi dan menyemprotkan sisa-sisa spermanya ke dalam anus Vira. Sersan kemudian melepaskan pegangannya dari pinggul Vira dan berdua dengan Polantas mereka keluar dari sel dan menguncinya. Saya masih dapat mendengar Sersan berkata pada Polantas, "Pantat paling hebat yang pernah ada. Dia bener-bener sempit!"

Dini hari, ketika Vira kelelahan menangis dan merintih, mereka berdua dengan langkah sempoyongan dan dengan botol bir di tangan masuk kembali ke dalam sel Vira. Mereka menendang tubuh Vira agar terbangun dan mereka mulai memperkosanya lagi. Sekarang Polantas menyodomi Vira sementara Sersan berbaring di bawah Vira dan memasukkan batang kemaluannya ke dalam kemaluan Vira. Kemudian mereka berganti posisi. Mereka juga menyiksa Vira dengan memasukkan botol bir ke dalam liang kemaluan dan anusnya sementara batang kemaluan mereka dimasukkan ke mulut Vira. Mereka terus berganti posisi dan Vira terus menerus menjerit dan menjerit hingga akhirnya ia kelelahan dan tak sadarkan diri. Melihat itu polisi-polisi tersebut hanya tertawa terbahak-bahak meninggalkan tubuh Vira yang memar-memar dan belepotan sperma dan bir.

Keesokan paginya, Sersan masuk dan membuka sel kami.
"Kalian boleh pergi."
Saya membantu Vira mengenakan pakaiannya. Tubuhnya lemah lunglai berbau bir dan sperma-sperma kering masih menempel di tubuhnya. Kami pergi dari kantor polisi itu dan akhirnya sampai ke rumah Vira. Kemudian saya membersihkan tubuh Vira dan menidurkannya. Ketika saya tinggal, saya mendengar ia merintih, "Jangan Pak, ampun Pak, sakit.. ampuunn.. sakiit..".

Gadis Diperkosa Mantan Pacar

Kapuas, Malang benar nasib Noda (nama samaran) gadis penjual minuman berusia 20 tahun asal Boyan Tanjung, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat ini.
Dia menjadi korban perkosaan mantan pacarnya bersama sembilan rekan-rekannya, Kamis (25/3) malam lalu. Layaknya piala bergilir, remaja putri itu dioper diantara sepuluh lelaki bejat tersebut.

Hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, petugas Polsek Boyan Tanjung berhasil menangkap sepuluh pelaku itu. “Mereka kami titipkan di tahanan Mapolres Kapuas Hulu,” jelas Kapolsek Boyan Tanjung Ipda R. Sitohang.
Polisi harus bekerja keras dalam menangkap para pemerkosa karena tinggal menyebar meski masih satu desa. Sitohang menjelaskan bahwa tragedi itu berawal dari pertunjukan band di lapangan sepak bola Desa Riam Mengelai.
Noda memanfaatkan keramaian itu untuk mendapatkan keuntungan dengan menjajakan makanan dan minuman. Di tengah pertunjukan, muncul RD yang pernah menjalin kasih dengannya.
Meski mereka sudah putus, Noda tidak menolak ketika RD mengajaknya ngobrol. Sampai kemudian, dagangan Noda habis dan RD menawarkan jasa untuk mengantarnya belanja. Noda pun menerima tawaran itu.

Aku diperkosa 3 orang gadis

Sebenarnya aku tidak istimewa, wajahku juga tidak terlalu tampan, tinggi dan bentuk tubuhku juga biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa dalam diriku. Tapi entah kenapa aku banyak disukai wanita. Bahkan ada yang terang-terangan mengajakku berkencan. Tapi aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Aku belum mau pacaran. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMA. Padahal hampir semua teman-temanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran. Walau sebenarnya banyak juga gadis-gadis yang mau jadi pacarku.

Waktu itu hari Minggu pagi. Iseng-iseng aku berjalan-jalan memakai pakaian olah raga. Padahal aku paling malas berolah raga. Tapi entah kenapa, hari itu aku pakai baju olah raga, bahkan pakai sepatu juga. Dari rumahku aku sengaja berjalan kaki. Sesekali berlari kecil mengikuti orang-orang yang ternyata cukup banyak juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hanya sekedar berjalan-jalan menghirup udara yang masih bersih.

Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah. Dan kakiku sudah mulai terasa pegal. Aku duduk beristirahat di bangku taman, memandangi orang-orang yang masih juga berolah raga dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anak-anak yang bermain dengan gembira.

Belum lama aku duduk beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk di sebelahku. Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya. Dia mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar dan rendah, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadanya yang menonjol dalam ukuran cukup besar. Kulitnya putih dan bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahanya yang putih dan padat jadi terbuka. Cukup leluasa untuk memandangnya. Aku langsung berpura-pura memandang jauh ke depan, ketika dia tiba-tiba saja berpaling dan menatapku.

"Lagi ada yang ditunggu?", tegurnya tiba-tiba.

Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepat-cepat aku menjawab dengan agak gelagapan juga. Karena tidak menduga kalau dia akan menyapaku.

"Tidak.., Eh, kamu sendiri..?", aku balik bertanya.


"Sama, aku juga sendirian", jawabnya singkat.

Aku berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini bukan hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat dan padat berisi. Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu.

"Jalan-jalan yuk..", ajaknya tiba-tiba sambil bangkit berdiri.

"Kemana?", tanyaku ikut berdiri.

"Kemana saja, dari pada bengong di sini", sahutnya.

Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tiba-tiba saja aku jadi tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu menggandeng tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.

Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begitu halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.


"Eh, nama kamu siapa..?", tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.


"Angga", sahutku.


"Akh.., kayak nama perempuan", celetuknya. Aku hanya tersenyum saja sedikit.


"Kalau aku sih biasa dipanggil Ria", katanya langsung memperkenalkan diri sendiri. Padahal aku tidak memintanya.


"Nama kamu bagus", aku memuji hanya sekedar berbasa-basi saja.


"Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku", katanya meminta.

Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan. Dan aku memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru.

"Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak..?", ujarnya menawarkan, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam.

"Boleh", sahutku.

Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi perutku memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak bercerita. Sikapnya begitu riang sekali, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya. Ria memang pandai membuat suasana jadi akrab.

Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu kembali berjalan-jalan. Sementara matahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Ria yang mengajak pulang lebih dulu.

"Mobilku di parkir disana..", katanya sambil menunjuk deretan mobil-mobil yang cukup banyak terparkir.

"Kamu bawa mobil..?", tanyaku heran.

"Iya. Soalnya rumahku kan cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum", katanya beralasan.

"Kamu sendiri..?"

Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja.


"Ikut aku yuk..", ajaknya langsung.

Belum juga aku menjawab, Ria sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilnya. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup baru. Ria malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi tidak canggung lagi membawa mobil. Ria langsung menyebutkan alamat rumahnya. Dan tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung pulang. Tapi Ria menahan dan memaksaku untuk singgah.

"Ayo..", Sambil menarik tanganku, Ria memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya. Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.


"Tunggu sebentar ya..", kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.

Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadis-gadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.

Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benar-benar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tiba-tiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.

"Aku dulu.., Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini", kata Ria tiba-tiba sambil melepaskan baju kaosnya.

Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali.. Akhh tubuhnya luar biasa bagusnya.. baru kali ini aku melihat payudara seorang gadis secara dekat, payudaranya besar dan padat. Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulu-bulu vaginanya tumbuh lebat di sekitar kemaluannya. Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku, hingga aku henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Ria yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya.

"Eh, apa-apaan ini? Apa mau kalian..?", aku membentak kaget.

Tapi tidak ada yang menjawab. Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bagiku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua gadis lainnya juga melakukan hal yang sama.

Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jari-jari tangan Ria yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremas-remas bagian batang penisku. Seketika itu juga batang penisku tiba-tiba menggeliat-geliat dan mengeras secara sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya bisa merasakan seluruh batangan penisku berdenyut-denyut nikmat.

Aku benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah seperti kerasukan setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan setengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan mimpi-mimpiku.

Aku benar-benar tidak berdaya ketika Ria duduk di atas perutku, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang gadis lainnya yang kutahu bernama Rika dan Sari terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri.

Saat itu juga aku langsung menyadari kalau gadis-gadis ini bukan hanya menderita penyakit hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan alat-alat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membayangkannya.

Sementara itu Ria semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Meskipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru kali ini penisku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang vagina seorang gadis, lembut, rapat dan sedikit basah, Riapun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia merintih tertahan. Ria terus menggenjot tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang luar biasa cepatnya membuatku benar-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi aku berteriak tertahan. Ria yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut vaginanya dan secara cepat tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakan-gerakan mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemprot dengan derasnya. Ria terus mengocok-ngocok penisku sampai spermaku habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.

Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan kedua temannya menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam batang penisku erat-erat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya juga tidak lepas mengulum kepala penisku. Perlakuannya ini membuat penisku yang biasanya setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Ria sekarang benar-benar berhasil. Penisku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Ria kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginanya kembali dan dengan cepatnya Ria menggenjot kembali vaginanya yang sudah berisikan batangan penisku.

Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih kokoh, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Ria memperkosaku, tiba-tiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tiba-tiba menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan vagina Ria berdenyut-denyut dan menyedot-nyedot penisku, hingga akhirnya Ria melepaskan teriakannya saat ia merasakan puncak kenikmatannya. Aku merasakan vagina Ria tiba-tiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Ria. Saat Ria mencabut vaginanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan penisku..

Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme, Ria menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggantikan posisinya. Gadis ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria. Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam, aku digilir tiga orang gadis liar. Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah masing-masing mencapai kepuasan yang diinginkannya.

Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa. Bagaimana mungkm aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini..?

Aku hanya bisa berharap mereka cepat-cepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuanya. Tapi harapanku hanya tinggal angan-angan belaka. Mereka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut. Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit. Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap gadis-gadis itu akan melepaskanku.

Sungguh aku tidak menyangka sama sekali. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan mereka menggunakan obat-obatan untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali tidak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga gadis itu. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Tapi setelah mereka mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini.

Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan. Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macam-macam. Aku membayangkan kalau orang tua dan saudara-saudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku.

Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap gadis-gadis binal dan liar ini. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama sekali tidak punya tenaga lagi. Bahkan aku sudah pasrah. Setiap saat mereka selalu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani nafsu birahinya. Aku benar-benar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi juga batinku benar-benar tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman gadis-gadis binal itu.

Tapi sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini, aku tidak lagi melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan. Aku benar-benar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan tidak berdaya. Sementara perutku ini terus menerus menagih karena belum diisi makanan. Aku benar-benar tersiksa lahir dan batin.

Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka. Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Dia langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki. Saat itu aku sudah benar-benar lemah, sehingga tidak mampu lagi untuk bergerak. Dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring. Bahkan dia memberikan satu stel pakaian, dan membantuku mengenakannya.


"Tunggu sebentar, Bapak mau ambilkan makanan", katanya sambil berlalu meninggalkan kamar ini.

Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, membuat nafsu makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut. Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai terasa segar. Dan tenagaku berangsur pulih.


"Bapak ini siapa?", tanyaku


"Saya pengurus rumah ini", sahutnya.


"Lalu, ketiga gadis itu..", tanyaku lagi.


"hh.., Mereka memang anak-anak nakal. Maafkan mereka, Nak..", katanya dengan nada sedih.

"Bapak kenal dengan mereka?", tanyaku.

"Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang tua mereka telah membawanya pergi dari sini. Mudah-mudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi", katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.

Aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih, aku minta diri untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku. Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi.

Aku benar-benar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakan-akan semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi buruk. Dan aku tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian itu tidak sampai menimpa orang lain. Aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menyadari kesalahannya dan mau bertobat. Karena yang mereka lakukan itu merupakan suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Aib sebuah KKN

Hai, namaku Dony. Aku tinggal di Yogya tetapi tidak di kotanya melainkan hanya di pedesaan pinggiran kota gudeg itu. Karena tidak mempunyai uang untuk kuliah jadi aku selama beberapa bulan ini setelah pengumuman kelulusan SMU hanya menganggur saja di rumah.

Cerita ini merupakan kejadian nyata di suatu desa T***** di pinggiran kota Yogya pada tahun 1990-an, dan ini menjadi sebuah trauma di desa saya, sehingga saya memberikan nama-nama samaran supaya tidak merugikan pihak lain.
*****
Pada pertengahan bulan Maret tahun 1990-an, desaku kedatangan sekelompok mahasiswa yang akan melakukan KKN. Mungkin karena ini adalah baru pertama kalinya desaku jadi tempat tujuan KKN sehingga penduduk desaku sangat gembira mendengar akan ada mahasiswa yang akan ikut membantu meringankan beban dalam membangun desa kami terutama kepala dusunnya.

Kebetulan rumah tinggal yang di pinjamkan oleh kepala dusun untuk sekelompok mahasiswa itu bersebelahan dengan rumah saya, sehingga secara otomatis saya jadi dapat berkenalan dengan mereka. Mereka beranggotakan delapan orang, lima di antaranya cowok, tiga yang lainya cewek. Kebanyakan mereka bukan orang Yogya asli. Mereka ada yang berasal dari Bandung, Sumatra, dan Sulawesi, cuma satu orang yang berasal dari Yogya.

Mereka ditugaskan oleh kepala dusun desa saya untuk membangun sebuah kamar mandi umum untuk sarana desa yang selama ini belum terbangun. Setiap hari, ketika mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, aku selalu memperhatikan salah satu anggota cewek dari ketiga mahasiswi tersebut. Ia bernama Windy, usianya sekitar 22 tahun, lebih tua 3 tahun denganku saat itu. Tingginya sekitar 167 cm, asalnya dari Bandung. Para pembaca tahu sendiri kan kalau orang Bandung umumnya berkulit putih mulus.

Aku selalu memperhatikan Windy karena tubuhnya yang indah dan bahenol itu, ia memakai BH yang berukuran mungkin sekitar 34 atau lebih, karena memang payudaranya sangat menonjol, apalagi saat kerja ia hanya mengenakan kaus ketat dan memakai celana gunung hanya pada bagian atasnya saja, mungkin karena panas sehingga bagian bawahnya tidak dipakainya saat bekerja, meskipun saat berdiri hanya sampai lutut, tetapi saat berjongkok atau duduk bersila, pahanya yang putih mulus itu sangat terlihat jelas dan saat berkeringat, BH-nya terlihat jelas karena tercetak terkena keringat. Aku jelas sangat tergoda dan bernafsu, apalagi di desaku jarang melihat cewek putih secantik dia.

Suatu ketika, saat mereka sedang bekerja keras, entah mengapa Windy minta diantarkan temannya ke tempat tinggalnya yang berjarak sekitar 200 m dari tempat kerjanya, aku langsung mengikutinya karena hanya gadis itulah yang aku sukai tubuh seksinya.

Sesampai di rumah mereka, Silvi teman Windi yang mengantarkannya, diminta Windi untuk segera kembali ke teman-temannya untuk membantu pekerjaan yang sedang mereka kerjakan agar cepat selesai. Mungkin karena kelelahan, ia langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Karena rumah yang ditempatinya bukan termasuk rumah orang kaya maka kamar mandinya pun juga sederhana sekali, pintunya saja hanya terbuat dari seng yang tidak bisa tertutup rapat, bagian bawahnya terbuka sekitar 5 cm, dan bagian kanan atau kiri pintu juga mudah diintip. Aku sudah hafal dengan bentuk kamar mandi ini karena aku sering mengintip diam-diam dua anak Pak Kadus yang masih SMP dan SMU saat mereka mandi. Meskipun mereka berwajah manis tetapi masih kalah putih dan seksi dibandingkan si Windi.

Aku masuk lewat halaman belakang karena kamar mandinya juga terletak di halaman belakang. Mungkin karena sudah merasa aman setelah pintu depan ditutup dan dikunci rapat, ia mandi dengan santai sambil menyanyi-nyanyi lagu pop Britney Spears kesukaannya. Saat aku mulai mengintip, ia sedang berjongkok untuk kencing sehingga aku mulai khawatir kalau-kalau ia melihatku sebab ia berjongkok menghadap pintu depan kamar mandi sedangkan aku mengintipnya dari bawah pintu. Tetapi untungnya ia hanya melihat ke bawah lantai.

Saat ia kencing itulah aku merasa terangsang. Vaginanya terlihat jelas karena terbuka lebar dengan bulu-bulunya yang keriting dan lebat, dan yang paling kusukai dari dia tentunya adalah karena ia masih perawan. Aku jadi ingin merasakan bagaimana rasanya vagina cewek yang masih perawan karena selama ini aku hanya berpacaran dan berhubungan intim dengan wanita yang sudah tidak perawan dan tidak secantik dia.

Setelah ia selesai mandi, aku ingin segera keluar dari rumah itu, tapi karena hari itu hujan, aku terpeleset saat memanjat tembok dan menyenggol pot tanaman hingga ia langsung keluar dari kamar mandi dengan hanya menutup handuk untuk melihat suara apa itu dan langsung memergokiku.

"Loh Mas, kok disini, lagi ngapain kamu Mas?".

"Eh.. Emm.. Aku ee.. Lagi manjat tembok tapi kepeleset", ujarku beralasan.

Karena sudah tak tahan melihat tubuhnya yang putih mulus dan wangi itu aku mendekatinya dan tanpa basa-basi langsung kusekap mulutnya. Dengan mudah aku dapat meringkusnya dengan mengikat tangannya karena di tempat itu terdapat banyak tali-tali tambang, dan kuseret dia ke dalam kamar tidur entah milik siapa. Di situ aku buka ikatannya dan langsung kurebut handuknya sehingga ia telanjang bulat.

"Jangan Mas, jangan, kita kan tetangga", ia hanya dapat menangis dan memohon-mohon saat aku melepaskan semua bajuku.


"Emang gue pikirin, aku dah nggak tahan ngeliat tubuh seksi lu!!", bentakku.

Pistolku yang berukuran 18 cm ini langsung tegak menodong ke arahnya. Aku langsung menubruk dia. Karena ia melakukan perlawanan terpaksa aku menampar dan sedikit mencekiknya, karena hanya dengan cara inilah ia akhirnya dapat lemas dan menyerah tanpa membuat lecet kulit putih mulusnya. Aku mulai menciumi bibir tipisnya dan menjilati wajahnya sambil meremas-remas payudara dan memelintir putingnya, lalu aku melumat payudara dan menggigiti putingnya.

"Aah.. Aah sakit Mas!", rintihnya lalu aku mulai meletakan penisku di atas vaginanya.

"Jangan digituin Mas, ampun Mas", ia memohon sambil mengeluarkan air matanya.

"Santai aja Mbak, enak kok"

"Jangan Mas, jangan.. Aacchh.. Aacch.. Uucch sakit.. Ooch!!", ia menjerit kesakitan saat aku berusaha keras memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang masih tertutup rapat.

Lalu kubalik posisi tubuhnya sehingga ia berlutut dan kutampar-tampar pantatnya hingga memerah, sambil kujilat-jilat pantat mulusnya.

"Wow, pantat Mbak indah juga, bulet tapi juga sekal banget"

Saat hampir kumasukkan penisku ke duburnya tiba-tiba pintu terbuka dan ada orang masuk. Windi tahu bahwa itu pasti temannya sehingga ia langsung berterika meminta tolong. Orang itu mendengar teriakan Windi lalu langsung menuju kamar ini hingga ia terkejut bukan main begitu juga denganku

"Hey, sedang apa kau?"

"Eh.. Mm anu aku.." aku bingung menjawabnya.

Windi sempat lega melihat salah seorang temannya datang. Teman pria Windi itu sempat ingin marah ketika Windi akan kusodomi. Tetapi ketika ia melihat kemolekan tubuh Windi, ia jadi terdiam sesaat. Mungkin ia juga terangsang, karena saat aku melihat bibirnya ia mengucapkan kata "Wow" dengan lirih secara tidak sengaja. Tanpa disangka ia lalu malah memberi suatu penawaran kepadaku.

"Kalo lu ngasih aku bagian dari tubuh sexy ini, aku nggak bakalan ngomong ama tetangga sebelah, OK?"


"Oh boleh saja, kita nikmati bareng-bareng aja." tentu saja aku setuju dari pada dikeroyok masa.

Dia langsung membuka bajunya yang sudah basah terkena hujan.

"Loh, Rob kamu ini gimana sih, aku ini temanmu" Windi merasa kecewa ketika ia melihat temannya itu sedang mengeluarkan batang kejantanannya dari CD-nya.


"Iya aku juga tau lu ini temanku, tapi kan cuman teman KKN aja dan selama ini aku selalu terangsang ngeliat tubuh lu saat ngintip lu mandi, he.. he.. he", ujarnya.

Aku langsung melanjutkan kegiatanku tadi. Saat Windi masih berdebat dengan temannya, langsung saja kumasukkan penis 18,5 cm-ku ini ke lubang duburnya.

"Robi, kamu ini kurang aj.. Aacchh.. Aach.. Oocch!!" ia menjerit kesakitan.

"Ooch.. Aacch.. Yes wauw biar seret tapi enak tenan Win duburmu!!", ujarku.

Temannya pun tak tinggal diam, ia langsung menyodorkan batang kemaluannya ke wajah Windi.

"Nah Win entot nih kontolku, ha.. ha.. ha!!", ia memaksa membuka mulut Windi dengan menjambaknya.


"Please Rob, please.. mmph.. mmphh!".

Windi merasakan siksaan sampai hampir muntah, karena memang ia belum pernah mengulum penis seseorang. Kugenjot-genjot penisku, karena aku senang jika melihat payudaranya bergoyang-goyang.

"Aach.. Oocchh.. Yes!!".

Akhirnya kusemprotkan cairan spermaku ke lubang duburnya. Si Robi pun ikut menyemburkan cairan kentalnya ke mulut Windi dan memaksanya untuk menelan semuanya dan menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di penisnya. Lalu kami beristirahat sebentar sambil merokok dan menonton film porno di ruang tengah. Lalu temannya yang ternyata bernama Robi itu mampir ke warung sebelah untuk membeli vitamin penambah tenaga dan obat kuat.

Setelah 30 menit, hari masih hujan lebat sehingga teman-temannya yang lain kemungkinan masih akan lama pulangnya. Kami pun meneruskan memperkosa Windi. Ia mengira penderitaanya sudah berakhir karena saat aku menghampirinya, ia sudah memakai CD-nya kembali. Ia pun terkejut saat aku menghampirinya sehingga ia melakukan sedikit pemberontakan tapi tidak berhasil lalu langsung kutampar hingga jatuh dan Robi melepaskan kembali CD-nya.

"Tolong sudahi saja Rob, aku sudah cape", mohonnya.

"Hey aku kan belum nyoba vagina lu tau!"

Robi berbaring telentang di kasur dan mengangkat tubuh Windi dengan posisi tengkurap menghadap dirinya, dan langsung menghujamkan penisnya ke vaginanya.

"Aacchh.. Uucchh.. Sst tolong, udah aja Rob, sakit..!", rintihnya.

Tanpa kutunggu-tunggu, aku langsung ikut menunggangi tubuh Windi dan memasukan penisku ke vaginanya sehingga penisku dengan penis Robi bergesekan dalam satu vagina hingga lapisan klitoris Windi robek dan berdarah.

"Aacchh.. Aacch.. Uucch.. Sstt aduuh sakit banget, toloong!!"

Setelah sekitar 25 menit, Robi menyemprotkan spermanya dulu lalu mencabutnya, dan tubuh Windi kubalikkan telentang. Lima menit kemudian ganti aku yang menyemprotkan cairan hangat dan kentalku. Aku pun lemas dan menindih tubuh seksinya tapi tidak langsung mencabut penisku dari vaginanya. Windi pun juga sudah sangat lemas tidak berdaya.

Karena hujan sudah mulai agak reda, Robi langsung mengeluarkan HP-nya dan memfoto bagian-bagian vital tubuh telanjang Windi untuk mengancam Windi agar tidak membuka mulut kepada siapapun. Lalu kami memakaikan bajunya. Saat kemudian 2 orang lagi temannya datang, kami terlihat sedang menonton TV bersama. Meskipun wajah Windi terlihat sedih, mereka tidak mengetahui dan tidak mempedulikannya karena memang hubungan mereka belum begitu akrab sebab mereka semua berbeda jurusan apalagi baru saling kenal beberapa hari. Tetapi beberapa hari kemudian, Windi akhirnya mengaku kepada keluarganya bahwa ia telah diperkosa oleh saya dan temannya saat KKN, sehingga kami pun ditangkap oleh polisi dan dipenjara selama 2,5 tahun.

Setelah kejadian itu, warga desa saya menjadi trauma karena takut kejadian itu akan terulang lagi dan itu telah memperburuk nama desaku. Sejak saat itu jika ada KKN lagi, penduduk desa saya meminta para anggota KKN khususnya cewek harus berpakaian sopan dan tidak merangsang, karena pemuda di desaku memang jarang keluar desa, sehingga agak mudah terangsang jika melihat cewek cantik dengan pakaian yang sedikit menggoda.

Kupu-Kupu Malam; ‘Profesi’ Baru Remaja Putri

Lagu It Must Have Been Love-nya Roxette yang merupakan soundtrack film Pretty Woman, jadi semacam lagu wajib bagi kaum venusian (pemuja kecantikan) saat menunggu klien-nya untuk kencan. Julia Roberts yang berperan sebagai pelacur kelas atas dalam film tersebut setidaknya mengilhami para kupu-kupu malam di negeri ini, bahwa menjalani hidup dalam gelapnya malam adalah sebuah legalitas atas kebebasan. Menjalani aktivitas tersebut adalah jalan pintas dari sebuah kebuntuan ketika berhadapan dengan kemiskinan. So, dengan alasan untuk menyambung hidup, tak sedikit remaja putri yang nyemplung abis dalam glamour kehidupan malam.
Di Bekasi saja, sebagai salah satu kota penyangga DKI Jakarta, banyak ditemukan remaja-remaja putri yang berprofesi sebagai wanita penghibur (dari pemandu lagu dalam musik kosong alias karaoke sampai pelacur), baik di Bar maupun hotel yang menyediakan fasilitas hiburan tersebut.
Tawaran kehidupan dunia ditambah faktor ingin mendapatkan uang dengan cara mudah, menje-rumuskan para remaja putri dalam dunia yang seakan menafikan moral dan keimanan. Seperti diungkapkan Susi yang malam itu mengenakan busana sackdress warna merah menyala dengan belahan samping hingga ke pangkal paha, sedangkan bagian atas agak rendah dan terbuka (Pikiran Rakyat, 15 Pebruari 2000).
Sudah parahkah pergaulan remaja putri kita? Setidaknya, kasus yang menimpa remaja putri bernama Susi tadi mewakili ‘Susi-Susi’ yang lain. Mengerikan sekaligus menyedihkan!
Berani Tampil Beda
Berbekal rokok putih, minyak wangi, alat rias serta dandanan seksi, yang bikin adrenalin kaum Adam naik ke ubun-ubun adalah ‘aksesoris’ yang biasa dikenakan para kupu-kupu malam. So, memang sengaja tampil hot.
Malah, ada pengalaman yang bakal bikin kita nggak habis pikir. Dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun radio swasta di Jakarta beberapa bulan yang lalu, seorang narasumberyang kebetulan juga berprofesi wartawandalam acara tersebut ia mengisahkan bahwa di Yogyakarta, ditemukan seorang ABG yang biasa mangkal di sekitar Malioboro sebagai kupu-kupu malam. Jangan salah, kalo siang gadis itu rajin juga sekolahnya, malah sholat dan puasa. Ironisnya, ketika diajukan pertanyaan kepadanya tentang sisi kehidupannya yang kontras itu, ia menjawab;“Kalo sholat dan puasa adalah perintah dalam agama saya, sedangkan jadi kupu-kupu malam adalah profesi saya!” Gilee beneeer!
Saudara-saudara, memang menyedihkan kenya-taan ini. Manusia pada dasarnya memang memiliki sisi gelap dan sisi terang dalam hidupnya. Tapi bukan berarti harus sevulgar yang dilakukan ABG putri yang biasa mangkal di kota gudeg itu. Ia menjalaninya sekaligus. Gelap dan terang.
Ini merupakan tamparan buat kita. Betapa rusaknya akhlak teman-teman kita. Memang berani tampil beda. Tapi beraninya dalam kesalahan. Henry Brooks Adams ketika berkomentar tentang moral, ia mengatakan, “Moralitas adalah kemewahan pribadi yang sangat mahal.” Tapi celakanya, saat ini justru moral adalah barang dagangan yang sangat murah. Buktinya? Ya, teman-teman ABG putri yang menjualnya dengan murah, bahkan mungkin gratis!
Usia muda tak membuat sebagian teman-teman ABG putri grogi untuk tampil beda sebagai kupu-kupu malam. Jangan kaget, ABG-ABG yang berkeliaran di kota Bekasi banyak yang masih bau kencur. Berapa umurnya? 16 tahun!
Nah, untuk mengelabui usia, Santisebut saja begitu namanyayang mengaku kegadisannya direnggut sang pacar tiga bulan silam, mengenakan sepatu dengan hak super tinggi sekitar 12 cm. Ia bersama belasan rekannya berada di tempat karaoke berupa ruko berlantai III, beberapa di antaranya baru berusia 17 tahun. Mereka terkadang menginap di sebuah ruangan yang berada di lantai paling atas. Ruangan tersebut selain untuk menyimpan berbagai “perlengkapan kerja”, juga digunakan sebagai tempat ganti pakaian atau menunggu tamu yang akan membooking jasa mereka (Pikiran Rakyat, 15 Pebruari 2000).
Ini baru kasus di negerinya Wiro Sableng, belum lagi kalo kita mau capek sedikit nengok kehidupan di negeri gajah putih, Thailand. Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Chulalongkorn, Thailand pada April 1997 mengumumkan, praktek-praktek ilegal, termasuk pelacuran anak-anak makin berkembang di Asia, termasuk di Thailand. Di negara gajah ini jumlah pelacur anak-anak tercatat 800.000 anak. Wuih, syerem, brur!
Ya, ini adalah masalah kita semua. Tentu saja masalah yang bukan hanya untuk dijadikan bahan berita semata. Atau cuma publikasi yang tak ada tindakan konkrit untuk mencegahnya. Kamu tentunya nggak bakalan nyangka bila ternyata perkembangan seputar kupu-kupu malam para ABG di negeri ini heboh juga. Mengerikan, ya?
Alasan Klise
Parahnya, aktivitas liar para kupu-kupu malam itu sering berlindung di balik kedok kemiskinan. Artinya, mereka terjun ke dunia maksiat itu karena alasan ekonomi. Padahal pada banyak kasus ditemukan, bahwa kaum venusian (pemuja kecantikan) ini berasal dari kalangan berduit atau keluarga kaya. Alasan mereka just fun alias cuma untuk hiburan dan kesenangan semata. Asal bisa dibeliin baju baru, jalan-jalan atau sekadar makan di retoran. Celakanya, justru yang begini yang jumlahnya memang lebih banyak. Wah, berarti rusak banget ya, masyarakat ini?
Pengen bukti? Di Bandung, umumnya para ABG yang jadi kupu-kupu malam ogah disebut pelacur. “Kan kita nggak dibayar dan kalaupun saya mau ngelakuin begituan, kan bukan karena bayarannya tetapi karena saya suka,” jelas Yuni yang mengungkapkan dirinya dan umumnya teman-teman nongkrongnya, berasal dari keluarga yang kurang harmonis (Media Indonesia dalam Menelusuri Pelacuran ABG di Sejumlah Kota (19), 23 Agustus 1999).
Masih dalam laporan yang diungkap Media Indonesia di atas. Nola, sebut saja begitu. Mojang Priangan ini memang tak memasang tarif untuk kencan, bahkan bisa gratis. “Yang penting mau nraktir di restoran yang kelasnya oke, terus mau beliin baju dan yang pasti punya mobil yang asyik buat jalan-jalan,” kata Nola yang ceplas-ceplos ini. Bagaimana brur, parah banget kan?
Jadi sebetulnya, bisa dikatakan sedikit yang menjalani profesi sebagai kupu-kupu malam karena kepepet untuk nyambung hidup. Meski tentu saja, sedikit atau banyak, tetap adalah persoalan yang harus segera dibereskan. Baik alasan itu klise atau memang murni karena kepepet, tetap ini adalah kondisi amburadul produk peradaban kapitalisme yang memang memuja kebebasan individu. Gawat, Non, bener-bener gawat!
Yang jadi persoalan sekarang, apakah ini akan dibiarkan saja sampai korban yang terjerumus ke dunia hitam ini membengkak jumlahnya? Sungguh suatu ironi di negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya timur harus tenggelam dalam kemaksiatan yang tentu saja merendahkan moral.

Zina itu Haram

Jangan salah menilai, mentang-mentang yang melakukan pelacuran itu banyak, lalu kamu berfikir bahwa aktivitas tersebut adalah legal, baik secara moral maupun hukum. Tempat-tempat lokalisasi seperti Kramat Tunggak, Saritem, atau Dolly sudah kesohor sebagai tempat bisnis seks yang besar. Meski banyak yang melakukan pelacuran dan tempatnya mendapat restu dari Pemda, tapi bukan berarti itu legal menurut hukum syara’. Tahu kan hukum syara’? Bahasa sederhananya hukum Islam. Artinya dalam pandangan Islam jelas bahwa aktivitas tersebut sangat “dikutuk”. Allah berfirman : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesung-guhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Israa’ : 32). Ungkapan dalam Al Quran bahwa zina adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk, merupakan peringatan dan penjelasan bahwa perbuatan tersebut adalah haram.
Brur, kita semua yakin bahwa kalau seluruh manusia ini taat kepada Allah dan tunduk kepada aturan yang dibuat-Nya, pasti segalanya aman. Nggak seperti sekarang, saat kita mendewakan ide kebebasan. HAM yang digembar-gemborkan Amerika, berhasil menipu dengan sukses kaum muslimin, tak terkecuali remaja muslim. HAM telah memberi jaminan atas individu untuk bebas melakukan apa saja yang diinginkan. Dari mulai kebebasan beraqidah, kebebasan berpendapat, kebebasan bertingkah laku, dan kebebasan kepemilikan.
Aktivitas yang dilakukan teman-teman ABG putri kita itu termasuk wujud dari pengaruh kebebasan bertingkah laku. Ini jelas akan sangat berbahaya, Non! Karena cepat atau lambat, kebebasan ini akan mengubur kita. Faktanya? Kamu bisa lihat sendiri kan, betapa banyak teman-teman cewek kita yang berprofesi jadi kupu-kupu malam. Nggak peduli apakah alasannya karena kebutuhan perut atau memang hanya untuk bersenang-senang. Toh, dua-duanya tetap berdosa.
Tentu saja, dalam menilai kasus yang terjadi, Islam nggak sembarangan menjatuhkan vonis. Juga ketika kasus tersebut sudah divonis berdosa, si pelaku tidak hanya ditakut-takuti dengan siksaan di akhirat yang amat pedih, tetapi juga dikenakan sanksi yang tegas oleh negara, sebagaimana firman Allah SWT : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka cambuklah tiap seorang dari keduanya seratus kali cambukan, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman” (QS. An Nuur : 2). Nah, hukum cambuk merupakan sanksi bagi para pelaku perzinahan yang masih ABG (lajang).
Dengan penerapan sanksi tersebut bukan berarti Islam itu kejam, Non! Justru sebenarnya itulah jawaban dari problem masyarakat yang amburadul seperti sekarang ini. Of course, karena aturan tanpa sanksi, ibarat ular tanpa bisa.
Islam is Solution
Sebagai way of life, Islam tentu memiliki segudang bahkan bisa jadi bergudang jawaban atas problematika masyarakat. Kasus pelacuran seperti aktivitas para kupu-kupu malam, jelas merupakan ancaman bagi keberlangsungan hidup manusia. Bahkan tak mustahil Allah akan menimpakan azab kepada kita. Rasulullah saw bersabda : “Apabila telah nampak perzinahan dan riba di suatu negeri, maka penduduk negeri itu telah menghalalkan diri mereka sendiri untuk mendapat-kan azab Allah” (HR. Thabrani dan Al Hakim)
Sebetulnya, problem maraknya aktivitas para kupu-kupu malam itu berawal dari kesalahan dalam penyaluran dorongan seksual. Dorongan ini muncul dari naluri mempertahankan jenis (Gharizah An-Na’u) yang diciptakan Allah pada diri manusia, juga pada binatang. Naluri ini juga nampak dalam bentuk dorongan-dorongan yang lain, seperti suami mencintai istrinya, atau sebaliknya; orang tua mencintai anaknya atau sebaliknya.
Hanya saja, dorongan seksual ini tidak mutlak harus dipenuhi, karena tidak akan mengakibatkan kematian pada manusia. Contohnya? Para Rahib yang tidak menikah seumur hidupnya dia terbukti tidak mati. Iya kan? Berbeda halnya dengan kebutuhan jasmani, seperti makan atau minum. Pemenuhannya bersifat mutlak (harus). Jika manusia tidak makan atau minum dalam jangka waktu tertentu, maka ia akan mati. Nggak percaya, silahkan coba! Risiko ditanggung sendiri!
Selain itu, dorongan seksual ini muncul hanya jika ada rangsangan dari luar. Bisa karena melihat gambar porno, berkhayal, dll. So, jika tidak ada rangsangan dari luar, maka tidak akan bergejolak. Karena itulah Islam telah memberikan solusi sesuai dengan karakter naluri manusia, antara lain sbb :
1. Mensunahkan Nikah
Islam tidak melarang seseorang untuk menyalurkan hasrat seksualnya, asalkan dengan penyaluran yang benar. Untuk itulah pernikahan merupakan solusi yang diberikan Islam. Jika manusia tidak menyalurkannya dengan cara ini, maka tak ubahnya ia seperti binatang dan bahkan lebih rendah dari derajat binatang. Nadzubillah!
2. Wajib Menutup Aurat
Untuk menjauhkan rangsangan sekaligus menja-ga martabat dan kehormatan, maka Islam telah mewajibkan laki-laki dan wanita untuk menutup aurat, yaitu dengan mengenakan pakaian yang sesuai aturan Islam.
3. Melarang Segala Aktivitas yang Merusak Akhlaq Masyarakat
Semua bentuk aktivitas yang dapat merusak akhlaq masyarakat diharamkan dalam Islam. Saperti pembuatan film atau majalah porno, Iklan yang mengeksploitasi tubuh wanita, lokalisasi perzinahan, pergaulan bebas, dll.
Sayangnya, Islam tidak ditegakkan saat ini, sehingga penyakit masyarakat yang berkaitan dengan masalah seksualitas ini sulit, dan bahkan takan dapat diatasi. Oleh karena itu Islam harus diterapkan secara utuh dari sisi aqidah dan syariat-nya. Jika tidak, masyarakat sendiri yang akan merasakan dampaknya.
Namun demikian meski aturan Islam saat ini tidak diterapkan, bukan berarti segalanya menjadi boleh dan legal. Yang haram tetap saja haram, meskipun aturan yang ada menghalalkannya. Kalau saat ini para kupu-kupu malam alias bunga trotoar itu bisa leluasa beroperasi tanpa ada sanksi di dunia, maka jangan harap ia akan dapat lolos dari sanksi Allah di akhirat. Dan perlu diingat, bahwa sanksi di akhirat tentu jauh lebih berat dari sanksi di dunia. Rasulullah saw bersabda : “Di dalam neraka Jahim nanti, kepada para penghuninya mendapat tuangan air mendidih, lalu air itu menembus perut dan menghantami setiap yang berada di dalamnya, hingga menembus kaki. Kemudian hancur dan kembali seperti semula” (HR. Turmudzi)
Oleh karena itu, kepada para remaja putri khususnya dan juga yang putra, janganlah kalian terjerumus dan terperdaya oleh gaya hidup permisivisme (serba boleh). Bukankan kita makhluk yang paling mulia, yang diberi akal oleh Allah. Kita bukan binatang. Jadi semestinya manusia bisa diatur, karena memiliki akal.
Suatu ketika ada seorang pemuda yang keberatan atas adanya larangan zina. Dia lalu menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. “Bagaimana seandainya ibumu atau saudara perempuanmu dizinai orang lain, apakah engkau suka?” Tanya Rasulullah saw. “Tidak!” Jawab pemuda itu. “Begitu pula dengan orang lain” Sejak mendengar jawaban itu, pemuda tersebut berhenti berzina. Itulah sikap manusia yang mau berfikir dengan akalnya dan mau menjaga martabatnya sebagai makhluk yang mulia[]

Kupu-Kupu Malam; Profesi Baru Remaja Putri

Lagu It Must Have Been Love-nya Roxette yang merupakan soundtrack film Pretty Woman, jadi semacam lagu wajib bagi kaum venusian (pemuja kecantikan) saat menunggu klien-nya untuk kencan. Julia Roberts yang berperan sebagai pelacur kelas atas dalam film tersebut setidaknya mengilhami para kupu-kupu malam di negeri ini,
bahwa menjalani hidup dalam gelapnya malam adalah sebuah legalitas atas kebebasan. Menjalani aktivitas tersebut adalah jalan pintas dari sebuah kebuntuan ketika berhadapan dengan kemiskinan. So, dengan alasan untuk menyambung hidup, tak sedikit remaja putri yang nyemplung abis dalam glamour kehidupan malam.
Di Bekasi saja, sebagai salah satu kota penyangga DKI Jakarta, banyak ditemukan remaja-remaja putri yang berprofesi sebagai wanita penghibur (dari pemandu lagu dalam musik kosong alias karaoke sampai pelacur), baik di Bar maupun hotel yang menyediakan fasilitas hiburan tersebut.
Tawaran kehidupan dunia ditambah faktor ingin mendapatkan uang dengan cara mudah, menje-rumuskan para remaja putri dalam dunia yang seakan menafikan moral dan keimanan. Seperti diungkapkan Susi yang malam itu mengenakan busana sackdress warna merah menyala dengan belahan samping hingga ke pangkal paha, sedangkan bagian atas agak rendah dan terbuka (Pikiran Rakyat, 15 Pebruari 2000).
Sudah parahkah pergaulan remaja putri kita? Setidaknya, kasus yang menimpa remaja putri bernama Susi tadi mewakili ‘Susi-Susi’ yang lain. Mengerikan sekaligus menyedihkan!
Berani Tampil Beda?
Berbekal rokok putih, minyak wangi, alat rias? serta dandanan seksi, yang bikin adrenalin kaum Adam naik ke ubun-ubun adalah ‘aksesoris’ yang biasa dikenakan para kupu-kupu malam. So, memang sengaja tampil hot.
Malah, ada pengalaman yang bakal bikin kita nggak habis pikir. Dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun radio swasta di Jakarta beberapa bulan yang lalu, seorang narasumber—yang kebetulan juga berprofesi wartawan—dalam acara tersebut ia mengisahkan bahwa di Yogyakarta, ditemukan seorang ABG yang biasa mangkal di sekitar Malioboro sebagai kupu-kupu malam. Jangan salah, kalo siang gadis itu rajin juga sekolahnya, malah sholat dan puasa. Ironisnya, ketika diajukan pertanyaan kepadanya tentang sisi kehidupannya yang kontras itu, ia menjawab;”Kalo sholat dan puasa adalah perintah dalam agama saya, sedangkan jadi kupu-kupu malam adalah profesi saya!” Gilee beneeer!
Saudara-saudara, memang menyedihkan kenya-taan ini. Manusia pada dasarnya memang memiliki sisi gelap dan sisi terang dalam hidupnya. Tapi bukan berarti harus sevulgar yang dilakukan ABG putri yang biasa mangkal di kota gudeg itu. Ia menjalaninya sekaligus. Gelap dan terang.
Ini merupakan tamparan buat kita. Betapa rusaknya akhlak teman-teman kita. Memang berani tampil beda. Tapi beraninya dalam kesalahan. Henry Brooks Adams ketika berkomentar tentang moral, ia mengatakan, “Moralitas adalah kemewahan pribadi yang sangat mahal.”? Tapi celakanya, saat ini justru moral adalah barang dagangan yang sangat murah. Buktinya? Ya, teman-teman ABG putri yang menjualnya dengan murah, bahkan mungkin gratis!
Usia muda tak membuat sebagian teman-teman ABG putri grogi untuk tampil beda sebagai kupu-kupu malam. Jangan kaget, ABG-ABG yang berkeliaran di kota Bekasi banyak yang masih bau kencur. Berapa umurnya? 16 tahun!
Nah, untuk mengelabui usia, Santi—sebut saja begitu namanya—yang mengaku kegadisannya direnggut sang pacar tiga bulan silam, mengenakan sepatu dengan hak super tinggi sekitar 12 cm. Ia bersama belasan rekannya berada di tempat karaoke berupa ruko berlantai III, beberapa di antaranya baru berusia 17 tahun. Mereka terkadang menginap di sebuah ruangan yang berada di lantai paling atas. Ruangan tersebut selain untuk menyimpan berbagai “perlengkapan kerja”, juga digunakan sebagai tempat ganti pakaian atau menunggu tamu yang akan membooking jasa mereka (Pikiran Rakyat, 15 Pebruari 2000).
Ini baru kasus di negerinya Wiro Sableng, belum lagi kalo kita mau capek sedikit nengok kehidupan di negeri gajah putih, Thailand. Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Chulalongkorn, Thailand pada April 1997 mengumumkan, praktek-praktek ilegal, termasuk pelacuran anak-anak makin berkembang di Asia, termasuk di Thailand. Di negara gajah ini jumlah pelacur anak-anak tercatat 800.000 anak. Wuih, syerem, brur!
Ya, ini adalah masalah kita semua. Tentu saja masalah yang bukan hanya untuk dijadikan bahan berita semata. Atau cuma publikasi yang tak ada tindakan konkrit untuk mencegahnya. Kamu tentunya nggak bakalan nyangka bila ternyata perkembangan seputar kupu-kupu malam para ABG di negeri ini heboh juga. Mengerikan, ya?
Alasan Klise
Parahnya, aktivitas liar para kupu-kupu malam itu sering berlindung di balik kedok kemiskinan. Artinya, mereka terjun ke dunia maksiat itu karena alasan ekonomi. Padahal pada banyak kasus ditemukan, bahwa kaum venusian (pemuja kecantikan) ini berasal dari kalangan berduit atau keluarga kaya. Alasan mereka just fun alias cuma untuk hiburan dan kesenangan semata. Asal bisa dibeliin baju baru, jalan-jalan atau sekadar makan di retoran. Celakanya, justru yang begini yang? jumlahnya memang lebih banyak. Wah, berarti rusak banget ya, masyarakat ini??
Pengen bukti? Di Bandung, umumnya para ABG yang jadi kupu-kupu malam ogah disebut pelacur. “Kan kita nggak dibayar dan kalaupun saya mau ngelakuin begituan, kan bukan karena bayarannya tetapi karena saya suka,” jelas Yuni yang mengungkapkan dirinya dan umumnya teman-teman nongkrongnya, berasal dari keluarga yang kurang harmonis (Media Indonesia dalam Menelusuri Pelacuran ABG di Sejumlah Kota (19), 23 Agustus 1999).
Masih dalam laporan yang diungkap Media Indonesia di atas. Nola, sebut saja begitu. Mojang Priangan ini memang tak memasang tarif untuk kencan, bahkan bisa gratis. “Yang penting mau nraktir di restoran yang kelasnya oke, terus mau beliin baju dan yang pasti punya mobil yang asyik buat jalan-jalan,” kata Nola yang ceplas-ceplos ini. Bagaimana brur, parah banget kan?
Jadi sebetulnya, bisa dikatakan sedikit yang menjalani profesi sebagai kupu-kupu malam karena kepepet untuk nyambung hidup. Meski tentu saja, sedikit atau banyak, tetap adalah persoalan yang harus segera dibereskan. Baik alasan itu klise atau memang murni karena kepepet, tetap ini adalah kondisi amburadul produk peradaban kapitalisme yang memang memuja kebebasan individu. Gawat, Non, bener-bener gawat!
Yang jadi persoalan sekarang, apakah ini akan dibiarkan saja sampai korban yang terjerumus ke dunia hitam ini membengkak jumlahnya? Sungguh suatu ironi di negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya timur harus tenggelam dalam kemaksiatan yang tentu saja merendahkan moral.
Zina itu Haram
Jangan salah menilai, mentang-mentang yang melakukan pelacuran itu banyak, lalu kamu berfikir bahwa aktivitas tersebut adalah legal, baik secara moral maupun hukum. Tempat-tempat lokalisasi seperti Kramat Tunggak, Saritem, atau Dolly sudah kesohor sebagai tempat bisnis seks yang besar. Meski banyak yang melakukan pelacuran dan tempatnya mendapat restu dari Pemda, tapi bukan berarti itu legal menurut hukum syara’. Tahu kan hukum syara’? Bahasa sederhananya hukum Islam. Artinya dalam pandangan Islam jelas bahwa aktivitas tersebut sangat “dikutuk”. Allah berfirman : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesung-guhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Israa’ : 32).? Ungkapan dalam Al Quran bahwa zina adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk, merupakan peringatan dan penjelasan bahwa perbuatan tersebut adalah haram.
Brur, kita semua yakin bahwa kalau seluruh manusia ini taat kepada Allah dan tunduk kepada aturan yang dibuat-Nya, pasti segalanya aman. Nggak seperti sekarang, saat kita mendewakan ide kebebasan. HAM yang digembar-gemborkan Amerika, berhasil menipu dengan sukses kaum muslimin, tak terkecuali remaja muslim. HAM telah memberi jaminan atas individu untuk bebas melakukan apa saja yang diinginkan. Dari mulai kebebasan beraqidah, kebebasan berpendapat, kebebasan bertingkah laku, dan kebebasan kepemilikan.
Aktivitas yang dilakukan teman-teman ABG putri kita itu termasuk wujud dari pengaruh kebebasan bertingkah laku. Ini jelas akan sangat berbahaya, Non!? Karena cepat atau lambat, kebebasan ini akan mengubur kita. Faktanya? Kamu bisa lihat sendiri kan, betapa banyak teman-teman cewek kita yang berprofesi jadi kupu-kupu malam. Nggak peduli apakah alasannya karena kebutuhan perut atau memang hanya untuk bersenang-senang. Toh, dua-duanya tetap berdosa.
Tentu saja, dalam menilai kasus yang terjadi, Islam nggak sembarangan menjatuhkan vonis. Juga ketika kasus tersebut sudah divonis berdosa, si pelaku tidak hanya ditakut-takuti dengan siksaan di akhirat yang amat pedih, tetapi juga dikenakan sanksi yang tegas oleh negara, sebagaimana firman Allah SWT : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka cambuklah tiap seorang dari keduanya seratus kali cambukan, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman” (QS. An Nuur : 2). Nah, hukum cambuk merupakan sanksi bagi para pelaku perzinahan yang masih ABG (lajang).
Dengan penerapan sanksi tersebut bukan berarti Islam itu kejam, Non! Justru sebenarnya itulah jawaban dari problem masyarakat yang amburadul seperti sekarang ini. Of course, karena aturan tanpa sanksi, ibarat ular tanpa bisa.
Islam is Solution
Sebagai way of life, Islam tentu memiliki segudang bahkan? bisa jadi bergudang jawaban atas problematika masyarakat. Kasus pelacuran seperti aktivitas para kupu-kupu malam, jelas merupakan ancaman bagi keberlangsungan hidup manusia. Bahkan tak mustahil Allah akan menimpakan azab kepada kita. Rasulullah saw bersabda : “Apabila telah nampak perzinahan dan riba di suatu negeri, maka penduduk negeri itu telah menghalalkan diri mereka sendiri untuk mendapat-kan azab Allah” (HR. Thabrani dan Al Hakim)
Sebetulnya, problem maraknya aktivitas para kupu-kupu malam itu berawal dari kesalahan dalam penyaluran dorongan seksual. Dorongan ini muncul dari naluri mempertahankan jenis (Gharizah An-Na’u)? yang diciptakan Allah pada diri manusia, juga pada binatang. Naluri ini juga nampak dalam bentuk dorongan-dorongan yang lain, seperti suami mencintai istrinya, atau sebaliknya; orang tua mencintai anaknya atau sebaliknya.
Hanya saja, dorongan seksual ini tidak mutlak harus dipenuhi, karena tidak akan mengakibatkan kematian pada manusia. Contohnya? Para Rahib yang tidak menikah seumur hidupnya dia terbukti tidak mati. Iya kan? Berbeda halnya dengan kebutuhan jasmani, seperti makan atau minum. Pemenuhannya bersifat mutlak (harus). Jika manusia tidak makan atau minum dalam jangka waktu tertentu, maka ia akan mati. Nggak percaya, silahkan coba! Risiko ditanggung sendiri!
Selain itu, dorongan seksual ini muncul hanya jika ada rangsangan dari luar. Bisa karena melihat gambar porno, berkhayal, dll. So, jika tidak ada rangsangan dari luar, maka tidak akan bergejolak. Karena itulah Islam telah memberikan solusi sesuai dengan karakter naluri manusia, antara lain sbb :
  1. Mensunahkan Nikah
    Islam tidak melarang seseorang untuk menyalurkan hasrat seksualnya, asalkan dengan penyaluran yang benar. Untuk itulah pernikahan merupakan solusi yang diberikan Islam. Jika manusia tidak menyalurkannya dengan cara ini, maka tak ubahnya ia seperti binatang dan bahkan lebih rendah dari derajat binatang. Nadzubillah!
  2. Wajib Menutup Aurat
    Untuk menjauhkan rangsangan sekaligus menja-ga martabat dan kehormatan, maka Islam telah mewajibkan laki-laki dan wanita untuk menutup aurat, yaitu dengan mengenakan pakaian yang sesuai aturan Islam.
  3. Melarang Segala Aktivitas yang Merusak Akhlaq Masyarakat
    Semua bentuk aktivitas yang dapat merusak akhlaq masyarakat diharamkan dalam Islam. Saperti pembuatan film atau majalah porno, Iklan yang mengeksploitasi tubuh wanita, lokalisasi perzinahan, pergaulan bebas, dll.
Sayangnya, Islam tidak ditegakkan saat ini, sehingga penyakit masyarakat yang berkaitan dengan masalah seksualitas ini sulit, dan bahkan takan dapat diatasi. Oleh karena itu Islam harus diterapkan secara utuh dari sisi aqidah dan syariat-nya. Jika tidak, masyarakat sendiri yang akan merasakan dampaknya.? ?
Namun demikian meski aturan Islam saat ini tidak diterapkan, bukan berarti segalanya menjadi boleh dan legal. Yang haram tetap saja haram, meskipun aturan yang ada menghalalkannya. Kalau saat ini para kupu-kupu malam alias bunga trotoar itu bisa leluasa beroperasi tanpa ada sanksi di dunia, maka jangan harap ia akan dapat lolos dari sanksi Allah di akhirat. Dan perlu diingat, bahwa sanksi di akhirat tentu jauh lebih berat dari sanksi di dunia. Rasulullah saw bersabda : “Di dalam neraka Jahim nanti, kepada para penghuninya mendapat tuangan air mendidih, lalu air itu menembus perut dan menghantami setiap yang berada di dalamnya, hingga menembus kaki. Kemudian hancur dan kembali seperti semula” (HR. Turmudzi)
Oleh karena itu, kepada para remaja putri khususnya dan juga yang putra, janganlah kalian terjerumus dan terperdaya oleh gaya hidup permisivisme (serba boleh). Bukankan kita makhluk yang paling mulia, yang diberi akal oleh Allah. Kita bukan binatang. Jadi semestinya manusia bisa diatur, karena memiliki akal.
Suatu ketika ada seorang pemuda yang keberatan atas adanya larangan zina. Dia lalu menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. “Bagaimana seandainya ibumu atau saudara perempuanmu dizinai orang lain, apakah engkau suka?” Tanya Rasulullah saw.? “Tidak!” Jawab pemuda itu. “Begitu pula dengan orang lain”? Sejak mendengar jawaban itu, pemuda tersebut berhenti berzina. Itulah sikap manusia yang mau berfikir dengan akalnya dan mau menjaga martabatnya sebagai makhluk yang mulia!!!

Kupu-Kupu Malam; ‘Profesi’ Baru Remaja Putri

Lagu It Must Have Been Love-nya Roxette yang merupakan soundtrack film Pretty Woman, jadi semacam lagu wajib bagi kaum venusian (pemuja kecantikan) saat menunggu klien-nya untuk kencan. Julia Roberts yang berperan sebagai pelacur kelas atas dalam film tersebut setidaknya mengilhami para kupu-kupu malam di negeri ini, bahwa menjalani hidup dalam gelapnya malam adalah sebuah legalitas atas kebebasan. Menjalani aktivitas tersebut adalah jalan pintas dari sebuah kebuntuan ketika berhadapan dengan kemiskinan. So, dengan alasan untuk menyambung hidup, tak sedikit remaja putri yang nyemplung abis dalam glamour kehidupan malam.
Di Bekasi saja, sebagai salah satu kota penyangga DKI Jakarta, banyak ditemukan remaja-remaja putri yang berprofesi sebagai wanita penghibur (dari pemandu lagu dalam musik kosong alias karaoke sampai pelacur), baik di Bar maupun hotel yang menyediakan fasilitas hiburan tersebut.
Tawaran kehidupan dunia ditambah faktor ingin mendapatkan uang dengan cara mudah, menje-rumuskan para remaja putri dalam dunia yang seakan menafikan moral dan keimanan. Seperti diungkapkan Susi yang malam itu mengenakan busana sackdress warna merah menyala dengan belahan samping hingga ke pangkal paha, sedangkan bagian atas agak rendah dan terbuka (Pikiran Rakyat, 15 Pebruari 2000).
Sudah parahkah pergaulan remaja putri kita? Setidaknya, kasus yang menimpa remaja putri bernama Susi tadi mewakili ‘Susi-Susi’ yang lain. Mengerikan sekaligus menyedihkan!
Berani Tampil Beda
Berbekal rokok putih, minyak wangi, alat rias serta dandanan seksi, yang bikin adrenalin kaum Adam naik ke ubun-ubun adalah ‘aksesoris’ yang biasa dikenakan para kupu-kupu malam. So, memang sengaja tampil hot.
Malah, ada pengalaman yang bakal bikin kita nggak habis pikir. Dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun radio swasta di Jakarta beberapa bulan yang lalu, seorang narasumberyang kebetulan juga berprofesi wartawandalam acara tersebut ia mengisahkan bahwa di Yogyakarta, ditemukan seorang ABG yang biasa mangkal di sekitar Malioboro sebagai kupu-kupu malam. Jangan salah, kalo siang gadis itu rajin juga sekolahnya, malah sholat dan puasa. Ironisnya, ketika diajukan pertanyaan kepadanya tentang sisi kehidupannya yang kontras itu, ia menjawab;“Kalo sholat dan puasa adalah perintah dalam agama saya, sedangkan jadi kupu-kupu malam adalah profesi saya!” Gilee beneeer!
Saudara-saudara, memang menyedihkan kenya-taan ini. Manusia pada dasarnya memang memiliki sisi gelap dan sisi terang dalam hidupnya. Tapi bukan berarti harus sevulgar yang dilakukan ABG putri yang biasa mangkal di kota gudeg itu. Ia menjalaninya sekaligus. Gelap dan terang.
Ini merupakan tamparan buat kita. Betapa rusaknya akhlak teman-teman kita. Memang berani tampil beda. Tapi beraninya dalam kesalahan. Henry Brooks Adams ketika berkomentar tentang moral, ia mengatakan, “Moralitas adalah kemewahan pribadi yang sangat mahal.” Tapi celakanya, saat ini justru moral adalah barang dagangan yang sangat murah. Buktinya? Ya, teman-teman ABG putri yang menjualnya dengan murah, bahkan mungkin gratis!
Usia muda tak membuat sebagian teman-teman ABG putri grogi untuk tampil beda sebagai kupu-kupu malam. Jangan kaget, ABG-ABG yang berkeliaran di kota Bekasi banyak yang masih bau kencur. Berapa umurnya? 16 tahun!
Nah, untuk mengelabui usia, Santisebut saja begitu namanyayang mengaku kegadisannya direnggut sang pacar tiga bulan silam, mengenakan sepatu dengan hak super tinggi sekitar 12 cm. Ia bersama belasan rekannya berada di tempat karaoke berupa ruko berlantai III, beberapa di antaranya baru berusia 17 tahun. Mereka terkadang menginap di sebuah ruangan yang berada di lantai paling atas. Ruangan tersebut selain untuk menyimpan berbagai “perlengkapan kerja”, juga digunakan sebagai tempat ganti pakaian atau menunggu tamu yang akan membooking jasa mereka (Pikiran Rakyat, 15 Pebruari 2000).
Ini baru kasus di negerinya Wiro Sableng, belum lagi kalo kita mau capek sedikit nengok kehidupan di negeri gajah putih, Thailand. Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Chulalongkorn, Thailand pada April 1997 mengumumkan, praktek-praktek ilegal, termasuk pelacuran anak-anak makin berkembang di Asia, termasuk di Thailand. Di negara gajah ini jumlah pelacur anak-anak tercatat 800.000 anak. Wuih, syerem, brur!
Ya, ini adalah masalah kita semua. Tentu saja masalah yang bukan hanya untuk dijadikan bahan berita semata. Atau cuma publikasi yang tak ada tindakan konkrit untuk mencegahnya. Kamu tentunya nggak bakalan nyangka bila ternyata perkembangan seputar kupu-kupu malam para ABG di negeri ini heboh juga. Mengerikan, ya?
Alasan Klise
Parahnya, aktivitas liar para kupu-kupu malam itu sering berlindung di balik kedok kemiskinan. Artinya, mereka terjun ke dunia maksiat itu karena alasan ekonomi. Padahal pada banyak kasus ditemukan, bahwa kaum venusian (pemuja kecantikan) ini berasal dari kalangan berduit atau keluarga kaya. Alasan mereka just fun alias cuma untuk hiburan dan kesenangan semata. Asal bisa dibeliin baju baru, jalan-jalan atau sekadar makan di retoran. Celakanya, justru yang begini yang jumlahnya memang lebih banyak. Wah, berarti rusak banget ya, masyarakat ini?
Pengen bukti? Di Bandung, umumnya para ABG yang jadi kupu-kupu malam ogah disebut pelacur. “Kan kita nggak dibayar dan kalaupun saya mau ngelakuin begituan, kan bukan karena bayarannya tetapi karena saya suka,” jelas Yuni yang mengungkapkan dirinya dan umumnya teman-teman nongkrongnya, berasal dari keluarga yang kurang harmonis (Media Indonesia dalam Menelusuri Pelacuran ABG di Sejumlah Kota (19), 23 Agustus 1999).
Masih dalam laporan yang diungkap Media Indonesia di atas. Nola, sebut saja begitu. Mojang Priangan ini memang tak memasang tarif untuk kencan, bahkan bisa gratis. “Yang penting mau nraktir di restoran yang kelasnya oke, terus mau beliin baju dan yang pasti punya mobil yang asyik buat jalan-jalan,” kata Nola yang ceplas-ceplos ini. Bagaimana brur, parah banget kan?
Jadi sebetulnya, bisa dikatakan sedikit yang menjalani profesi sebagai kupu-kupu malam karena kepepet untuk nyambung hidup. Meski tentu saja, sedikit atau banyak, tetap adalah persoalan yang harus segera dibereskan. Baik alasan itu klise atau memang murni karena kepepet, tetap ini adalah kondisi amburadul produk peradaban kapitalisme yang memang memuja kebebasan individu. Gawat, Non, bener-bener gawat!
Yang jadi persoalan sekarang, apakah ini akan dibiarkan saja sampai korban yang terjerumus ke dunia hitam ini membengkak jumlahnya? Sungguh suatu ironi di negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya timur harus tenggelam dalam kemaksiatan yang tentu saja merendahkan moral.

Zina itu Haram

Jangan salah menilai, mentang-mentang yang melakukan pelacuran itu banyak, lalu kamu berfikir bahwa aktivitas tersebut adalah legal, baik secara moral maupun hukum. Tempat-tempat lokalisasi seperti Kramat Tunggak, Saritem, atau Dolly sudah kesohor sebagai tempat bisnis seks yang besar. Meski banyak yang melakukan pelacuran dan tempatnya mendapat restu dari Pemda, tapi bukan berarti itu legal menurut hukum syara’. Tahu kan hukum syara’? Bahasa sederhananya hukum Islam. Artinya dalam pandangan Islam jelas bahwa aktivitas tersebut sangat “dikutuk”. Allah berfirman : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesung-guhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Israa’ : 32). Ungkapan dalam Al Quran bahwa zina adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk, merupakan peringatan dan penjelasan bahwa perbuatan tersebut adalah haram.
Brur, kita semua yakin bahwa kalau seluruh manusia ini taat kepada Allah dan tunduk kepada aturan yang dibuat-Nya, pasti segalanya aman. Nggak seperti sekarang, saat kita mendewakan ide kebebasan. HAM yang digembar-gemborkan Amerika, berhasil menipu dengan sukses kaum muslimin, tak terkecuali remaja muslim. HAM telah memberi jaminan atas individu untuk bebas melakukan apa saja yang diinginkan. Dari mulai kebebasan beraqidah, kebebasan berpendapat, kebebasan bertingkah laku, dan kebebasan kepemilikan.
Aktivitas yang dilakukan teman-teman ABG putri kita itu termasuk wujud dari pengaruh kebebasan bertingkah laku. Ini jelas akan sangat berbahaya, Non! Karena cepat atau lambat, kebebasan ini akan mengubur kita. Faktanya? Kamu bisa lihat sendiri kan, betapa banyak teman-teman cewek kita yang berprofesi jadi kupu-kupu malam. Nggak peduli apakah alasannya karena kebutuhan perut atau memang hanya untuk bersenang-senang. Toh, dua-duanya tetap berdosa.
Tentu saja, dalam menilai kasus yang terjadi, Islam nggak sembarangan menjatuhkan vonis. Juga ketika kasus tersebut sudah divonis berdosa, si pelaku tidak hanya ditakut-takuti dengan siksaan di akhirat yang amat pedih, tetapi juga dikenakan sanksi yang tegas oleh negara, sebagaimana firman Allah SWT : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka cambuklah tiap seorang dari keduanya seratus kali cambukan, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman” (QS. An Nuur : 2). Nah, hukum cambuk merupakan sanksi bagi para pelaku perzinahan yang masih ABG (lajang).
Dengan penerapan sanksi tersebut bukan berarti Islam itu kejam, Non! Justru sebenarnya itulah jawaban dari problem masyarakat yang amburadul seperti sekarang ini. Of course, karena aturan tanpa sanksi, ibarat ular tanpa bisa.
Islam is Solution
Sebagai way of life, Islam tentu memiliki segudang bahkan bisa jadi bergudang jawaban atas problematika masyarakat. Kasus pelacuran seperti aktivitas para kupu-kupu malam, jelas merupakan ancaman bagi keberlangsungan hidup manusia. Bahkan tak mustahil Allah akan menimpakan azab kepada kita. Rasulullah saw bersabda : “Apabila telah nampak perzinahan dan riba di suatu negeri, maka penduduk negeri itu telah menghalalkan diri mereka sendiri untuk mendapat-kan azab Allah” (HR. Thabrani dan Al Hakim)
Sebetulnya, problem maraknya aktivitas para kupu-kupu malam itu berawal dari kesalahan dalam penyaluran dorongan seksual. Dorongan ini muncul dari naluri mempertahankan jenis (Gharizah An-Na’u) yang diciptakan Allah pada diri manusia, juga pada binatang. Naluri ini juga nampak dalam bentuk dorongan-dorongan yang lain, seperti suami mencintai istrinya, atau sebaliknya; orang tua mencintai anaknya atau sebaliknya.
Hanya saja, dorongan seksual ini tidak mutlak harus dipenuhi, karena tidak akan mengakibatkan kematian pada manusia. Contohnya? Para Rahib yang tidak menikah seumur hidupnya dia terbukti tidak mati. Iya kan? Berbeda halnya dengan kebutuhan jasmani, seperti makan atau minum. Pemenuhannya bersifat mutlak (harus). Jika manusia tidak makan atau minum dalam jangka waktu tertentu, maka ia akan mati. Nggak percaya, silahkan coba! Risiko ditanggung sendiri!
Selain itu, dorongan seksual ini muncul hanya jika ada rangsangan dari luar. Bisa karena melihat gambar porno, berkhayal, dll. So, jika tidak ada rangsangan dari luar, maka tidak akan bergejolak. Karena itulah Islam telah memberikan solusi sesuai dengan karakter naluri manusia, antara lain sbb :
1. Mensunahkan Nikah
Islam tidak melarang seseorang untuk menyalurkan hasrat seksualnya, asalkan dengan penyaluran yang benar. Untuk itulah pernikahan merupakan solusi yang diberikan Islam. Jika manusia tidak menyalurkannya dengan cara ini, maka tak ubahnya ia seperti binatang dan bahkan lebih rendah dari derajat binatang. Nadzubillah!
2. Wajib Menutup Aurat
Untuk menjauhkan rangsangan sekaligus menja-ga martabat dan kehormatan, maka Islam telah mewajibkan laki-laki dan wanita untuk menutup aurat, yaitu dengan mengenakan pakaian yang sesuai aturan Islam.
3. Melarang Segala Aktivitas yang Merusak Akhlaq Masyarakat
Semua bentuk aktivitas yang dapat merusak akhlaq masyarakat diharamkan dalam Islam. Saperti pembuatan film atau majalah porno, Iklan yang mengeksploitasi tubuh wanita, lokalisasi perzinahan, pergaulan bebas, dll.
Sayangnya, Islam tidak ditegakkan saat ini, sehingga penyakit masyarakat yang berkaitan dengan masalah seksualitas ini sulit, dan bahkan takan dapat diatasi. Oleh karena itu Islam harus diterapkan secara utuh dari sisi aqidah dan syariat-nya. Jika tidak, masyarakat sendiri yang akan merasakan dampaknya.
Namun demikian meski aturan Islam saat ini tidak diterapkan, bukan berarti segalanya menjadi boleh dan legal. Yang haram tetap saja haram, meskipun aturan yang ada menghalalkannya. Kalau saat ini para kupu-kupu malam alias bunga trotoar itu bisa leluasa beroperasi tanpa ada sanksi di dunia, maka jangan harap ia akan dapat lolos dari sanksi Allah di akhirat. Dan perlu diingat, bahwa sanksi di akhirat tentu jauh lebih berat dari sanksi di dunia. Rasulullah saw bersabda : “Di dalam neraka Jahim nanti, kepada para penghuninya mendapat tuangan air mendidih, lalu air itu menembus perut dan menghantami setiap yang berada di dalamnya, hingga menembus kaki. Kemudian hancur dan kembali seperti semula” (HR. Turmudzi)
Oleh karena itu, kepada para remaja putri khususnya dan juga yang putra, janganlah kalian terjerumus dan terperdaya oleh gaya hidup permisivisme (serba boleh). Bukankan kita makhluk yang paling mulia, yang diberi akal oleh Allah. Kita bukan binatang. Jadi semestinya manusia bisa diatur, karena memiliki akal.
Suatu ketika ada seorang pemuda yang keberatan atas adanya larangan zina. Dia lalu menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. “Bagaimana seandainya ibumu atau saudara perempuanmu dizinai orang lain, apakah engkau suka?” Tanya Rasulullah saw. “Tidak!” Jawab pemuda itu. “Begitu pula dengan orang lain” Sejak mendengar jawaban itu, pemuda tersebut berhenti berzina. Itulah sikap manusia yang mau berfikir dengan akalnya dan mau menjaga martabatnya sebagai makhluk yang mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar